Menumpur Entitas Penjajah di Bumi Palestina

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Menumpur Entitas Penjajah di Bumi Palestina

Widya Amidyas Senja 

 Pendidik Generasi

 

Craig D. Loundsbrough – “Dalam pertempuran apa pun yang kita hadapi, kita sering kehilangan harapan. Dan begitu kita kehilangan harapan, kita tidak hanya kalah dalam pertempuran, kita juga kehilangan segalanya”.

Bumi Palestina. Belahan bumi dengan semangat jihad berkobar, tidak pernah kehilangan harapan, memiliki harga diri serta jati diri luhur. Sehingga optimisme untuk meraih kemenangan tidak pernah padam. Menjadikan apa yang ditulis oleh Craig D. Loundsbrough menjadi teori yang nyata, ketika harapan tetap ada, maka mereka para pejuang Palestina tidak akan pernah kehilangan segalanya. Bahkan ketika nyawa melayang, harga diri mereka tetap hidup.

Peningkatan intensitas tindak kekerasan dari zionis Israel yang begitu kejam pun, tidak mengurangi harapan mereka untuk menang, meraih haknya atas tanah mereka, tanah yang diberkahi, tanah para Nabi, tanah yang menjadi kiblat pertama umat Islam.

Hari ke-100 genosida Israel di bumi Palestina yang menewaskan 23.843 jiwa semakin mempertegas kebengisan Israel dan negara sekutunya. Hingga PBB mengatakan pada hari Sabtu bahwa perang Gaza “menodai kemanusiaan” ketika Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menggandakan sumpahnya untuk mengalahkan Hamas.

106 jiwa yang gugur diantaranya adalah para Jurnalis di Gaza. Dilansir pada laman republika.co.id pada Senin (8/1/2024), Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan keprihatinan mendalam mengenai tingginya jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh di Jalur Gaza, menyusul kematian dua jurnalis yang bekerja untuk Al Jazirah biro Gaza pada 7 Januari lalu.

Sementara itu, International Court of Justice (ICJ) akan memulai persidangan perdana dugaan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza pada 11-12 Januari 2024. Afrika Selatan (Afsel) selaku pihak yang membawa kasus tersebut ICJ akan menghadiri persidangan tersebut. “Kami akan hadir di pengadilan ICJ pada tanggal 11 bulan ini. Kami akan memaparkan kasus kami mengenai mengapa kami berpikir berdasarkan semua bukti termasuk niat khusus dari kejahatan genosida, kami menemukan bahwa berdasarkan banyak pernyataan dari para pemimpin bahwa ada niat khusus,” kata Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Afsel Zane Dangor, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (3/1/2024).

Ironisnya, ketika banyak negara bahwa ini suatu kejahatan berat, konvensi genosida ini merupakan pelanggaran besar, pihak Israel masih memiliki keberanian bahwa Hamas adalah teroris. Bahkan Netanyahu bersikeras bahwa tidak ada pengadilan atau musuh militer yang dapat menghentikan Israel untuk mencapai tujuannya dalam menghancurkan Hamas.

Ini menunjukkan bahwa jelas bumi Palestina bukan lagi memerlukan dukungan berupa kecaman terhadap Israel, bantuan pangan atau sekedar mengibarkan bendera Palestina. Bumi Palestima membutuhkan bantuan militer yang dapat membantu perjuangannya. Karena Israel kini mendapatkan dukungan penuh dari negara adikuasa dan negara-negara besar lainnya. Sehingga Israel memiliki kepercayaan diri untuk meraih kemenangan.

Saat ini negeri kaum muslim tidak banyak membantu untuk melenyapkan penjajah. Bukan tanpa upaya. Namun kesulitan untuk mengirimkan bantuan terjadi karena adanya hukum-hukum internasional dan sekat nasionalisme yang menghalangi satu negara masuk ke negara lain.

Bumi Palestina butuh umat Islam yang bersatu yang mampu menggerakkan dunia untuk mewujudkan bantuan nyata dari negeri-negeri muslim berupa kiriman tentara untuk mengimbangi bahkan mengalahkan kekuatan zionis Israel dan para sekutunya. Hal ini hanya dapat terwujud dengan tegaknya daulah khilafah di muka bumi ini.

Khilafah akan akan mampu membebaskan Palestina dan negeri muslim jajahan lainnya dengan segenap kemampuan. Karena merupakan suatu kewajiban sebagai pelindung kaum muslim. Seperti halnya yang terjadi pada zaman kejayaan Islam di masa Rasulullah, para sahabat serta kekhilafahan selanjutnya, tidak ada negeri muslim yang dibiarkan terjajah. Seluruh negeri kaum muslim menjadi satu tubuh yang sistematis.

Khilafah hanya dapat terwujud jika seluruh kaum muslim bersatu, mengembalikan keyakinan dan menerapkan seluruh aturan kehidupan dengan syariat Islam. Sehingga tidak ada lagi sekat nasionalisme yang memisahkan dan memecah belah kesatuan dan persatuan umat Islam. Keyakinan umat Islam akan janji Allah Swt dalam bisyarah Rasulullah saw haruslah dihujamkan dalam benak sesuai dengan hadist berikut :

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika ia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada pemerintahan Islam yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu dia akan mengangkatnya jika Dia Berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan ditaktor yang menyengsarakan, ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Pemerintahan Islam (Khilafah Islam) yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad)

Namun tentu saja wajib adanya peran umat muslim untuk senantiasa bejuang menegakkan khilafah dengan senantiasa beramal shalih, beramar makruf nahi munkar serta senantiasa menegakkan dakwah di tengah masyarakat. Sehingga masyarakat dapat paham dan yakin serta Bersama-sama berjuang menegakkannya.

Wallaahu’alam bissawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *