Kata-kata Melukai, Rumor Menghancurkan, Perundungan Membunuh

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kata-kata Melukai, Rumor Menghancurkan, Perundungan Membunuh

 

Widya Amidyas Senja 

Pendidik Generasi

 

No Name – “Words scar, rumors destroy, bullies kill”.

Sebuah quotes singkat namun cukup menjelaskan bahwa tindakan bullying atau perundungan merupakan tindakan tidak beradab, kejam dan tidak berperi kemanusiaan. Betapa tidak, baik pelaku maupun korban tindakan bullying akan berdampak buruk bagi masa depan mereka.

Bullying atau perundungan merupakan perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik ataupun sosial di dunia nyata maupun di dunia maya. Tindakan tersebut membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan perorangan maupun kelompok.

Mengutip situs Stomp out Bullying, efek perundungan pada korban bisa bertahan lama. Mereka bisa merasakan ketakutan, kecemasan, depresi, hingga pikiran untuk melakukan bunuh diri. Sejumlah tindakan bullying yang terjadi pada anak sebagai korban memiliki kemungkinan untuk membalas tindakan tersebut dengan sangat kejam, seperti tindakan penembakan di sekolah yang terjadi pada tahun 1990-an memiliki Riwayat korban bullying.

Beberapa pekan lalu, viral video bullying yang dilakukan oleh seorang siswa SMP di Cilacap. Dalam video tersebut, pelaku dengan bengisnya menyiksa temannya tanpa perlawanan. Terlepas dari apa permasalahannya, tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Tindakan bullying tersebut hanya satu dari sekian banyak tindakan bullying yang terjadi pada sejumlah pelajar.

Lebih parah, terjadi tindakan pelajar yang menantang gurunya berkelahi hanya karena tidak menerima ditegur terkait kerapihan dalam berpakaian. Secara arogan, siswa tersebut membuka baju kemejanya dan menantang secara arogan dengan kalimat yang tidak patut dilontarkan oleh seorang pelajar kepada gurunya.

Maraknya kasus bullying, mantan ketua KPAI , Assoc. Prof., Dr. Susanto luncurkan Gerakan Pelopor Anti Bullying melalui kegiatan olimpiade anti bullying tingkat nasional bagi pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA dengan mendaftarkan kepesertaan, mengikuti ujian dengan menjawab soal-soal kompetensi secara online. Pemenangnya akan memiliki berbagai benefit. Apakah program tersebut akan efektif menekan angka kasus bullying?

Lantas apakah kasus bullying merupakan buah dari didikan guru hari ini?

Beberapa pertanyaan di atas mungkin menjadi pertanyaan banyak orang. Namun sebetulnya tindakan di luar batas kemanusiaan tersebut adalah buah dari :

1. Kurangnya pendidikan adab dan karakter; generasi Z saat ini lebih senang menggunakan gadget-nya untuk bermain games, menonton drama, bersosial media tanpa batas, dan lain sebagainya yang berakibat pada dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari menjadi tidak menarik yang pada akhirnya mereka menjadi tidak semangat dalam menerima ilmu dan nasihat. Akibatnya kehidupan sosial menjadi tidak lebih penting dari kehidupan pribadinya.

2. Mengukur segala sesuatu berdasarkan materi; ketika seseorang mengukur keberhasilan dari segi materi, hal lain seperti kepeduliannya terhadap sesama menjadi bukan prioritas. Ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial dan berpotensi pada persaingan dalam berbagai aspek. Tidak ada lagi sikap simpati dan empati terhadap sesama. Semua orang ingin dipandang sebagai individu yang dimuliakan, lebih baik dari pada manusia lainnya.

3. Melupakan aturan seperti apa pergaulan yang sehat; seperti halnya batasan dalam berteman, atau lebih jauh lagi berpacaran. Aturan itu dilupakan sehingga berpotensi adanya kecemburuan sosial, kompetisi dalam merebut perhatian lawan jenis, perasaaan memiliki yang tidak halal, dan lain-lain. Hal-hal semacam itu berpotensi terjadinya tindakan bullying.

Tiga hal di atas tidak akan menjadi problematika yang tak teratasi jika aturan hidup disandarkan pada aturan Allah Swt secara paripurna. Dalam Islam, adab merupakan hal yang paling utama dan pertama sebelum ilmu. Telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dalam kehidupannya ketika menghadapi orang-orang yang melakukan kedzaliman, beliau tetap santun dan tidak sedikit orang yang sadar bahwa perilaku Rasulullah sungguh mulia. Beliau tidak pernah memulai hal buruk terhadap orang lain dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan pula. Beliau justru menyadarkan umat dengan contoh baik dan terpuji.

Dalam Islam, tolok ukur dalam kehidupan seseorang tidak berlandaskan pada materi, melainkan pada keridhaan Allah Swt. Artinya segala tindakan yang kita lakukan, berrlandaskan pada perintah dan larangan-Nya. Manusia di sini tetap berpegang teguh jika berperilaku mulia, maka pahala lah yang akan diraih. Sebaliknya, jika berperilaku buruk, maka dosalah yang akan didapat.

Dalam Islam juga, sistem pergaulan diatur begitu sempurna. Berbagai batasan dalam pergaulan adalah sebagai bentuk memuliakan setiap individu sebagai makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah Swt.

Begitu mulia dan sempurnanya hidup berlandaskan Islam jika diterapkan di seluruh aspek kehidupan. Tidak ada lagi tindakan bullying karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah Swt. Seperti firman Allah Swt :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)

Wallaahua’lam bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *