Kekejaman Israel (Lagi) Di Bulan Dan Negri Yang Diberkahi, Al Aqsho!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Rengganis Santika A,STP

Aktivis Dakwah Kabupaten Bandung

 

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

 

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.(QS. Al Isra’: 1).

 

Allah Subbhana wata’ala telah menjadikan Masjidil Aqsa di tanah Palestina dan sekitarnya sebagai tempat yang diberkahi. Namun realita yang terjadi saat ini sungguh sangat memprihatinkan, di negri yang diberkahi dan pada bulan yang juga penuh berkah, justru Palestina tengah berada dalam cengkraman penjajahan dan kekejaman entitas Israel. Mirisnya aksi teror dan brutal Israel pada warga Palestina bahkan terjadi tepat didepan mata dunia. Semua ini terus terjadi seolah sengaja ingin menunjukkan pada dunia jumawa Israel yang selalu didukung sang adidaya AS. Fakta ini mempertontonkan pada warga dunia betapa lemahnya para penguasa muslim. Lantas  sampai kapan semua ini terjadi?

 

Dunia Menyaksikan Kekejaman (Vandalisme) Israel

 

Dari TEMPO.CO, Jakarta – Selama dua hari berturut-turut polisi Israel melarang warga Palestina buka puasa di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, menurut kantor berita Palestina. WAFA News Agency pada 14 April melaporkan polisi Israel juga menyerang warga Palestina sepulang dari shalat tarawih di masjid, menurut saksi mata.”Mereka mengatakan bahwa polisi menolak untuk mengizinkan makanan masuk ke dalam kompleks suci bertembok, yang menampung Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu, bagi jamaah yang menjalankan puasa Ramadan untuk berbuka puasa saat matahari terbenam,” lapor WAFA, dikutip 16 April 2021.

 

Polisi israel juga melarang azan malam di Masjid Al Aqsa untuk malam kedua berturut-turut. Ratusan orang yang selesai salat tarawih diserang oleh polisi saat mereka sampai di Gerbang Damaskus, salah satu gerbang utama ke kota tua Yerusalem. Polisi menyerang orang-orang Palestina dan melarang mereka duduk di tangga di luar Gerbang Damaskus. Polisi Israel bahkan menembakkan granat kejut ke arah warga Palestina dan menahan lima orang, kata para saksi.

 

Masih disitir dari wafa.ps (14/4/2021), polisi Israel menutup pengeras suara masjid ketika sekitar 10.000 warga Palestina yang telah divaksinasi penuh melakukan shalat pada hari pertama bulan puasa Ramadan. Polisi Israel mendobrak menara Al-Magharba dan Al-Asbat, memutus kabel listrik ke pengeras suara, melepas pintu menara Bab al-Asbat, menyerbu ruang loteng, dan menggeledahnya. Mereka juga mencegah distribusi makanan iftar (buka puasa) kepada jemaah di dekat Bab al-Asbat, dan menyerang jemaah yang meninggalkan masjid setelah salat Tarawih. Juru Bicara Kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh, mengecam tindakan polisi Israel ini sebagai kejahatan rasial.

 

Dunia seolah menutup mata dan telinga bahkan hati nurani terhadap agresi dan vandalisme Israel. Di tengah arus teknologi informasi yang masif dan canggih saat ini, dipastikan tak ada yang luput dari bidikan jurnalistik dunia. Namun media mainstream global dunia dikuasai oleh kafir barat khususnya Yahudi, seringkali berita kekejaman israel, dikaburkan. Kekejaman demi kekejaman yang dipertontonkan Israel mengakibatkan konflik tanpa akhir yang akan merusak perdamaian dan keamanan internasional. Jelas Otoritas Israel harus bertanggung jawab atas aksi tersebut! Umat islam tak bisa berharap pada organisasi islam dunia seperti OKI.

 

Jubir kepresidenan meminta komunitas internasional mengambil tindakan serius untuk mengendalikan agresi Israel yang sedang berlangsung di tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem.  Demikian pula Pejabat Hamas menyatakan tindakan vandalisme Israel, bisa mengundang reaksi hebat. Bahkan kaum muslimin diminta, berada di alun-alunnya selama Ramadan, guna melindungi Al Aqsa dari agresi Israel dan menghadapi vandalismenya. (middleeastmonitor.com, 17/4/2021). Pada akhirnya umat sendiri yang harus bangkit berjuang.

 

Masalah Palestina Adalah Isu Kaum Muslimin.

 

Pembiaran eksistensi Israel adalah kejahatan besar di dunia. Sehingga, Masjidil aqsa dan Palestina tidak akan bisa dibebaskan kecuali dengan kekuatan yang ada pada tentara umat Islam. Harapannya, umat memberi tekanan pada rezim penguasa yang mengontrol kaum muslim dan tentara, agar rezim ini menggerakkan tentara umat untuk memerangi entitas penjahat ini. Israel sebagai teroris sesungguhnya, harus dilenyapkan dari peta dunia, kemudian mengembalikan seluruh Palestina ke pangkuan Islam dan kaum muslim. imbuhnya. Umat kecewa dengan sikap rezim-rezim muslim yang telah meninggalkan tugas mereka, serta melupakan kewajibannya untuk membebaskan Palestina dengan cara menggerakkan tentara.

 

Masalah Palestina bukan masalah dalam negrinya (regional) namun harus kita pandang dari perspektif Islam, bukan sudut pandang nasinalisme yang memecah dunia. Syariat memandang Umat islam adalah satu tubuh maka wajib seluruh umat islam didunia bekerja sama untuk menyangkal seruan para penguasa muslim yang berusaha membingkai isu itu sebagai isu Arab, kemudian isu Palestina, dan sekarang menjadi isu Gaza semata. Sebagai bukti bahwa Palestina harus menjadi isu kaum muslimin, sebab persatuan negara-negara kafir bersatu menolak eksistensi Palestina yang sah. Dalam A History of the Israeli Palestinian Conflict (1994) karya Mark Tesser menyebutkan lebih 50 negara anggota PBB tidak mengakui Palestina sebagai negara. Dan lebih 135 negara yang mengakui negara Palestina.

 

Isu Palestina adalah sesuatu yang dekat dengan hati kaum mukmin di seluruh dunia yang rindu melihat wilayah itu dibebaskan dari pemerintahan tiran Israel. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahkan sejarawan barat mengakui keagungan dan keadilan islam bagaimana Umar bin Khattab ra membebaskan baitul maqdis dan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi tiga agama samawi. Umar memaafkan kekejaman Romawi Byzantium atas kaum musilm Palestina. Demikian Sholahuddin Al Ayyubi yang mengembalikan Masjidil Aqsa Palestina ke tangan kaum muslim, berkah terwujud disana sesuai surah Al Isra diatas. Pada era khalifah Abdul Hamid II Palestina terjaga. Sebaliknya ketika sistem kapitalisme berkuasa maka kengerian dan kebrutalan yang terjadi disana. Para penguasa muslim rezim korup itu yang menggantikan penerapan syariat secara kafah dengan kapitalisme sekuler. Umat butuh komando untuk melawan kekejaman dan kezaliman dari seorang khalifah, sebagaimana sabda Rasulullah saw. bahwa imam (khalifah) adalah perisai. “Di belakangnya kaum muslim berperang dan melindungi diri mereka.”

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *