LEDAKAN GLOBAL KASUS COVID KEMBALI TERJADI

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Yusrawati (Mahasiswi)

 

Pasca gelombang II serangan Covid 19 Juli 2021 lalu, kini kasus Covid 19 di Indonesia kian melandai. Namun, di sisi lain ledakan kasus Covid 19 kembali terjadi menerjang dunia. Setidaknya, beberapa negara telah melaporkan lonjakan kasus baru Covid 19 yang membludak dalam kurun waktu sepekan. Lonjakan kasus baru yang terjadi di beberapa negara itu menjadikan sebuah penegasan gagalnya WHO sebagai rujukan dunia dalam penanganan pandemi dengan pespektif kapitalistiknya.

Melansir dari Cnnindonesia.com 5/11/2021 memaparkan bahwa WHO menyatakan saat ini Eropa menjadi pusat peningkatan pandemi sama seperti satu tahun yang lalu. Eropa mengalami lonjakan sekitar 50% pada bulan Oktober sebelumnya. Sementara itu, dikawasan Afrika,Timur Tengah dan Asia Pasifik sampai Amerika justru mengalami penurunan. Pihak Associated Press , Kluge mengungkap bahwa tingkat rawat inap pasien Covid 19 meningkat 2 kali lipat sejak pekan lalu. Jumlah kasus harian di Eropa kini tercatat mencapai 9.902 pada hari rabu 3/11/2021.

Wilayah Eropa saat ini memang tengah berjuang melawan virus corona. Negara bagian Eropa seperti Rusia, Inggris, Turki, Ukraina dan Jerman menjadi 5 negara yang melaporkan kasus positif tertinggi di sampai tanggal 5/11/2021. Memang, sejak Oktober telah ada laporan dari beberapa negara terkait peningkatan kasus corona.

Melansir dari cnbcindonesia.com 19/10/2021 memaparkan bahwa Singapura mengalami lonjakan sepanjang Juli sampai Agustus. Pemerintah Singapura memprediksi bahwa akhir bulan Oktober akan bertambah kasus baru. Selain itu,Turki pun mencapai rekor tertinggi sejak 30 April yang bahkan selama sepekan kasusu covid tercatat mencapai 30.000 kasus baru dan pada 18 Oktober tercatat kasus baru 29.240 ribu. Hal ini diluar dugaan padahal vaksinasi telah 54% dilakukan. Di sisi lain negara Inggis pun mengalami lonjakan kasus covid  dengan jumlah 49.989 kasus baru begitupun di rusia  tercatat 34.325 infeksi harian baru dan tercatat 1.002 angka kematian dan terakhir ada juga lonjakan kasus di Selandia Baru yaitu negara yang terkenal mampu melawan Covid 19 itu tercatat sebanyak 98 kasus baru.

“ Jumlah kasus dan kematian global yang dilaporkan dari Covid 19 sekarang meningkat untuk pertama kalinya dalam dua bulan, didorong oleh peningkatan berkelanjutan di Eropa yang melebihi penurunan di wilayah lain. Ungkap direktut jenderal WHO Dr.Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pernyataannya Dirut WHO tersebut membuktikan bahwa penanganan pandemi masih jauh dari kata selesai mengingat  saat ini banyak negara mengalami ledakan baru peningkatan kasus corona yang sekali lagi ini menunjukkan WHO gagal menjadi patokan penanganan pandemi.

 

Gagalnya WHO dalam mengatasi pandemi ini menjadi bukti bahwa menyerahkan semua persoalan pada akal manusia yang terbatas akan menghasilkan sesuatu yang terbatas pula. walaupun yang membuat kebijakan adalah profesor sekalipun tetap akan terbatas. Menyerahkan semua urusan pada manusia hanya akan membuat problematikan tak segera usai.

Solusi vaksin yang diberikan untuk mengurangi pertambahan kasus corona bahkan belum bisa menuntaskan permasalahan virus corona. Seperti yang diketahui bahwa vaksinasi di Eropa cukup tinggi bahkan sudah mencapai 80% dan nyatanya hal ini tak mampu menangkal adanya penambahan kasus (m.kumparan.com 5/11/2021).

WHO sendiri telah terang terangan memandang sebelah mata dan menyerukan agar memberhentikan Lockdown yang sejak awal pandemi mulai gencar diberlakukan beberapa negara. Petinggi WHO Dr. Davis Nabarro mengungkapkan bahwa Lockdown hanya akan meningkatkan kemiskinan padahal dalam kondisi pandemi sekarang yang bahkan sudah berjalan 2 dekade sudah mengambil banyak nyawa. WHO telah menepis solusi Lockdown tanpa mempertimbangkan penyelamatan nyawa manusia.

Dalam islam pemimpin adalah sosok yang dikenai tanggung jawab dihadapan Allah Swt. Hal ini tercantum dalam hadist Rasulullah Saw bahwa “ setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dikenai pertanggung jawaban atas yang ia pimpin (hr. Bukhari).

Maka dari itu,negara akan mengurus kepentingan rakyat sebagai bentuk tanggung jawab atas kepemimpinannya pada umat. Kepentingan nyawa manusia pun akan dikedepankan. Berbeda dengan WHO, dalam Islam pengambilan keputusannnya akan didasarkan pada ahli. Islam sendiri telah mencontohkan bagaimana penanganan pandemi  ketika terjadi wabah, jika wabah terjadi dan mengancam nyawa rakyat maka tak akan dilakukan pelonggaran dalam artian akan dilakukan Lockdown.

Sebagaimana dala hadist Rasulullah “ Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat maka janganlah memasuki tempat, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu berada ditempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR.Muslim)

Ketika Lockdown diberlakukan, negara kemudian akan memperhatikan kebutuhan rakyat dan tentunya tak perlu khawatir karna sumber pembiayanya akan diambil dari baitulmal. Dengan menerapkan Lockdown, akhirnya akan menjadi solusi untuk memutus rantai penyebaran wabah karena tak akan ada aktivitas yang akan menambah kasus import sehingga membuat pandemi makiin menyebar. Akhirnya, tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan pandemi melainkan solusi hanya bisa didapat dalam ideologi islam yang disebut sistem khilafah.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *