Penangguhan Bantuan Terhadap Palestina, Bukti Buruknya Sistem Kapitalis 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Penangguhan Bantuan Terhadap Palestina, Bukti Buruknya Sistem Kapitalis 

Kanti Rahayu

(Aliansi Penulis Rindu Islam)

 

Sejak dimulainya perang, lebih dari lima juta pengungsi Palestina bergantung pada bantuan kemanusiaan UNRWA untuk mata pencaharian mereka. Keberadaan UNRWA sangat penting bagi rakyat Palestina. Bantuan kepada jutaan warga Palestina kini terputus karena negara-negara donor memutuskan untuk memotong dana ke UNRWA. Tindakan ini dilakukan karena tuduhan Israel bahwa ada 12 anggota UNRWA yang membatu Hamas dalam serangan 7 Oktober 2024 ke Israel. Meski demikian masih ada 8 negara yang masih memberi dukungan bantuan pada UNRWA (Norwegia, Uni Emirat Arab, Belgia, Portugal, Irlandia, Swedia, Kanada, dan Spanyol (tempo.co 12/03/24)

Penangguhan bantuan ini akan berdampak serius pada nasib warga Palestina di Gaza. Lebih dari 27.000 orang telah terbunuh sejak Israel melancarkan operasi militer besar-besaran. Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 1,2 juta anak di Gaza saat ini membutuhkan dukungan kesehatan jasmani dan rohaninya.

UNRWA adalah salah satu dari sedikit organisasi bantuan internasional yang masih dapat beroperasi di wilayah tersebut. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah pergi ke selatan, dan setidaknya 1,7 juta warga Palestina mengungsi di fasilitas UNRWA. Sejak penangguhan bantuan kepada UNRWA, bantuan kemanusiaan kepada penduduk Gaza mengalami penurunan. Dulu, setiap hari ada 500 truk yang tiba di Gaza, namun kini jumlahnya berkurang menjadi sekitar 200 truk.

Situasi warga Palestina yang mengungsi di kota Rafah di selatan Gaza semakin mengkhawatirkan. Mereka tidak hanya berjuang menghindari serangan Israel, tetapi mereka juga harus bertahan hidup di tengah krisis air dan pangan. Mohammed Abed/AFP (merdeka.com 21/2/24)

Akibat penangguhan dana tersebut, anak-anak Gaza terancam kelaparan dan kematian. Misi kemanusiaan, yang menjadi fokus dan harapan jutaan warga Gaza, runtuh akibat tindakan tidak simpatik negara-negara Barat.

Meskipun terjadi tragedi kemanusiaan akibat perang, penangguhan pendanaan bantuan kemanusiaan UNRWA oleh Amerika Serikat dan 10 negara lainnya bisa memperpanjang penderitaan rakyat Palestina. Secara tidak langsung, Amerika Serikat dan negara-negara pendukung UNRWA melakukan genosida terhadap masyarakat Gaza. Dana terputus, bantuan kemanusiaan terputus, dan akibatnya, warga Palestina menghadapi kelaparan yang menyebabkan kematian massal.

Pemangkasan dan penangguhan dana bantuan kemanusiaan makin menegaskan bahwa Barat tidak benar-benar memihak pada kemanusiaan. Dunia dalam ideologi kapitalisme telah mengabaikan empati dan kepedulian. Dunia diam, seakan merestui penangguhan. Rasa kemanusiaan juga telah mati. Pembantaian sedang berlangsung, tetapi dunia membisu dan pura-pura buta atas tragedi yang terjadi.

Bantuan kemanusiaan diberikan ke Palestina melalui UNRWA. Negara donor terbesar adalah Amerika Serikat dan Barat. Namun, pada saat yang sama, mereka mengizinkan Israel untuk hidup dan melakukan pemukiman, pembantaian, dan pengusiran warga Palestina. Ini seperti memberi makanan untuk Palestina agar bisa bertahan dari perang. Yang tidak mampu bertahan akan mati, sementara yang bertahan harus menjalani hidup dalam keputusasaan dan penderitaan.

Bagi Amerika Serikat dan negara-negara Barat, Palestina ibarat arena hidup dan mati. Mereka mempermainkan darah anak-anak Palestina. Kemanusiaan macam apa yang mereka tafsirkan selama ini? Pada saat yang sama, kehadiran UNRWA merupakan respon terhadap pembentukan “negara Yahudi” di Palestina, melanjutkan perjuangan melawan Muslim Palestina. UNRWA sendiri mempunyai mandat khusus untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada pengungsi Palestina.

Karena entitas Yahudi adalah sumber permasalahannya, maka solusi atas kejahatan terhadap kemanusiaan adalah Barat harus mengakhiri dukungan militernya terhadap Zionis. Puluhan organisasi kemanusiaan tidak ada artinya jika entitas Zionis ini terus hidup di tanah Palestina. Sementara itu, kita semua tahu bahwa PBB tidak lagi mempunyai peran karena lambatnya PBB dalam menghentikan aktivitas yang di lakukan yahudi.

Inilah rusaknya sistem kehidupan kapitalis. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang secara ideologis mendukung dan menunjukkan dua wajah berbeda pada saat yang bersamaan. Di satu sisi mereka menunjukkan kemurahan hati sebagai donatur kepada Yayasan UNRWA. Di sisi lain, mereka menunjukkan arogansi dengan mendukung operasi militer Zionis di Palestina dengan dalih membasmi kelompok teroris.

Pada saat yang sama, dampak terbesar dari dukungan militer ini adalah hancurnya infrastruktur publik, yang mengancam kelangsungan hidup lebih dari dua juta warga Palestina, termasuk hilangnya puluhan ribu nyawa orang akibat serangan Zionis* tanpa pandang bulu. Hal ini menunjukkan bahwa wajah kapitalisme jauh dari kemanusiaan.

Ini berbeda dengan sistem islam. Islam sebagai agama yang sempurna dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Padahal, Allah Taala menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa status seseorang tidak diukur dari ras dan golongan, melainkan dari tingkat ketakwaannya. Nilai-nilai kemanusiaan tersebut terangkum dalam poin-poin berikut ini:

Pertama, larangan membunuh sesama manusia. QS An-Nisa: 93 Allah SWT berfirman: “Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka baginya adalah (neraka) jahanam.

Dalam hukum Islam, pembunuhan merupakan salah satu dari sekian banyak dosa besar yang akibatnya sangat berat di hadapan Allah Taala. Al-Qur’an menekankan bahwa menghilangkan satu nyawa pada dasarnya sama dengan membunuh seluruh umat manusia.

Allah SWT berfirman: “Itulah sebabnya Kami menetapkan (hukum) bagi Bani Israil bahwa barangsiapa yang membunuh seseorang, bukan karena ia membunuh orang lain atau bukan karena ia menimbulkan keburukan di muka bumi, maka seolah-olah ia membunuh seluruh umat. memelihara kehidupan satu orang, seolah-olah dia memelihara kehidupan semua orang. Sesungguhnya Rasul Kami datang kepada mereka (membawa) ilmu yang jelas. Namun kemudian setelah itu banyak yang melampaui batas di bumi.” (QS Al-Maidah: 32).

Kedua, Islam melarang menzalimi dan merugikan kafir dzimi. Hal ini dijelaskan oleh sabda Rasulullah ﷺ: “Barangsiapa menyakiti seorang dZimi(seorang non-Muslim yang tidak berperang melawan umat Islam), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan siapa pun yang menyakitiku, dia telah menyakiti Allah.” (HR Thabrani).

Ketiga, Islam memiliki etika yang indah dalam berperang, yaitu larangan merusak ruang publik, membunuh anak-anak dan perempuan, serta tidak menyerang musuh yang menyerah. Demikianlah etika berperang yang diatur oleh Islam.

Keempat, tidak ada paksaan untuk menerima Islam. Artinya, Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk masuk Islam. Bukti kebenaran Islam sangat jelas dan tegas. Namun barang siapa yang mendapat petunjuk dari Allah dan yang dadanya dibukakan oleh Allah, maka dia memeluk dan masuk Islam dengan kesadarannya sendiri. Sebaliknya, orang yang hatinya dibutakan oleh Allah dan terkunci hati, pendengaran dan penglihatannya, maka tidak ada gunanya memaksa dan menekannya untuk menerima Islam.

Kelima, Islam sangat menganjurkan menolong dan menolong orang yang membutuhkan serta memfasilitasi urusan lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang merasa bahagia karena Allah menyelamatkannya dari kesulitan di hari kiamat, hendaknya ia menghilangkan kesulitan orang yang menderita tersebut atau meninggalkan sesuatu yang dimilikinya.” (HR Muslim).

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *