KEBIJAKAN DI BUAT UNTUK SIAPA?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh Maryatiningsih (Ibu Rumah Tangga)

 

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, dimana masyarakat pada umumnya memanfaatkan kan bulan Ramadan ini untuk melakukan berbagai aktivitas yang ada kaitannya dengan bulan Ramadan ini. Memang bulan Ramadan masih dalam keadaan pandemi yang tak kunjung pergi. Tapi justru masyarakat lebih giat untuk mencari tambahan rupiah demi rupiah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Momen Ramadan walaupun dalam kondisi seperti ini tetap menjadi bulan yang spesial karena setahun sekali momen ini ada. Bukan hanya umat muslim saja yang menunggu momen ini tetapi juga non-muslim. Tradisi umat muslim di berbagai daerah ketika bulan puasa tiba yaitu tradisi ngabuburit, yang artinya mereka menjelang berbuka berburu makanan untuk tajil. Kegiatan Itu di lakukan di waktu sore hari. Padahal pemerintah melarang adanya kerumunan selama pandemi Covid-19. Belum adanya pasar tumpah yang sudah berlangsung cukup lama terjadi di tengah-tengah masyarakat. Apalagi setelah bulan puasa artinya lebaran segera tiba maka akan sulit pemerintah menghentikan aktivitas tersebut. Apalagi ekonomi masyarakat saat ini sangat memprihatinkan jika mereka tidak bekerja siapa yang akan memenuhi kebutuhan mereka.

Aktivitas ini di lakukan oleh semua kalangan terutama yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Jika kita perhatikan dalam kondisi yang serba sulit, tetapi semua harga barang dan pangan terus melonjak naik. Apa hendak di kata banyak masyarakat yang rela melawan bahaya wabah ini dengan tetap beraktivitas di luar rumah, seperti berjualan dan lain-lain. Memang pemerintah melarang adanya kerumunan tetapi belum ada larangan dari pemerintah mengenai larangan adanya pasar kaget atau pasar tumpah, seperti yang di kutip dari RADARBANDUNG.id, SOREANG – Meski belum ada larangan, tapi Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bandung mengimbau kepada para pedagang untuk tak menggelar pasar tumpah atau biasa disebut pasar kaget di bulan Ramadan, untuk mencegah terjadinya kerumunan.

Hal tersebut di sampaikan oleh Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bandung, Yudhi Abdurrahman, mengingat kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung yang masih fluktuatif dan Kabupaten Bandung kini tengah menerapkan PPKM Mikro. Terkait pengawasan terhadap adanya aktivitas pasar tumpah di Kabupaten Bandung dalam pemberlakuan PPKM Mikro, maka Yudhi katakan, akan dikedepankan peran pemerintahan tingkat RT, RW, kelurahan dan desa.

Yudhi mengakui, pedagang dadakan biasanya bermunculan dan menjadi tradisi selama bulan Ramadan. Biasanya aktivitas itu digelar di dekat pasar atau depan rumah. Salah satu contohnya, pasar tumpah Ramadan di kawasan Gading Tutuka 1 Soreang.
Karenanya, Yudhi meminta aparat setempat melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas pasar tumpah, baik dalam protokol kesehatan maupun ketertibannya.

“Nanti aparat di sekitar harus mengawasi, agar jangan menimbulkan kemacetan, kan tidak hanya masalah prokes tapi juga ketertibannya,” ungkap Yudhi.

Yudhi menambahkan, saat ini masyarakat cenderung sudah mulai menyadari akan kewajiban dalam menerapkan prokes, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

“Kaitan dengan aktivitas sehari-hari, kedisiplinan warga mulai ada untuk memakai masker, menyadari hal semacam itu. Apalagi sekarang sudah ada PPKM mikro ditingkat RT /RW,” tutur Yudhi.

Tetapi kadang masyarakat di buat kebingungan dengan segala kebijakan pemerintah, jika kerumunan di larang tetapi kenapa tempat wisata dan juga beberapa tempat hiburan malam, mal-mal dan tempat lainnya mendapatkan izin untuk dibuka dan beraktivitas seperti biasa. Banyak masyarakat yang bertanya tanya dengan kebijakan tersebut. Jika kebijakan di buat hanya demi kepentingan tertentu saja bukan untuk kemaslahatan umat maka untuk apa. Mau sampai kapan pandemi Covid-19 ini akan selesai atau minimal berangsur berkurang.

Keadaan ini bukan semata mata dampak karena pandemi saja tetapi lebih kuat karena sistem saat ini. Masyarakat banyak mengalami akibat dari sistem ini yang seolah pemerintah sudah melakukan yang terbaik untuk kesejahteraan mereka, tetapi justru sebaliknya kesengsaraan yang di terima. Selama akar dari semua persoalan belum hapuskan maka masalah demi masalah akan terus dialami masyarakat terutama masyarakat kalangan menengah kebawah. Sistem kapitalis adalah salah satu akar permasalahan yang terjadi hingga kini. Hanya sistem Islam kafah lah yang mampu menggantikan sistem sekarang dan mampu meriayah umat untuk menjadi lebih baik. Jika kita melihat pada masa kekhilafahan dimana masalah perekonomian sejahtera terutama dalam perdagangan. Untuk itu saatnya marilah kita perjuangkan, agar bisa mengembalikan kehidupan Islam tetap berjalan dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah.
Wallohu a’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *