Perang Opini Atas Agresi Israel terhadap Palestina

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ammi Rufaidah

 

Hari raya idul fitri selayaknya dirayakan dengan penuh kegembiraan, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas ketaatan dalam menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Takbir, tahmid dan tahlil berkumandang semenjak masuknya bulan syawal sampai sholat Id ditegakkan. Tetapi aroma kegembiraan hari raya idul fitri tidak dirasakan tahun ini oleh sebagian umat Islam yang berada di Palestina. Bukanlah suara takbir yang bergema dan suara tawa canda anak-anak dalam menyambut hari kemenangan, tetapi justru suara ledakan bom yang membombardir kota Gaza yang dilakukan Israel laknatullah.

 

Peristiwa ini diawali oleh insiden penyerangan Israel terhadap umat Islam di palestina pada akhir bulan ramadhan (10/5/20121), mereka menyerang jamaah sholat taraweh di masjidil Aqsha dan kemudian dilanjutkan dengan serangan balik oleh kelompok Hamas terhadap Israel. Akibat serangan udara zionis Israel telah syahid 232 warga palestina termasuk anak-anak dan para wanita serta ribuan yang terluka.

 

Bagaimana kemudian opini yang berkembang ditengah-tengah umat islam menghadapi agresi Israel atas palestina yang telah membuat ratusan syuhada dan pejuang banyak yang terluka. Apakah dengan mengecam dan mengutuk atau malah kemudian acuh tak acuh dan membuat opini miring yang menyesatkan. Respon yang ditunjukkan oleh kaum muslimin sebagian besar adalah mengecam dan mengutuk baik secara individu, komunitas lokal maupun global dan penguasa negeri-negeri muslim.

 

Jagat dunia maya ramai dengan dukungan terhadap palestina dan membanjirnya donasi dari umat untuk membantu saudara yang tertindas. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. “Dunia harus mengutuk dan menghentikan tindakan para tentara Israel yang biadab tersebut,” kata Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas (Kompas.com,12/5/2021).

 

Demikian juga dengan tokoh-tokoh ormas di Indonesia seperti NU, Muhamadiyah dan lainnya, semua melakukan kecaman keras atas agresi ini. Bahkan dukungan juga datang dari ribuan warga London yang berujuk rasa pro- Palestina berkumpul di luar kediaman resmi Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson di pusat kota London pada Selasa (11/4) waktu setempat (Sindonews,13 Mei 2021).

 

Dari derasnya opini dukungan terhadap palestina ternyata merebak pula opini sesat berupa penghinaan terhadap palestina yang dilakukan oleh generasi muda yang notabene mereka ingin mendapatkan ketenaran dari penderitaan saudaranya. Sungguh miris apa yang terjadi, telah hilangnya rasa kemanusian pada dada generasi muda. Tetapi suatu hal yang lebih memprihatinkan lagi dari pernyataan seorang pejabat tinggi di Indonesia yang menyatakan bahwa Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia, melainkan urusan mereka bangsa arab dan Yahudi. Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita.

 

Terkait maraknya dukungan tehadap Palestina, bisa jadi mewakili pemikiran sebagian umat Islam di Indonesia, bahkan menurutnya Negara ini sedang diserang oleh pemikiran ideologi khilafah (Sindonews, 19 Mei 2021). Menanggapi hal ini Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas meyatakan di dalam ajaran Islam tidak hanya diminta untuk memperhatikan dirinya saja tapi juga diminta untuk peduli kepada orang lain. “Bangsa Indonesia tidak boleh hanya sibuk berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri saja. Tapi Indonesia juga harus peduli terhadap nasib dan keadaan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, salah satu prinsip luhur dan mulia yang harus dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana bisa berjuang untuk tegak dan dijunjung tingginya nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan dalam hidup dan kehidupan ini,” jelasnya.

 

Maka dengan opini yang tidak benar memperlihatkan bahwa telah luntur bahkan hilangnya rasa kemanusiaan dan kepedulian yang menimpa orang lain, dibenaknya hanya kepentingan pribadi dan kelompok yang lebih utama. Apabila kepentingannya terusik maka akan terjadi pembelaan dengan beragam cara. Pudarnya dan bahkan hilangnya rasa kepedulian terhadap orang lain hal ini tidak lain karena buah sistem kapitalisme, yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja dan memilah mana yang menguntungkan dan merugikan secara materi.

 

Bahkan mengaitkan setiap kejadian dimana realita meningkatnya ghirah keimanan pada kaum muslimin yang selalu peduli dengan urusan umat. dengan bahaya pemikiran idiologi khilafah merupakan cara yang sering digunakan penguasa saat ini untuk selalu memadamkan semangat umat untuk kembali pada sistem Islam.

 

Perang opini atas agresi Israel terhadap palestina, telah dimenangkan oleh banyaknya dukungan terhadap palestina di media social. Akhirnya pada Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 pagi waktu Palestina atau Israel telah dilakukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina yang telah diumumkan oleh. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), keputusan itu diambil setelah seruan sejumlah negara atas situasi di Palestina dalam Debat Majelis Umum ke-67 PBB, Kamis (20/5/2021)( Beritasatu.com).

 

Dengan gencatan senjata tentara Israel menarik mundur pasukannya dari Gaza. Warga palestina merayakan kemenangan dengan mendatangi masjidil Aqsa untuk melakukan sujud syukur dan meneriakan takbir, tahmid dan tahlil. Kemenangan yang tidak terbayang sebelumnya karena Israel mendapatkan banyak dukungan terutama dari AS dan tidak berfungsinya PBB serta lemahnya dukungan negeri Islam yang hanya mampu melakukan kecaman dan kutukan tanpa memberikan bantuan kekuatan militer.

 

Kemenangan yang diperoleh Palestina melalui gencatan senjata bukanlah kemenangan hakiki yang mampu menjaga warga palestina mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Kemenangan yang diberikan barat untuk meredam perjuangan palestina hanyalah sementara, dan sering terjadi berulang kali tanpa akhir.

 

Sehingga untuk mengembalikan palestina kepangkuan kaum muslimin adalah melalui kekuatan militer yang hebat yang mampu mengalahkan Israel dan sekutunya. Kekuatan militer ini hanya bisa dibentuk oleh kekuatan besar kaum muslimin yang bersatu pada tujuan yang sama yaitu menegakkan syariah Allah di muka bumi dibawah naungan khilafah Islamiyah.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *