Jeritan Derita Rakyat Menjadi Kado Tahun Baru

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Astri Ummu Taqiyuddin

 

Pada akhir Desember 2021, berberapa harga bahan pokok mulai naik menjelang tahun baru 2022. Salah satunya harga telur ayam ras yang di pasaran, harga rata-rata mencapai Rp30.199 per kilogram.

Dilansir dari kompas.com, harga telur ayam ras di pasaran berbeda di tiap wilayah seperti wilayah Jabodetabek berkisar Rp31.000-35.000 per kilogram. Bahkan dibeberapa pasar harga telur ayam ras per kilogram ada yang sampai menembus Rp40.000. Sedangkan harga telur ayam saat normal di ketahui berkisar antara Rp22.000- Rp25.000 per kilogram.

Di sisi lain, bukan hanya telur ayam ras yang mengalami kenaikan harga, melainkan ada beberapa kebutuhan pokok lainya juga seperti:

1. Pertama harga gula pasir
Pada tanggal 1 Desember 2021 harga Rp13.100 per kilogram, hingga mulai tanggal 24 Desember 2021 harga mengalami kenaikan Rp17.800 per kilogram

2. Kedua harga minyak goreng curah
Pada tanggal 1 Desember 2021 harga Rp17.500 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 mengalami kenaikan Rp17.800 per kilogram

3. Ketiga Harga minyak goreng kemasan sederhana
Pada tanggal 1 Desember 2021 harga Rp17.900 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 Rp18.400 per kilogram

4. Keempat Harga tepung terigu
Pada tanggal 1 Desember 2021 Rp10.300 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 Rp10.400 per kilogram

5. Kelima Harga daging sapi paha belakang
Pada tanggal 1 Desember 2021 Rp125.800 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 Rp126.300 per kilogram

6. Keenam Harga daging ayam ras.
Pada tanggal 1 Desember 2021 Rp34.700 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 Rp36.000 per kilogram

7. Ketujuh Harga telur ayam ras
Pada tanggal 1 Desember 2021 Rp25.500 per kilogram, hingga mulai pada tanggal 24 Desember 2021 Rp28.600 per kilogram

Begitu pula dengan bahan-bahan kebutuhan pokok lainya juga mengalami kenaikan. Saat ini harga kebutuhan pokok di pasaran dapat kita pantau melalui situs Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (ews.kemendag.go.id)

Sementara itu harga minyak goreng Di kota Kendari, Sulawesi Tenggara juga di keluhkan oleh warga setempat. Pedagang dan pembeli mengeluh terhadap harga minyak yang masih melonjak tinggi saat menjelang tahun baru (SuaraSulSel.Id).

Salah seorang pedagang, yakni ibu Hartia mengatakan ” Setiap tahun pasti ada saja kenaikan harga “. Misalnya gula, minyak goreng dan lombok (Suara.com).

Ia pun menuturkan jika harga minyak goreng mengalami kenaikan sudah cukup lama, sejak sebelum menjelang tahun baru hingga sekarang ini. Sehingga dampak dari melonjaknya harga minyak ini yaitu berkurangnya stok dagangan minyak goreng. “Baru stok minyak goreng tinggal kemasan kecil saja”. Ungkapnya sabtu (25/12/2021).

Bukan hanya saja itu, ibu Hartia juga mengatakan jika harga normal minyak goreng kemasan kecil adalah Rp5.000 namun saat ini menjadi Rp10.000. Kemudian untuk 1 liter minyak goreng saat ini Rp20.000 yang awalnya hanya Rp15.000″ Untuk yang 5 liter saat ini Rp105.000 dengan harga normal Rp68.000″ , ungkapnya

Di satu sisi ada seorang pembeli yakni bapak kaman mengatakan, di situasi covid 19 saat ini ditambah kenaikan sembako membuatnya lebih sulit . “Dimasa krisis ini dan harga bahan pokok naik, kita tambah susah, setengah mati kita” Ujarnya.

Hal ini tentu jadi masalah masyarakat, pasalnya melonjaknya harga bahan pokok selalu terjadi setiap menjelang pergantian tahun, bahkan ini sudah menjadi tradisi.

Adanya kabar berita yang sama, di daerah Sumatra Selatan melambung tinggi, kondisi semacam ini terjadi di beberapa daerah, mulai dari Pagaralam, Baturaja, Palembang dan sekitar lainnya.

Kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi sejak sebulan terakhir ini, akibatnya ibu-ibu rumah tangga mengeluh dengan naiknya harga bervariatif dan terus saja melonjak. Rata-rata, minyak goreng seharga Rp9.000 ribu per liter sampai Rp20.000 per liter. Salah satu ibu rumah tangga yaitu ibu Rani mengatakan “Susah jika minyak goreng mahal, karena hampir kebutuhan masak, menggunakan minyak goreng”.

Disisi lain para pedagang minyak goreng juga tidak sanggup menyimpan persediaan yang banyak, karena khawatir akan merugi sebab berkurangnya jual beli dari masyarakat akibat adanya kenaikan harga tersebut.

Sehingga kenaikan harga minyak curah pun ikut naik, ini terjadi di pasar tradisional Baturaja. Di kabupaten ini, harga minyak curah ikut melonjak drastis sampai harga Rp20.000/Kilo gram (Antaranews.com).

Diketahui kenaikan harga tersebut dari agen pemasok yang telah menetapkan harga naik, dengan menyesuaikan harga jual beli. Kasih Pengendalian Kebutuhan Pokok dan barang penting disperindag OKU, Okta liani mengatakan adanya kenaikan harga minyak goreng curah disebabkan adanya panen sawit pada semester ke dua tahun 2021 .

Dan melonjaknya harga minyak goreng juga disebabkan naiknya permintaan minyak sawit mentah (CPO) untuk penuhi industri biodiesel, sejalanya penerapan kebijakan B30.

Padahal masyarakat baru saja berusaha bangkit untuk memulihkan perekonomian mereka akibat covid-19. Tetapi justru saat ini malah dipertemukan dengan naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok, yakni seperti minyak goreng, telur dan bahan pokok lainya.

Seharusnya pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan, akan lebih baiknya memikirkan dulu sebab akibat dari keputusan tersebut. Karena saat pandemi rakyat sangat kesusahan dalam hal ekonomi, apalagi di tambah kenaikan harga kebutuhan pokok yang sangat melonjak drastis. Bukankah pemerintah harus memikirkan keadaan rakyatnya yang sedang kesusahan seperti saat ini. Mau sampai kapan rakyat terus menjerit seperti ini.
Rasulullah Saw. pernah berdo’a yakni:
“Ya Allah, siapa saja yang mengurusi dari urusan umatku, lalu ia membuat susah umatku, maka susahkanlah dia”.

Alangkah baiknya pemerintah memberikan bahan-bahan kebutuhan pokok, bagi rakyat yang kesusahan secara gratis. Pemerintah juga sebaiknya menurunkan harga bahan pokok untuk meringankan beban mereka. Serta pemerintah juga harusnya sudah ada persiapan jauh-jauh hari untuk menjelang tahun baru atau hari-hari besar, agar kenaikan harga bahan pokok tidak melonjak drastis seperti sekarang ini. Supaya tidak terjadi lagi kedepannya, bukan malah masalah yang sama akan selalu terjadi lagi di tiap menjelang tahun baru atau hari-hari besar.

Namun sayangnya itu semua tidak dilakukan pemerintah, inilah bukti kegagalan mengurusi rakyat dalam sistem kapitalis hari ini. Tidak bisa menjamin kesejahteraan rakyat, tetapi justru menyengsarakan rakyatnya. Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat kecil maupun rakyat besar secara adil tanpa menyusahkan.

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah, Khilafah akan menciptakan kondisi pasar yang sehat. Seperti tidak terjadinya penipuan, adanya rekayasa jual beli permintaan dan penawaran, serta sikap keterpaksaan antara kedua belah pihak. Bahkan disistem Islam Khalifah juga akan selalu terus mengawasi penentuan harga bahan pokok yang berdasarkan mekanisme pasar, dan menghilangkan pajak serta mengawasi juga para pedagang yang melakukan kecurangan. Sebab semua di berlakukanya hukum yang tegas dan sanksi yang sesuai dalam Islam.

Semua permasalahan terkait tata kelola kebutuhan bahan pokok umat, tiada karena Islam akan memberikan solusi secara fundamental dengan mengubah mekanisme, dan peraturan masalah bahan pangan dengan sistem yang jujur dan sahih, yakni khilafah Islam sehingga peran negara dalam mengurusi rakyat dapat berjalan dengan sesuai jalur yang benar, yakni sebagai pelayan serta pengurus rakyat. Sebagaimana Hadist Rasulullah Saw.,
“Imam/khalifah adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang diurusnya” (HR Bukhari dan Muslim).

Seperti itulah politik dalam Islam yang dijalankan oleh Daulah Khilafah, dimana sistem pemerintahan yang amanah untuk pelayan dan pengurusan rakyat, serta pelindung bagi rakyatnya. Dan akan menjamin berjalannya sektor perkebunan, pertanian yang dinamis. Agar terus tumbuh sehingga harga bahan pangan akan dapat teratasi secara tuntas tanpa adanya lonjakan secara drastis seperti saat ini. Maka inilah saatnya kita sebagai umat menyerukan penerapan syariat islam secara kafah. Agar umat terjamin dan terpenuhi kebutuhan pokoknya serta tidak sengsara.

Wa’allahu A’alam Bissowab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *