Masalah Penumpukan Sampah Tuntas dengan Ta’at Syari’at Kaffah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Masalah Penumpukan Sampah Tuntas dengan Ta’at Syari’at Kaffah

 

Oleh: Ummu Asma’

Kontributor Suara Inqilabi

 

Saat ini masalah penumpukan dan penambahan volume sampah yang dihasilkan oleh industri ataupun rumah tangga memang belum bisa diselesaikan secara tuntas. Upaya preventif ataupun kuratif yang dilakukan tidak menunjukkan hasil yang diinginkan. Misalnya di Kota Bandung saja, sampah masih menjadi permasalahan seurius yang harus segera diatasi.

Dikutip dari Bandung.go.id 29/04/2023), Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna saat mengunjungi lahan Eks TPA Cicabe, Sabtu 29 April 2023. Beliau mengatakan, “Perlu ditangani cepat. Ini mulai ancaman darurat. Alhamdulillah kita punya lahan sendiri, mungkin besok sudah mulai ada yang dibuang ke TPA sementara ini.”

Kebijakan tersebut dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menangani permasalahan sampah akibat kendala operasional di TPA Sarimukti. Salah satunya menyiapkan Cicabe sebagai Tempat pembuangan Akhir (TPA) darurat.

Penumpukan sampah yang terus terjadi tidak terlepas dari tingginya daya konsumtif masyarakat yang masih belum bisa memprioritaskan mana itu kebutuhan dan mana itu keinginan. Apalagi di sistem kapitalis saat ini, dimana media-media yang digandrungi oleh masyarakat banyak iklan-iklan produk yang memanjakan mata. Terlebih mudahnya transaksi jual-beli online yang difasilitasi, menjadikan masyarakat tidak berpikir panjang untuk membelinya. Hal ini tidak bisa dielakkan, bahwa gaya konsumtif yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terus bertambahnya volume sampah.

Lalu dari sisi produsen, baik dari barang produksi ataupun kemasan barang yang kebanyakan tidak memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Sedikit sekali dari produksi yang dihasilkannya itu ramah lingkungan. Tidak heran, karena dalam sistem ekonomi kapitalis yang diutamakan adalah meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari hasil penjualan produksi mereka. Contohnya saja, banyak produksi barang yang kemasannya satu kali pakai dan inilah salah satu penyebab yang bisa menimbulkan penumpukan sampah terus terjadi.

Belum lagi edukasi yang diberikan oleh negara terhadap masyarakat mengenai pemisahan limbah sampah yang jauh dari harapan. Masih banyak masyarakat yang enggan untuk memilah mana sampah organik dan non organik. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran bahwa ketika memilah sampah dan menjaga kebersihan merupakan tindakan yang diperintahkan dalam Islam. Edukasi yang diberikan kepada masyarakat memang harus didasari keimanan, bahwa apa yang menjadi kebijakan dan apa yang akan dilakukan oleh masyarakat merupakan bentuk ibadah seorang hamba pada Penciptanya.

Kelestarian lingkungan adalah poin penting dalam pembangunan. Islam sangat memperhatikan lingkungan. Allah Swt. berfirman,

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya…” (QS Al-A’raf: 56).

Rasulullah saw. sendiri senantiasa mengingatkan para sahabat untuk menjaga lingkungan. Saat hendak melakukan perang, Rasulullah memerintahkan agar tidak menebangi pohon dan merusak lingkungan.

Berdasarkan hal ini, manusia wajib menjaga lingkungan. Segala aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan wajib manusia jauhi. Dalam tataran individu, menjaga lingkungan dapat diawali dengan memilah kebutuhan dan keinginan. Dalam aspek kenegaraan, penting bagi penguasa menggalakkan edukasi mengenai pola hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan. Islam memang tidak membatasi seseorang untuk memiliki barang tertentu, tetapi Islam juga memiliki lensa khas bagaimana merawat lingkungan.

Atas dasar ini, masyarakat—produsen maupun konsumen—akan memperhatikan lingkungan dengan landasan keimanan. Tentu, penanganan sampah sesungguhnya tidak akan selesai jika hanya fokus pada individu saja. Butuh peran negara dalam membangun paradigma keimanan untuk menangani masalah sampah ini. Tentunya keimanan yang benar sesuai dengan Syari’at Islam.

Wallahu’alam bishshawwab.

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *