Negara Menjaga Kesehatan Warganya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Negara Menjaga Kesehatan Warganya

Oleh Euis Somantri

(Kontributor Suara Inqilabi)

 

Masih lekat jejak digital kasus gagal ginjal akut pada anak, sekarang kita harus dihadapkan dengan melonjaknya kasus diabetes anak. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus diabetes anak melonjak drastis sampai 70 kali lipat pada 2023 jika dibandingkan pada 2010. Kasus pada Januari 2023 adalah 2 per 100.000 sebagai pembanding sedangkan pada 2010 sebesar 0,028 per 100.000.

Penyakit diabetes pada anak ini muncul bukan karena keturunan semata, akan tetapi karena kesalahan dalam pola makan atau konsumsi. Diabetes anak hanyalah puncak gunung es, penyakit tersebut tidak sendiri.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa diabetes merupakan ibu dari segala penyakit karena diabetes bisa memicu penyakit kronis lainnya. Saat ini kasus kanker juga mengancam anak-anak. Leukimia menurut data, merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak. Kanker anak ini berbeda dengan kanker pada orang dewasa, kanker anak ternyata tidak dapat dicegah.

Ada beberapa faktor penyebab atau hal yang memicu penyakit-penyakit tersebut, salah satunya karena rakyat belum memiliki pola makan yang sehat. Contohnya yaitu rakyat banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih. Faktor ekonomi pun berpengaruh dalam pola konsumsi rakyat, karena tingginya kemiskinan semakin menambah besarnya kesalahan dalam pola makan.

Dalam proses produksi juga dengan modal yang terbatas membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah untuk menghasilkan suatu produk dengan keuntungan yang besar, tidak mempedulikan efek negatif yang timbul dari konsumsi produk tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan maraknya industri makanan dan minuman yang mengandung gula, kondisi ini kontraproduktif dengan melonjaknya kasus diabetes pada anak. Hal ini juga yang membuat kuota impor gula terus meningkat tiap tahunnya seiring bertambahnya industri makanan dan minuman. Namun dalam sistem kapitalisme, kepentingan kapitalis jelas lebih utama daripada kesehatan anak-anak atau masyarakat.

Sudah seharusnya pemerintah melakukan tindakan upaya pencegahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang rakyat, khususnya anak-anak sebagai generasi masa depan. Dengan meningkatkan pengawasan ketat terhadap makanan, minuman dan obat-obatan.

Peran BPOM selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan sangat berpengaruh dalam hal ini, jangan sampai lembaga atau badan yang memangku kewenangan mendapat intervensi dari pihak produsen makanan atau obat-obatan. Himbauan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan rajin olahraga pun harus semakin gencar dilakukan, jangan kalah menarik dengan iklan atau kemasan dari produk-produk yang mengandung gula berlebih atau bahan berbahaya lain.

Lagi dan lagi kapitalisme menuai bumerang kezaliman demi kezaliman terhadap semua manusia. Makin terang benderang, kapitalisme tidak hanya racun pemikiran, tapi juga menghasilkan racun pada makanan yang dikonsumsi manusia yang selanjutnya berwujud penyakit degeneratif. Terlebih jika yang mengkonsumsi adalah anak-anak ini jelas penghancuran generasi sejak dini yang tidak bisa kita biarkan.

Dalam Islam, terdapat perintah untuk kita makan makanan atau minuman yang halal dan thoyyib dalam rangka menjaga kualitas generasi yang sehat dan kuat. Hal ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus disertai oleh penguasa negara secara sistematis. Berbagai kezaliman di tengah umat terjadi karena tidak diterapkannya syariat Islam.

Fungsi negara saat ini hanya sebagai regulator bukan lagi sebagai junnah (perisai) dan raa’in (pengurus) rakyat. Dalam kepemimpinan Islam, khilafah, akan melindungi rakyatnya dari segala macam marabahaya, rakyat dididik dengan pemahaman akidah Islam dan dijauhkan dari pemahaman kufur. Saatnya kembali pada sistem Islam yang rahmatan lil alamin.

Wallahu’alam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *