PIP Solusi Pendidikan?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

PIP Solusi Pendidikan?

Tsabita

(Pegiat Literasi)

 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, melaporkan hingga 23 November 2023 penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Pusat Layanan Pembiayaan (Puslapdik) telah mencapai seratus persen target yaitu telah disalurkan kepada 18.109.119 penerima. Bantuan itu menelan Rp.9,7triliun setiap tahunnya.

Nadiem menuturkan, dengan adanya semangat merdeka belajar, pihaknya terus menguatkan kolaborasi dan gotong royong dengan pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Pada tahun 2024, pemerintah memberikan bantuan PIP untuk jenjang SD senilai Rp 450.000 per tahun dan SMP senilai Rp 750.000 per tahun. Khusus pelajar SMA dan SMK akan menerima Rp 1.800.000 per tahun.  Presiden Joko Widodo berharap melalui bantuan PIP yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pelajar dalam menimba ilmu disekolah, dapat membuat para pelajar menjadi lebih semangat untuk belajar dan berkeinginan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi (www.newsrepublika.co.id/26/1/2024)

 Pendidikan Hak Setiap Warga Negara

Sudah menjadi tanggungjawab penuh pemerintah dalam menjamin mutu pendidikan yang berkualitas bagi generasi, termasuk dalam memberi bantuan dana pendidikan 100 persen. Faktanya penyaluran dana yang dialokasikan secara bertahap, dan belum tersebar merata kepada 100 persen anak didik yang ada.

Seperti di daerah pelosok yang masih minim sarana dan prasarananya, lokasi belajar yang jauh hingga sulit dijangkau, bangunan sekolah yang rusak, mudah bocor di saat hujan, yang dapat mengganggu kenyamanan pelajar dalam menuntut ilmu. Belum lagi fasilitas sekolah yang tidak lengkap serta bahan ajar yang masih seadanya. Hal tersebut menunjukkan belum meratanya akses pendidikan, kondisi sarana dan prasarana, atau dengan kata lain belum meratanya kuantitas ataupun kualitas pendidikan.

Belum lagi banyaknya kasus amoral yang terjadi pada para pelajar, yang seolah tak ada ujung penyelesaiannya, Ini terjadi akibat kurangnya pemahaman agama dalam diri remaja. Pelajaran agama yang hanya seminggu sekali itupun kurang dari 2 jam, maka tak heran jika kehidupan generasi hari ini tidak lepas dari pergaulan bebas, tawuran, narkoba, hingga kriminalitas.

Sederet masalah tersebut menunjukkan masih banyaknya pekerjaan rumah pemerintah dalam bidang pendidikan. Karena itu, kualitas pendidikan bukan hanya tersedianya dana, tetapi juga kurikulum dan sumberdaya manusia (SDM) pendidikannya.

Sistem pendidikan yang diterapkan negara saat ini tidak lepas dari penerapan sistem sekularisme yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Alhasil melahirkan peserta didik yang dibina dengan nilai kebebasan (liberalisme) yang membentuk para pelajar memiliki pandangan hidup bahwa pencapaian materi adalah sumber kebahagiaan dan sebagai orientasi dalam tujuan pendidikannya.

Rasulullah SAW. Bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR Ibnu Majah)

 Pandangan Islam

Dalam Islam, pemerintah memiliki tanggung jawab penuh atas penyelenggara pendidikan warganya. Rasulullah SAW bersabda “Imam/Khalifah itu laksana gembala (raa’in) dan dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sistem Pendidikan yang berdasarkan akidah Islam akan membentuk generasi berkepribadian Islam. Bukan hanya menguasai ilmu kehidupan seperti sains dan teknologi, tetapi hasil dari pendidikan Islam akan melahirkan generasi yang kokoh keimanannya dan memiliki pemikiran Islam yang mendalam. Memiliki pola pikir dan perilaku yang Islami karena telah terikat dengan syariah Islam.

Dengan terbentuknya kepribadian yang Islami, maka akan tercipta individu yang bertakwa, serta masyarakat yang berada didalamnya akan berjalan teratur dengan pelaksanaan amar makruf nahi munkar dan tersebarnya dakwah Islam ke seluruh dunia.

Bahkan dalam Islam pendidikan dapat diakses secara gratis oleh semua rakyat karena sudah menjadi kewajiban negara. Sebagaimana kemajuan pendidikan dalam Daulah Islam yang mengalami masa gemilang, dengan lahirnya banyak para ulama dan ilmuwan muslim, seperti dalam bidang tsaqofah Islam. Menjadikan tsaqofah Islam sebagai motivasi dan orientasi pengembangan ilmu matematika, sains, dan teknologi. Begitupun ilmu pengetahuan yang kita pelajari hingga saat ini yang merupakan hasil dari kejeniusan para ulama dan ilmuwan muslim, seperti Ibnu Sina (pakar kedokteran), Al-Khawarizmi (pakar matematika), az-Zarqali (pakar astronomi),Ibnu al-Haitsam (pakar fisika) dan masih banyak lagi.

Fakta sejarah telah membuktikan kualitas pendidikan dalam Islam akan membentuk generasi emas. Semoga saja sistem Islam kembali tegak, sehingga akan kembali melahirkan generasi emas.

Wallahu a’lam bishawaab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *