Maraknya Kasus Aborsi Merupakan Buah dari Ideologi Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Maraknya Kasus Aborsi Merupakan Buah dari Ideologi Kapitalisme

Susi Mariam Mulyasari

Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi

 

Kasus aborsi dikalangan pelajar kembali mencuat. Bahkan dari hari ke hari kasus aborsi yang menimpa pelajar semakin menjadi. Seakan kasus aborsi ini menjadi suatu hal yang biasa-biasa saja, yang pasti menimpa pelajar. Lantas apa yang harus dirisaukan, ketika kasus aborsi sudah dianggap biasa.

Dalam hal ini, bagi seorang muslim ketika mendengar kasus aborsi semakin menjadi, hatinya tak akan tenang bahkan cenderung untuk mencari solusi terbaik atas maraknya kasus aborsi ini. Maraknya kasus aborsi tak bisa dihindari, sebab sistem sosial yang diterapkan sekarang dilandasi oleh ideologi kapitalisme, di mana sekularisme menjadi pondasi yang menopang tatanan kehidupan di masyarakat.

Sekularisme merupakan sebuah paham yang menjadikan agama tidak untuk mengatur kehidupan di segala aspeknya. Ketika nilai agama yang menjadi pondasi dari segala aktivitas kita tidak untuk mengatur kehidupan, maka yang terjadi adalah kekacauan tatanan kehidupan sosial di masyarakat.

Hancurnya sistem sosial dan pergaulan mengakibatkan pola interaksi antara lawan jenis tidak bisa dikondisikan berdasarkan koridor syar’i. Para pelajar dengan bebasnya berinteraksi dengan lawan jenis. Bahkan interaksi yang mereka lakukan tak jauh beda seperti sepasang kekasih.

Bergandengan tangan sudah menjadi hal biasa, bahkan melakukan hubungan badan pun menjadi pelengkap bobroknya sistem pergaulan antara para pelajar kita saat ini. Alhasil dari tahun Ketahun angka kehamilan di luar nikah semakin meningkat dan menurut BKKBN terdapat 50 ribu remaja yang hamil di luar nikah. Banyaknya kasus hamil di luar nikah ini sangat berbanding lurus dengan kasus aborsi yang terjadi. Dari data yang ada angka kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta dan hampir semuanya akibat free sex.

Para remaja yang sudah terlanjur hamil karena hubungan gelap dengan pacarnya, mengambil jalan pintas dengan aborsi, sebab mereka merasa malu, takut dan menjadi faktor pencoreng nama baik keluarga. Sehingga aborsi merupakan jalan terbaik untuk menutupi aib keluarga. Maraknya kasus aborsi yang menimpa remaja atau pelajar merupakan satu aspek kecil yang terjadi sebagai dampak dari penerapan sistem Sekularisme.

Lantas Apa yang Mesti Dilakukan?

Untuk mengurangi angka aborsi sangat tergantung pada paradigma sistem pergaulan yang diterapkan. Menurut ideologi kapitalisme setiap orang boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kehendaknya tanpa ada batasan tertentu selama tidak ada yang dirugikan.

Hal ini sangat berbeda dengan konsep Islam. Islam adalah agama sekaligus ideologi yang keberadaannya sebagai rahmat bagi manusia dan semesta alam. Allah SWT berfirman di dalam Surat Al- Anbiya’ ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ١٠

“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Jika kita merujuk pada paradigma Islam, kita akan jumpai aturan yang mengatur sistem pergaulan, diantaranya:

 

1. Islam melarang seorang perempuan dan laki-laki untuk berkhalwat (berdua-duan tanpa hajat syar’i).

2. Islam memerintahkan kepada seorang laki-laki untuk memalingkan pandangan ketika bertemu dengan perempuan yang bukan mahram.

3. Adanya perintah untuk menjaga kemaluan dan larangan berzina bagi laki-laki dan perempuan.

4. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh manusia harus terikat pada hukum syara, di mana halal dan haram menjadi pondasi di dalam menjalankan serangkaian aktivitas hidupnya.

Ini serangkaian aturan Islam.yang mampu mencegah terjadinya aborsi di kalangan remaja. Namun demikian serangkaian aturan yang Allah Swt dan Rasulullah tetapkan tentang aturan dalam sistem pergaulan, nampaknya menjadi suatu yang tabu untuk diterapkan di lingkungan masyarakat yang sekuler. Sebab, mereka sudah teracuni oleh pemikiran Barat yang orientasi hidupnya hanya sebatas mengejar kesenangan semata, termasuk di dalamnya melakukan free sex.

Kondisi masyarakat yang sudah teracuni ini tidak bisa kita diamkan, sebab dalam jangka panjang akan memengaruhi kualitas peradaban manusia. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki masyarakat harus dilakukan dengan cara berdakwah merubah masyarakat, hingga akhirnya masyarakat tersebut memiliki pandangan yang benar terhadap konsep pergaulan dalam Islam.

Oleh karena itu sudah waktunya umat diarahkan untuk ikut berjuang di dalam barisan dakwah melanjutkan kehidupan Islam. Sebab dengan cara inilah umat bisa diselamatkan dari segala macam bentuk penyimpangan perilaku yang berdampak pada tatanan kehidupan kedepannnya.

Wallahu’alam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *