Korupsi Telah Menjadi Problem Sistemik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Agung Andayani

 

Kenapa kasus korupsi tidak kunjung usai. Semakin lama bukannya berkurang namun sebaliknya, berjibun. Katanya negeri ini menerapkan sistem terbaik yaitu sistem kapitalis demokrasi. Kok hasilnya malah banyak jumlah kasus korupsi ya.

Baru-baru ini Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei dan kali ini dengan responden sebanyak 1.201 PNS yang diwawancarai dalam periode 3 Januari-31 Maret 2021. Populasi PNS yang disurvei mencakup PNS di 14 provinsi dan menggunakan metode multistage random sampling melalui wawancara tatap muka. Mendapati bahwa terdapat 25,5 persen PNS yang sangat atau cukup tahu adanya kemungkinan korupsi di instansinya. Rinciannya, sebanyak 3,1 persen sangat tahu dan 22,4 persen cukup tahu.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan RB) Tjahjo Kumolo tak menampik masih mendapati PNS atau ASN yang terjerat korupsi. Tjahjo menyebut setiap bulan Kemenpan RB memecat tidak hormat para PNS korup. “Jujur kami tiap bulan rata-rata hampir 20 hingga 30 persen PNS yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, harus kami ambil keputusan untuk diberhentikan dengan tidak hormat,” kata Tjahjo Kumolo dalam acara rilis survei LSI virtual, Minggu (18/4).

Sepertinya dengan hasil survei LSI dan pernyataan dari Menpan RB, menunjukkan bahwa korupsi sudah menjadi budaya dan problem yang sistemik. Walaupun korupsi telah menjadi problem sistemik namun solusi yang diambil adalah solusi parsial. Seperti ancaman pemecatan dan pemberian sanksi tanpa banyak menyentuh kritik demi perubahan sistem. Dalam penerapan sistem kapitalis demokrasi, hal ini wajar. Maka kita akan dapati kasus korupsi kian menjamur.

Adakah sistem yang sudah teruji dapat mengatasi kasus korupsi? Jawabnya ada. Yuk kita intip sistem yang sudah teruji keberhasilannya selama kurun 13 abad telah diadopsi dan diterapkan. Yaitu sistem Islam (Khilafah) yang pertama kali di terapkan pada tahun 622 masehi oleh Nabi Muhammad saw dan baru runtuh pada tahun 1924 masehi di Istambul Turki.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *