Marak Kasus Bunuh Diri Anak, Buah Rusaknya Sistem Kapitalis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Marak Kasus Bunuh Diri Anak, Buah Rusaknya Sistem Kapitalis

Desi Suciyani

Kontributor Suara Inqilabi

 

Seorang bocah di kecamatan Doro, kabupaten Pekalongan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, kejadian terjadi pada Rabu (22/11), sekitar pukul 12.30 Wib berawal dari bocah ini yang terus bermain hp lalu ditegur oleh ibunya agar berhenti main hp. Saat hp ini diminta oleh ibunya, bocah ini marah lantas pergi masuk ke kamarnya dan mengunci diri. Namun, setelah beberapa kali pintu kamar diketuk, tidak ada jawaban dari dalam kamar. Melalui lubang pintu, ibu korban mengintip kondisi dalam kamar. Dari celah pintu kecil, diketahui bocah itu, sudah tergantung dengan menggunakan kain selendang yang diikatkan di jendela kamarnya yang terletak di atasnya kasur. Korban ditemukan sudah tak bernyawa di dalam kamarnya. (DetikJateng.com, 23/11/2023).

Kasus ini sangatlah mengkawatirkan mengingat usia anak yang masih belia. Padahal peran keluarga, masyarakat, dan negara sangat penting untuk pembentukan generasi yang kuat dan tangguh. Akan tetapi sistem yang telah diadopsi negara saat ini yaitu sistem sekuler kapitalis ini telah menghilangkan peran ketiganya. Tidak dipungkiri bahwa saat ini banyak keluarga yang mengawali berumah tangga tanpa adanya kesiapan menjadi orang tua. Alhasil ketika memiliki anak tidak ada gambaran yang jelas dalam mendidik, mengasuh dan membentuk karakter anaknya. Anak dibiarkan bebas dalam bertindak tanpa pengawasan, dibiarkan bermain hp dan memilih konten yang dia mau. Sehingga hal inilah salah satunya yang dapat menyebabkan anak memiliki mental yang lemah dan rapuh.

Selain itu kedua orang tua yang sibuk bekerja karena tuntutan kebutuhan menjadi hal biasa di masyarakat. Karena keluarga dipandang ideal ketika bisa memenuhi gaya hidup konsumtif ala kapitalis. Alhasil pendidikan pada anak dirumah tidak sejalan dengan semestinya. Begitu juga yang terdapat di masyarakat kapitalis cenderung individualis. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Pada akhirnya kurang peduli dengan lingkungan disekitarnya. Sehingga membiarkan kebiasan-kebiasaan buruk yang dilakukan anak-anak dan masyarakat sekitar. Maka kita dapati anak-anak tumbuh menjadi individu yang liberal dan materialistis.

Perlu dipahami, negara memiliki peran yang sangat besar terhadap penyebab maraknya terjadi kasus bunuh diri anak. Karena negara adalah pihak yang mengatur jalannya sistem pendidikan negeri dan mengatur media yang diakses masyarakat. Namun sistem pendidikan saat ini telah menghasilkan generasi yang rapuh dan mudah putus asa. Adapun media, baik media cetak ataupun media sosial sangat mempengaruhi atau mendorong anak untuk melakukan tindakan yang mengarah ke bunuh diri. Karena beberapa kasus anak-anak bunuh diri sebelumnya terinspirasi dari media yang kemudian di praktekkan di dunia nyata. Hal ini membuktikan bahwa gagalnya negara dalam melakukan kontrol dan pengawasan terhadap media. Karena negara berperan hanya sebagai regulator dan fasilitator bagi para oligarki atau para kapital.

Kita akan menjumpai hal tersebut sangat berbeda di dalam sistem pemerintahan Islam (khilafah). Dimana negara telah mengadopsi sistem Islam yang sumber hukumnya bersumber dari Al Qur’an dan hadits Rasullah Saw. Dimana pembentukan generasi sangatlah diperhatikan. Sistem khilafah akan menjadikan aturan Islam atau syariat Islam menjadi satu-satunya aturan untuk mengatur masyarakat, individu dan negara. Ketiga pilar ini wajib memperhatikan tumbuh kembang anak dan menjaga kekuatan mental anak. Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berasaskan aqidah Islam, sehingga remaja akan dicetak memiliki kepribadian Islam, menguasai tsaqafah Islam dan mumpuni dalam IPTEK. Negara juga akan mengelola tontonan media sosial, sehingga informasi yang beredar di masyarakat adalah perkara dakwah dan kebaikan. Tayangan yang liberal, tontonan yang memicu bunuh diri dan bertentangan dengan syariat (hukum) Islam akan dihilangkan. Sehingga masyarakat akan memiliki rasa syukur atas kehidupan yang diberikan Allah dan tidak terbesit pikiran untuk bunuh diri. Karena fungsi negara dalam Islam adalah sebagai riayah umat (mengurusi/melayani urusan umat).

Wallahu a’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *