Ramadhan Bulan Taqwa, Terapkan Sistem Mulia

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Mesi Tri Jayanti (Aktivis Dakwah Kampus)

 

Ramadhan menjelang tinggal hitungan hari. Saat mendengar janji Allah subhanahu wa ta’ala dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183 berupa pencapaian taqwa bagi orang-orang yang beriman dan menjalankan ibadah puasa pasti akan merasakan kerinduan dan kegembiraan saat menghampiri bulan ini.

Bulan istimewa dengan semua amalan ibadah dilipat gandakan. Keistimewaan Ramadan juga terbukti dengan banyaknya peristiwa penting yang tercatat sebagai sejarah emas kemenangan umat Islam.

Kebahagiaan menyambut bulan Ramadan adalah sikap yang terpuji dalam pandangan Islam, karena banyaknya kemuliaan, keutamaan, dan berkah pada bulan Ramadan yang membuat semakin nikmat dalam bermunajat kepada Allah.

Tidak heran jika muncul berbagai ekspresi masyarakat dalam menyambut Ramadan dengan rutinitas keseharian yang diselimuti nuansa islami

Masjid mulai dipenuhi para jamaah, pasar tradisional maupun modern dan toko-toko busana Muslimah yang menyajikan pakaian syar’i, serta iklan-iklan dan tontonan di televisi yang berlomba-lomba untuk memberikan tayangan religi. Demikianlah potret kebiasaan yang kerap kali disajikan saat menjemput bulan suci Ramadan.

Namun sayangnya, fenomena menyejukkan mata itu akan berlalu begitu saja saat Ramadan telah usai. Seolah menjadikan Ramadan sebagai bulan pelampiasan setelah penat menghadapi berbagai kesibukan rutinitas di bulan-bulan yang sebelumnya.

Fluktuasi iman dan ibadah setelah Ramadan kembali turun drastis seperti sebelum datangnya Ramadhan. Umat Muslim kembali tersibukkan dengan aktivitasnya masing-masing.

Begitu pun dengan rutinitas persoalan yang tak kunjung selesai masih sama dihadapi oleh masyarakat saat ini. Persoalan tersebut mulai dari aspek politik pemerintahan dengan hiruk pikuk pemilu dan pilkada yang baru berlangsung, krisis kepemimpinan, korupsi tak berkesudahan, pengangguran, kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga yang berakhir pada perceraian, pelecehan seksual, pergaulan bebas remaja yang jauh dari moral bangsa, persoalan kenaikan harga bahan-bahan pokok, hingga eksploitasi SDA yang menyebabkan bencana alam datang silih berganti.

Deretan permasalahan di atas merupakan sejumput persoalan dari jutaan yang tampaknya juga menimpa kaum Muslim di Ramadan kali ini.

Sistem kapitalis sekuler yang diterapkan di negara saat ini memberi peluang besar untuk terjadinya kerusakan dimana-mana. Tolok ukur perbuatan para pengemban mabda kapitalis adalah mendapatkan kemaslahatan atau euntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan hak-hak umum dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat. Asas sekuler yang memisahkan syariat Islam dari pengaturan kehidupan inilah yang menjadi dalang utama dari setiap problematika yang terjadi.

Sejatinya berbagai penghidupan yang sempit kita alami saat ini boleh jadi merupakan wujud dari peringatan Allah dalam Qur’an Surat Thaha ayat 124 yaitu akibat ketika kita berpaling dari peringatanNya, petunjuk dan wahyu-Nya dikesampingkan, serta syariah-Nya ditinggalkan. Sebaliknya, hukum warisan para penjajah dilestarikan. Hukum buatan manusia yang jauh dari ketentuan al-Quran dan as-Sunnah justru diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu kehidupan masyarakat terus dirundung masalah dan persoalan yang tak kunjung habisnya.

Ramadan merupakan bulan yang mulia saat al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pedoman bagi pengaturan kehidupan. Melihat berbagai potret kerusakan sistematis yang terjadi saat ini, membuat kita semakin menyadari bahwa tidak ada jalan keluar dari berbagai permasalahan yang ada kecuali hanya dengan kembali pada petunjuk wahyu, kembali pada syariah-Nya. Meniscayakan umat Islam masa kini untuk menerapkan kembali peraturan yang ada di dalamnya. Tentu dengan menerapkan syariat Islam untuk mengatur seluruh aspek kehidupan : ekonomi, moneter, politik, sosial, budaya dan aspek lainnya.

Penerapan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah) melalui sistem khilafah pasti akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi seperti yang telah Allah janjikan. Sebagaimana dulu Islam pernah berjaya dan memenangkan peradaban hingga mencapai dua per tiga dunia selama hampir tiga belas abad berturut-turut. Maka sangat tepat jika saat ini umat Islam kembali mengambil sistem yang mulia yang berlandaskan pada akidah Islam sebagai satu-satunya jalan hidup.

Oleh karena itu, Ramadan kali ini seyogyanya menjadi momentum penerapan sistem Islam secara kaffah disemua aspek kehidupan. Bukan sekedar semangat ibadah tahunan yang akan pupus di tengah jalan. Semoga dengan kesungguhan kita dalam menata semua amal di bulan penuh berkah ini, Allah berkenan menyegerakan janji-Nya. Mewujudkan kebangkitan Islam dengan tegaknya Khilafah ‘ala minjahun nubuwwah dan kita mendapat predikat sebagai penolong agama-Nya. Allahumma Aamiin, wallahu a’lam bish-shawwab[]

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *