Oleh: Sulandari Rahardjo
Allahu Akbar! Sungguh, ketika Allah telah menunjukkan kuasanya, takkan bisa siapa pun menahannya. Setelah dibuat amnesia selama 86 tahun oleh pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, kini Hagia Sophia mulai sadar dan mengingat lagi. Membangkitkan memori romantisme kejayaan masa lalu dan menyemangati masa kini untuk mewujudkan bisyarah Rasulullah SAW yang berikutnya yakni Islam akan kembali berjaya dan dalam waktu yang dekat akan menaklukkan Roma. InsyaAllah.
Tentunya, saat ini umat Islam di dunia menerima dengan sukacita berita berfungsinya kembali Hagia Sophia sebagai masjid, yang sebelumnya hanya dijadikan museum. Namun, anehnya, kalangan Eropa dan Barat memprotes beralihnya fungsi Hagia Sophia menjadi masjid. Padahal, mereka notabene adalah orang luar yang tidak berhak mendikte negara lain yang merdeka.
Melalui UNESCO, sebagai kepanjangan tangannya Eropa dan Barat, mereka menekan supaya Hagia Sophia statusnya tetap sebagai museum saja. Menurut Erdogan, pihaknya menerima segala pandangan orang atas perubahan fungsi Hagia Sophia ini, namun dia pun menekankan bahwa sikap yang berlebihan atas perubahan fungsi ini akan dianggap mencederai kemerdekaan Turki.
Hagia Sophia memang sudah seharusnya menjadi masjid kembali. Sejatinya, justru sebagai bukti sejarah bagi umat Islam dan dunia bahwa dulu, Konstantinopel ditaklukkan oleh seorang pemuda belia bernama Muhammad Al Fatih. Di tangan Al Fatih lah, Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid. Heroisme dan kejayaan Islam pada waktu dulu pun kembali diperbincangkan.
Kini, kembalinya Hagia Sophia telah meningkatkan semangat kaum Muslimin dan menjadi sinyal kuat kebangkitan Islam. Begitu juga untuk pembebasan wilayah kaum Muslimin yang saat ini masih tertindas dan dirampas haknya. Dan untuk mengambil alih kepemimpinan dunia yang saat ini dikuasai kapitalisme global yang terbukti menyengsarakan umat manusia.
Adapun protes yang dilayangkan Barat itu merupakan alibi untuk menutupi kekhawatiran mereka yang meradang akan kebangkitan Islam yang semakin besar. Sehingga mereka berusaha sekuat tenaga dan menggunakan berbagai cara untuk menghadang dan menggagalkan jalan kebangkitan Islam.
Namun, ibarat bunga, mereka hanya bisa merusak sebagian bunganya saja, tapi tidak bisa menghalangi datangnya musim semi. Sekeras apa pun usaha mereka, tak akan berhasil karena sunnatullah Islam akan kembali memimpin dunia dengan adil dan makmur. Islam datang untuk mengubur dalam-dalam kerusakan yang diakibatkan ketamakan kapitalisme dan kerusakan sosialisme. Sehingga akan terasa, Islam sebagai rahmatan lil aalamiin. []