Naiknya Harga Beras Semakin Ganas

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Naiknya Harga Beras Semakin Ganas

Wida Rohmah

Kontributor Suara Inqilabi

Setahun terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan yang tinggi, bahkan kenaikan harga beras di tahun 2023 nyaris 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Lantas, apakah harga beras bisa kembali turun hingga ke level Rp10.000 per kg atau Rp 11.000 per kg untuk beras medium?

 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai, jika harga beras kembali turun ke level Rp10.000 per kg untuk beras medium, maka petani akan menangis, karena otomatis harga gabah akan tertekan ke bawah lagi. Menurutnya, dengan harga beras yang ada saat ini petani sedang berbahagia, karena setidaknya para petani bisa bernafas sejenak dengan harga gabah yang tidak ditekan murah.

 

“Kalau diharapin kembali ke Rp10.000 (per kg) kasihan petaninya. Jadi ya udahlah Kenapa sih maunya (turun), katanya sekarang lagi sudah baik kenapa ditekan lagi? Kasihan, karena harga beras itu ya apa kata harga gabah. Kalau harga gabahnya ditekan, harga beras mau Rp10.000 berarti harga gabahnya harus dibawah Rp5.000,” kata Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/1/2024). Menurut Arief, kebijakan terkait harga beras dan gabah harus seimbang antara hulu dengan hilir.

 

Keputusan pemerintah ini membuat masyarakat gusar, banyak yang mengeluh karena kebijakan ini tidak berpihak pada masyarakat yang khususnya kalangan menengah ke bawah.

 

Kenaikan harga beras yang terus melonjak menunjukkan kegagalan negara dalam menjamin kebutuhan pangan murah untuk rakyat, semua ini dikarenakan sistem ekonomi Kapitalisme sebagai dalang utamanya. Sistem Kapitalisme membuat negara hanya mengejar manfaat juga selalu mempertimbangkan untung rugi dalam mengurus masyarakat. Jika dengan kenaikan harga beras ini ada keuntungan bagi negara maka pasti akan dilakukan walaupun menyengsarakan masyarakat, pun sebaliknya jika merugikan maka tidak akan diterapkan kebijakannya. Termasuk perekonomian saat ini, jika menguntungkan para pengusaha yang bekerjasama dengan negara maka sah-sah saja dilakukan, tak peduli rakyat yang akan dirugikan.

 

Sistem Kapitalisme hanya mengedepankan keuntugan materi semata tanpa memperhatikan kesejahteraan masrakyat. Apalagi menjamin pemenuhan kebutuhan masrakyat secara keseluruhan.

 

Maka satu-satunya sistem yang layak digunakan untuk mewujudkan stabilitas harga dan terwujudnya kedaulatan pangan bagi rakyat hanyalah Islam. Hanya Islam yg mampu melahirkan sistem politik dan ekonomi yang benar-benar berorientasi kesejahteraan rakyat. Secara politik, Islam menegaskan fungsi politik kepala negara atau khalifah sebagai penanggung jawab dalam pengurusan urusan rakyat dengan berlandaskan syariat Islam. Negara wajib menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. riwayat Bukhari dan Musim, “Imam atau khalifah itu laksana gembala dan hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap hewan gembalanya.”

 

Islam tak memandang untung rugi dalam mengurus masyarakat, karena urusan negara dengan masyarakat bukanlah masalah bisnis tetapi urusan kepengurusan atau tanggung jawab. Negara di dalam menentukan setiap kebijakan harus mempertimbangkan bagaimana keadaan masyarakat, melihat perekonomian setiap individunya, dan tidak mengutamakan asing atau importir sebagai penentu kebijakan.

 

Dengan demikian hanya dengan Islam permaslahan kenaikan harga beras ini dapat terselesaikan dengan baik. Pengontrolan, pengawasan, dan penjagaan pada harga pasar, dalam sistem ekonomi Islam sangat diperhatikan dengan serius. Haruslah Islam diterapkan pada institusi negara, yaitu dalam bentuk negara Islam.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *