Refleksi 28 Oktober: Menjadi Pemuda Pejuang Peradaban Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Refleksi 28 Oktober: Menjadi Pemuda Pejuang Peradaban Islam

Oleh Sherlina Dwi Ariyanti,A.Md.Farm.

(Aktivis Dakwah Remaja)

 

Sumpah Pemuda Sebatas Peringatan Tepat tanggal 28 Oktober 2023 merupakan peringatan sumpah pemuda ke-95 tahun. Bertepatan dengan ini, elemen kementerian menyelenggarakan acara sebagai bentuk peringatan sumpah pemuda. Menurut Menpora Dito Ariotedjo, konsep peringatan sumpah pemuda tahun 2023 ini mengusung tema yang ingin menggambarkan kehidupan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Demi mencapai tujuan bersama majukan Indonesia (Kemenpora, 27/10/2023).

Selain Menpora, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut serta dalam memberikan pesan bagi generasi muda. Beliau menyampaikan bahwa ketika pemuda memiliki privilege maka harus selalu diambil untuk menantang diri sendiri. Hal ini beliau sampaikan selama aktivitas yang dilakukan bertujuan untuk membangun negara dan bangsa menjadi lebih baik.

Kapitalisme Membajak Potensi Pemuda

Privilege yang dimiliki pemuda memang begitu besar. Termasuk peranan pemuda untuk peningkatan ekonomi juga termasuk kedalam privilege yang disampaikan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Hal ini juga didukung oleh Menpora terkait peranan besar pemuda dalam membangun perekonomian Indonesia pasca pandemic.

Namun sayang harapan ini menjadi sebuah jurang bagi pemuda saat ini. Berdasarkan harapan ini, secara sistemik regulasi mendorong pemuda untuk berambisi mewujudkan impian para penguasa tersebut. Dampak besarnya adalah dengan menggunakan topeng pembangunan negara, para kapital dengan halus membajak potensi pemuda demi keuntungan pribadinya. Tanpa sadar pemuda sukarela untuk melakukan segala hal yang direncanakan oleh pelaksana sistem kapitalisme untuk memperkaya para penguasa.

Hal ini dilancarkan oleh segala regulasi yang dibuat oleh negara. Kapitalisme menyebabkan pemuda melupakan bahkan tidak mengenal potensi dan perannya bagi kehidupan masyarakat. Menurut drg.Luluk Farida (13/12/2022) menyampaikan bahwa pembajakan kepada pemuda ini dilakukan dari banyak sudut salah satunya menjadikan pemuda memiliki profil sekuler kapitalis, dibajak untuk kepentingan industri kapitalis. Selain itu, serangan dari media kapitalis sekuler agar pemuda muslim hidup hedonis, arahan kreativitas demi cuan meskipun melanggar nilai-nilai agama.

Dari pembajakan ini menjadi hal yang wajar profil pemuda saat ini yang sibuk berlomba-lomba menjadi orang kaya dan memiliki uang banyak. Pemuda tidak merasa bahwa kondisi ini menunjukkan bahwa generasi saat ini belum terbebas dari penjajahan kapitalis. Sejatinya para kapital itu adalah penjajah yang secara halus melalui pemikiran sehingga pemuda terlena untuk bangkit.

Seharusnya pemuda dengan segala potensi besarnya tidak tenang dan nyaman hidup dibawah cengkraman para kapitalis. Seharusnya pemuda saat ini tidak diam untuk dijadikan mesin cuan demi kekayaan para kapital. Pemuda harus sadar pemikiran dan bangkit untuk menyudahi segala macam bentuk penjajahan. Seharusnya penjajahan ini bisa berhenti ketika pemuda mau bergerak.

Islam Mendidik Generasi Gemilang. Semua penjajahan ini tidak akan terjadi ketika pemuda bergerak untuk membangun peradaban yang shohih yaitu peradaban Islam. Peradaban dimana Islam yang menjadi sistem pengaturan kehidupan pemuda dan masyarakat.

Sejatinya Allah menyebut pemuda-pemudi muslim adalah bagian dari umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Seperti didalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 110 Allah Swt. Berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”

Islam begitu memuliakan pemuda sehingga sangat fokus dalam pendidikan pemuda. Hal ini dikarenakan pemuda adalah generasi penerus untuk melanjutkan peradaban. Hal ini terbukti secara riil ketika Islam menjadi sistem pengaturan kehidupan pada saat masa kekhilafahan. Konsep berfikir yang ditanamkan ditengah masyarakat seluruhnya bersumber dari Islam, sehingga bisa menghasilkan pemuda dengan kepribadian Islam.

Tokoh pemuda yang begitu sering disebut karena kehebatannya adalah Muhammad Al Fatih. Beliau adalah salah bukti nyata kesempurnaan Islam dalam mencetak generasi. Belum lagi pemuda lain seperti Shalahuddin Al Ayubbi dan pemuda-pemudi lain yang tidak cukup jika disebutkan hanya dalam satu tulisan ini. Semua pemuda hebat tersebut tidak terbentuk secara tiba-tiba. Pembentukan mereka dilakukan secara sistemik. Mulai dari segi keluarga yang membentuk dan menanamkan akidah Islam yang kuat kepada beliau. Didukung dengan kehidupan masyarakat yang tidak memberikan peluang sedikitpun untuk berfikir hal yang remeh. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas dalam hidupnya hanya ditujukan untuk Allah dan penyebaran Islam selayaknya Rasulullah.

Selain itu dari segi Pendidikan yang diberikan ketika sistem Islam diterapkan begitu sempurna dan mampu mencetak generasi untuk senantiasa menjadikan ilmu sebagai jalan untuk memperjuangkan agama Allah. Kondisi keluarga dan masyarakat tidak akan bisa memberikan efek dalam pembentukan kualitas akidah Islam pada pemuda hebat tersebut,

ketika aturan yang mengatur keluarga dan masyarakat tidak bersumber dari Islam pula. Oleh karena itu support yang tidak kalah besarnya adalah dari sistem pengaturan negara yang menerapkan Islam secara sempurna. Ini menjadi suatu keniscayaan ketika pemuda-pemudi hidup dilingkungan keluarga taat, masyarakat taat, dan diatur oleh peraturan negara yang taat kepada Allah, maka pemuda yang terbentuk juga pasti menjadi taat kepada Allah.

Muhammad Al Fatih yang berhasil membebaskan Konstantinopel. Shalahuddin Al Ayubbi yang membebaskan Baitul Maqdis setelah Khalifah Umar bin Khatab. Mereka tidak lahir di masa Kenabian Rasulullah, namun mereka hidup disistem kekhilafahan sebagai penerus Daulah Islam kepemimpinan Rasulullah. Segala sistem kepemimpinan, penentuan kebijkaan semua berdasarkan syariat Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Kegemilangan ini berjalan selama kurang lebih 1400tahun lamanya. Ilmuwan muslim dan muslimah terlahir diberbagai penjuru dunia membuktikan kegemilangan Islam yang menguasai 3/4 dunia. Bukti yang sedikit ini, sudah begitu menggambarkan membahagiakannya kehidupan didalam sistem Islam. Hal ini seharusnya menjadikan umat muslim saat ini sadar terutama pemuda bahwa perjuangan pemuda seharusnya mengembalikan peradaban Islam kepada umat muslim. Sejatinya peradaban suatu bangsa tergantung pada kualitas pemudanya.

Wallahu A’lam Bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *