Perempuan Berdaya, Generasi Berjaya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Perempuan Berdaya, Generasi Berjaya?

Oleh Widya Amidyas Senja 

Pendidik Generasi

 

Ali bin Abi Thalib – “Wanita itu seperti bunga. Mereka harus diperlakukan dengan lembut, baik dan penuh kasih sayang”.

Wanita atau perempuan diibaratkan seperti bunga, identik dengan keindahan, wewangian, kelembutan dan memerlukan perlindungan, perawatan serta kasih sayang agar ia tidak mudah layu, gugur, kering dan mati. Maknanya, perempuan memang memerlukan adanya perlindungan, ketergantungan akan orang lain yang dalam hal ini adalah pasangan. Namun perempuan adalah salah satu makhluk tangguh dan diberikan tanggung jawab dalam melahirkan generasi tangguh, salih dan cemerlang. Perempuan mampu menjadi pendobrak peradaban gemilang dengan tangan lembut dalam menjaga, mendidik dan senantiasa berada bersama generasi yang dilahirkannya.

Perempuan pada hakikatnya berperan sebagai cahaya dalam kehidupan rumah tangga, cahaya dalam ilmu dan pengetahuan pertama bagi anak-anaknya, serta cahaya dalam menjalankan keberlangsungan kehidupan yang bermakna dan syarat nilai ibadah.

Seiring berjalannya waktu, peran perempuan kini berubah. Perempuan dipaksa atau terpaksa diberdayakan menjadi tulang punggung keluarga. Betapa tidak, kesempatan laki-laki sebagai kepala keluarga menjadi sedikit bahkan hampir tidak ada kesempatan mencari nafkah bagi keluarganya, karena perusahaan-perusahaan lebih memilih kaum perempuan untuk dipekerjakan, dengan alasan perempuan lebih tekun, lebih teliti bahkan beredar penilaian dari beberapa sumber bahwa kaum perempuan tidak akan terlalu banyak menuntut lebih dibandingkan kaum laki-laki.

Lebih jauh mengamati, kaum feminis menginginkan adanya kesetaraan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki dari berbagai aspek kehidupan, termasuk kesempatan berkarir, berpolitik bahkan dalam rumah tangga. Adanya ide ini pun berdampak pada pergeseran peran seorang ibu, dari semula ibu fitrahnya adalah seorang wanita yang dapat mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik serta memastikan kebersamaan, kehangatan dan kenyamanan anak-anaknya bersama keluarga, kini beralih fungsi menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga tidak ada lagi sosok ibu yang dapat mencetak generasi cemerlang karena tidak ada lagi waktu di rumah dan sibuk mencari nafkah. Demikian juga laki-laki, yang akhirnya bertukar peran dengan ibu, yang sejatinya laki-laki tidak bisa seperti wanita yang fitrahnya sebagai pendidik handal.

Akibatnya, anak-anak tidak lagi berada dalam kontrol, perhatian, kehangatan, kasih sayang dan Pendidikan dari ibunya. Sehingga tidaklah heran jika generasi saat ini rusak dan melahirkan generasi zina, generasi aborsi, generasi narkoba, generasi LGBT serta generasi dengan banyaknya korban kekerasan dan kriminalitas.

Dikutip pada laman kemenpppa.go.id, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga bekerja sama dengan Lions Clubs Jakarta Selatan Tulip Distrik 307-B1 menyerahkan 250 paket bantuan spesifik pemenuhan hak anak kepada anak-anak Kampung Pemulung Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok pada Kamis (14/12). Sementara, di lokasi yang sama juga tersedia pemeriksaan kesehatan untuk mengecek kadar gula darah secara gratis. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-95 Tahun 2023, Depok (14/12/23).

Tentu berbagai santunan atau bantuan saja tidaklah cukup, mengingat pemenuhan hak anak, yaitu hak hidup, hak tumbuh dan hak berkembang bukan hanya perkara pemenuhan isi perut saja. Tetapi lebih dari itu, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, kasih sayang serta adanya peran ibu yang membersamai anak sebagai madrasah pertama. Berbagai perayaan serta selogan tematik mengenai hari ibu pun tidak efektif menjadikan perempuan menyadari peran sesungguhnya, yaitu ibu.

Selain itu, ide-ide feminisme seperti kesetaraan gender, childfree dan ide moderasi beragama yang melahirkan faham moderat dan pluralisme ini menjadikan generasi saat ini lemah dalam pemahaman agama.

Penyebab semua ini terjadi adalah sistem yang menerapkan sekulerisme-kapitalisme, yaitu sistem yang memisahkan kehidupan dari agama serta terciptanya standar kesuksesan berdasarkan materi. Maka, merupakan suatu kekeliruan besar serta mimpi semata ketika perempuan berdaya, generasi berjaya dan maju.

Bagaimana problematika ini diperbaiki?

Islam memberikan jawaban solutif paripurna atas problematika kehidupan yang mengancam keberlansungan generasi, yaitu mengembalikan peran perempuan kepada fitrahnya, sebagai ibu yang bertanggung jawab akan masa depan anaknya, meendidik anaknya sejak di dalam kandungan, mendidik anaknya memiliki keimanan dan berakhlak mulia, serta memiliki jiwa tangguh yang siap berjuang membela agamanya.

Hanya negaralah yang mampu mengembalikan peran perempuan dan kemuliannya kepada fitrahnya, serta bagaiman kedudukannya dibandingkan dengan kaum laki-laki, sebagaimana tercantum dalam firman Allah Swt. Yang artinya:

“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS. An Nahl : 97)

Begitupun kemuliaan perempuan yang dijamin oleh Islam, tercantum dalam firman Allah Swt. yang artinya:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Negaralah yang mampu memuliakan perempuan hanyalah negara yang berlandaskan Islam, menerapkan Islam sebagai segala aturannya yang berasal dari Allah Swt, yaitu sistem Islam kaffah.

Wallaahu’alam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *