Kekerasan Pada Anak Terus Berulang Bukti Lemahnya Jaminan Perlindungan Negara 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kekerasan Pada Anak Terus Berulang Bukti Lemahnya Jaminan Perlindungan Negara 

Nadzifah

(Aktivis Peduli Muslimah)

 

Liputan6.com, Jakarta Terungkap, motif pengasuh berinisial IPS (27) menganiaya JAP, balita 3 tahun, anak dari selebgram Hifdzan Silmi Nur Emyaghnia atau biasa disapa Aghnia Punjabi. Wanita asal Jawa Timur tersebut begitu bengis menganiaya balita tak berdosa itu hingga babak belur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang, Komisaris Polisi (Kompol) Danang Yudanto mengungkapkan bahwa pelaku merasa kesal terhadap korban karena menolak obat untuk menyembuhkan luka cakar. Penolakan balita itu lantas memancing rasa kesal pelaku, dan kemudian terjadilah penganiayaan keji. Kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus berulang, menunjukkan lemahnya jaminan perlindungan negara terhadap anak-anak. Hal ini sangat memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.

Fenomena ini tak lepas dari pengaruh faktor internal dan eksternal yang saling terkait. faktor internal Keterbatasan Pengetahuan dan Kemampuan Orang Tua: Kurangnya pengetahuan tentang pola asuh yang tepat dan minimnya keterampilan mengelola emosi dapat mendorong orang tua melakukan tindakan kekerasan.

Faktor lain yaitu kurangnya pemahaman tentang ajaran Islam yang melarang keras segala bentuk kekerasan, termasuk terhadap anak. faktor eksternal Lemahnya penegakan hukum, kurangnya edukasi publik tentang hak-hak anak, dan minimnya layanan bagi korban kekerasan memperparah situasi. Hal ini menunjukkan lemahnya jaminan perlindungan negara terhadap anak.

Pemberian edukasi dan pelatihan tentang pola asuh yang tepat sesuai ajaran islam, serta menyediakan layanan dukungan psikologis bagi orang tua. Pembinaan mental dan memberikan pembinaan mental dan spiritual kepada orang tua dan anak untuk meningkatkan kesehatan mental dan kontrol diri.

Islam memiliki peran penting dalam menangani kekerasan pada anak dengan memberikan panduan moral dan spiritual yang kuat. Ajaran Islam menekankan pentingnya kasih sayang, kesabaran, dan penghargaan terhadap hak-hak anak. Adanya pengaturan dalam sistem sosial dan sanksi akan memberikan kehidupan yang sejahtera bagi dunia. ini berbeda dengan sistem sekuler hari ini dengan disibukannya orang tua pada peran luar sehingga melupakan tugas utamanya di dalam rumah tangga. Ibu sebagai pencetak peradaban harusnya memiliki tugas pokok mengurusi kehidupan rumah tangga dan mengasuh anak, pekerjaan bagi seorang wanita adalah mubah.

Sistem Islam akan menjamin seluruh hak-hak warga negaranya. Karena Islam bukan hanya sekedar agama ritual, tetapi sebuah aturan kehidupan. Jaminan keselamatan pada anak akan diperhatikan oleh Daulah Islam, dan kesejahteraan Ibu juga akan dipermudah untuk mendidik dan mencerdaskan anak. Hal ini akan diperoleh ketika sistem Islam ditegakkan.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *