Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Imbas Sistem Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Imbas Sistem Kapitalisme

Rina Tresna Sari, S.Pd.I

Pendidik Generasi Khoiru Ummah

 

Kasus gangguan ginjal akut pada anak akhir-akhir ini cukup membuat para orang tua khawatir. Pasalnya, kasus ini kembali mengalami lonjakan yang serius. Dilaporkan sejumlah keluarga korban anak gagal ginjal akut mendesak Bareskrim Polri segera menyeret pihak yang bertanggung jawab atas peredaran obat batuk sirup beracun ke pengadilan. Sebab selain produsen atau perusahaan farmasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) patut dianggap lalai mengawasi bahan baku obat sirop hingga diterbitkannya nomor izin edar (BBC news.com,21/12/2023).

Maraknya peristiwa gangguan gagal ginjal akut pada anak bukanlah kali pertama terjadi di negeri ini. Hal itu disinyalir akibat banyak pihak yang lalai dalam melakukan pengawasan terhadap obat yang beredar.

Kasus ini diduga berkaitan dengan tingginya cemaran dan pelarut obat sirop yang menyebabkan pembentukan kristal tajam di dalam ginjal. Dalam perkembangan nya setidaknya per 5 februari 2023 sudah terdapat 326 kasus gagal ginjal anak dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.

Kematian anak yang tinggi akibat gagal ginjal akut, seharusnya menyadarkan penguasa dan masyarakat bahwa ada kesalahan tata kelola kesehatan di negeri ini. Kesehatan erat kaitannya dengan lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi, edukasi tentang pola hidup sehat, serta perlindungan ketat oleh negara dari penyakit menular.

Penanganan kasus gagal ginjal akut pada anak diniai sangat lamban. Tak bisa dipungkiri kesehatan di bawah pengelolaan sistem kapitalisme dijadikan objek komersialisasi yang bisa diperdagangkan. Sistem kapitalis melahirkan kebijakan yang hanya berputar pada persoalan uang, bisnis dan keuntungan. Setiap tahun subsidi kesehatan terus dikurangi, karena dalam sistem kapitalis penguasa berperan bukan sebagai pengurus urusan rakyat melainkan hanya berfungsi sebagai regulator yang memuluskan bisnis korporasi termasuk dalam bidang kesehatan.

Sistem ekonomi kapitalisme memang memberi kebebasan kepada siapa saja untuk melakukan kegiatan ekonomi. Prinsip ekonomi mereka dengan mengeluarkan modal atau pengorbanan sekecil-kecilnya dan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Adanya temuan kasus tersebut menambah bukti industri kapitalis begitu jahat. Mereka menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan. Terlebih di era globalisasi, persaingan antar kekuatan kapital makin ketat dan masing-masing berusaha mencari pangsa pasar seluas-luasnya.

Di sisi lain, ciri yang menonjol dari sistem ekonomi kapitalis adalah minimnya intervensi negara. Kelalaian pemerintah hingga ditemukannya beberapa obat sirop anak yang disinyalir mengandung zat berbahaya merupakan salah satu imbas penerapan sistem yang rusak. Bisa jadi, negara sangat loyal kepada para pengusaha atau para kapitalis, karena nyatanya obat-obat itu secara resmi sudah terdaftar izin BPOM, meskipun akhirnya ditarik dari peredaran.

Bobroknya sistem kapitalisme memang dapat dilihat dan dirasakan dengan minimnya peran negara dalam mengurusi hajat hidup masyarakat. Bahkan bisa dinilai berlepas tangan dari kebutuhan pokok rakyat, berupa pangan, sandang, papan, juga kesehatan, pendidikan, dan jaminan keamanan.

Berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam pemenuhan kebutuhan pokok dan jaminan kebutuhan dasar masyarakat menjadi tugas negara dan hukumnya wajib. Solusi yang Islam berikan bukan sekadar tentang penanggulangan, namun juga memberi pencegahan. Penerapan aturan Islam yang sempurna dan menyeluruh akan melahirkan individu-individu yang taat dan tunduk dengan aturan Allah Swt.. Para pelaku bisnis tidak sekadar memikirkan untung rugi, melainkan halal haram, surga atau neraka. Jauh berbeda dengan kapitalisme yang menjadikan kesehatan dan nyawa manusia sebagai komoditas bisnis.

Pada hakikatnya, Islam adalah agama yang paripurna, mengatur segala aspek kehidupan, baik dari ranah individu, masyarakat, hingga bernegara. Banyak catatan sejarah yang mengabadikan kisah kegemilangan sistem Khilafah Islamiyah yang pernah menaungi dua per tiga dunia ini. Segala penyelewengan dan perbuatan zalim tentu akan bisa dicegah. Segala upaya akan dioptimalkan sebaik mungkin untuk menjaga jiwa manusia. Maka sudah seharusnya umat memperjuangkan kembali penerapan sistem Islam dalam naungan Daulah Khilafah. Sistem yang aturannya berasal dari wahyu Allah Swt. bukan hawa nafsu, bersandarkan pada halal haram bukan untung rugi.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *