Kemenangan Palestina, Sebuah Realita yang Niscaya

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kemenangan Palestina, Sebuah Realita yang Niscaya


Oleh Ummu Afkar
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah

Pejuang Hamas melancarkan the Operation Al-Aqsa Flood terhadap penjajah Yahudi pada 7 Oktober lalu. Sejauh ini tindakan tersebut merupakan serangan terbesar yang pernah dilancarkan Hamas ke wilayah Israel, hingga banyak memakan korban di pihak Yahudi. Tidak sedikit tentara yang terbunuh dan ratusan lainnya terluka.
Namun demikian, seperti biasa, pembalasan kaum Yahudi penjajah jauh lebih besar dan lebih brutal. Mereka membabi-buta menyerang warga Palestina. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya ada 2.269 warga yang tewas, dan ada lebih dari 9.800an terluka akibat serangan Israel baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. (CNN, 14/10/23)

Terhadap aksi biadab Israel yang terus berulang, para pemimpin dunia Islam lagi-lagi hanya memberikan aksi retorika yang minus tindakan nyata. Sungguh aneka pernyataan dan kecaman mereka yang seolah membela dan berdiri bersama Palestina adalah lagu lama yang terus diulang. Sama sekali tidak membuat Israel takut untuk mengulangi agresi mereka, bahkan makin menjadi-jadi.

Sejatinya negara Zionis itu tahu bahwa para pemimpin negeri-negeri Islam tidak akan pernah melakukan tindakan nyata membebaskan Palestina dari penindasan mereka. Dan hafal betul, bahwa tidak akan pernah ada pengiriman pasukan kaum muslim untuk mengusik eksistensi negara Yahudi. Bahkan yang paling menyakitkan, para penguasa itu sering memainkan standar ganda dengan mengecam Israel di satu sisi tetapi juga berpelukan erat di kesempatan lainnya.
Inilah bukti ketundukan negeri kaum muslim terhadap penjajah asing. Macam kerbau yang dicocok hidung, mereka bergeming saat negara saudara seiman mereka dibunuh dan wilayahnya diluluhlantakkan. Dengan dalih sekat nasionalisme, semua penderitaan sesama muslim itu seolah tiada artinya. Kapitalisme membuat mereka menjadi pribadi individualis yang tidak peka dengan situasi yang menimpa sekitarnya.

Padahal Islam telah mengharamkan hubungan diplomatik apa pun dengan Israel. Yang wajib dilakukan adalah memerangi dan mengusir mereka. Karenanya seharusnya bagi kaum muslim, persoalan Palestina lebih tinggi dari sekadar urusan kemanusiaan, dan merupakan bagian krusial dari agama. Ada dua hal yang menjadi alasan: Pertama, status negeri Palestina sebagai tanah kharajiyah yang menjadi milik kaum muslim sehingga wajib dibebaskan setiap jengkalnya dari cengkeraman zionis Israel, bukan sekadar membebaskan Yerusalem atau Masjid al aqsa.

Kedua, kaum Muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah. Menjamin mereka terkait harta, jiwa dan ibadahnya. Juga diminta untuk tidak mengizinkan orang-orang Yahudi tinggal bersama kaum Muslim dan Nasrani di kota tersebut Perjanjian ini bersifat mengikat sampai hari ini bahkan hingga akhir zaman.
Dengan alasan inilah, haram hukumnya mengakui keberadaan negara Yahudi penjajah di Palestina dan mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan bangsa Barat. Karena semua itu pada hakikatnya menunjukkan pengakuan atas keberadaan kaum Yahudi penjajah di tanah kaum Muslim.
Mengutuk kejahatan Israel adalah suatu keharusan, mereka wajib diusir dari tanah Palestina. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengerahkan pasukan militer.

Sudah sepantasnya para penguasa Arab dan Muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para mujahidin dalam mengusir kaum Yahudi penjajah dari negara itu. Namun, untuk menghentikan kejahatan dan eksistensi Israel itu secara total haruslah dengan jihad fi sabilillah. Namun sayang, hal itu tidak mudah dilakukan.Tentu karena adanya penghalang berupa sekat-sekat nasionalisme yang hakikatnya merupakan buatan kaum penjajah Barat. Karena itu umat memang membutuhkan seorang pemimpin yang akan selalu ada di garda terdepan dalam melindungi kaum muslim. Rasulullah saw. telah bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung.”(HR al-Bukhari Muslim).

Sosok pemimpin yang akan menyerukan sekaligus mengendalikan langsung pasukan kaum Muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah Palestina dan menyelamatkan umat Islam di sana dari penjajahan bangsa Israel. Oleh karenanya, umat membutuhkan adanya kekuatan berupa institusi pemerintahan Islam, yang akan meninggikan kalimat Allah di muka bumi melalui tegaknya syariat di seluruh aspek kehidupan.

Wallahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *