Islamophobia Terus Bergema, Apa yang Dilakukan Dunia?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Islamophobia Terus Bergema, Apa yang Dilakukan Dunia?

Masitha, S.Pd.I

(Praktisi Pendidikan)

Agresi pasukan entitas yahudi Israel ke jalur Gaza Palestina terus berlangsung selama lima bulan dan terus memakan korban. Hingga akhir Februari lalu, setidaknya 3035 orang telah tewas dan 70.457 luka-luka dalam serangan entitas yahudi di jalur Gaza sejak 7 Oktober. Serangan itu pula ternyata menjadi penyebab meningkatnya Islamophobia di Inggris dan negara Eropa lainnya. Kebencian Inggris terhadap muslim bahkan terus meningkat lebih dari tiga kali lipat setelah terjadinya perang antara Israel dan Hamas, demikian hasil pengamatan Tell MAMA yang disampaikan pada kamis (22/2).

Organisasi pemantau mencatat, “Sebanyak 2010 kasus anti muslim yang terjadi dalam empat bulan, sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu konflik. Angka tersebut menjadi jumlah kasus terbesar yang tercatat dalam empat bulan.” Demikian pernyataan organisasi yang dibentuk untuk memantau dan melaporkan berbagai insiden. Insiden tersebut mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalism, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti muslim. Dalam 65% kasus yang menjadi sasaran adalah perempuan.

Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator komisi Uni Eropa, untuk mencegah kebencian anti muslim, Marion Lalisse mengatakan, “Konflik Israel-Palestina yang tengah berlangsung berdampak terhadap meningkatnya kasus islamophobia dan anti semitisme di Eropa.”

Sementara itu, terkait putusan mahkamah Eropa November lalu yang membolehkan otoritas di negara, anggota dilarang penggunaan hijab, Lalisse berkata larangan tersebut mencakup semua simbol agama. Islamophobia juga terjadi di Swedia, sebuah masjid Stockholm, yang terletak di distrik Sodermaim terus menjadi sasaran serangan islamophobia selama setahun, insiden terbaru terjadi pada Rabu (21/2/2024).

Ketika umat Islam membaca tulisan di dinding masjid, ancaman graffiti kembali meneror jamaah masjid yang menampilkan tanda Swastika disamping pesan mengancam yang menyatakan, “Bunuh Muslim”

Islamophobia adalah salah satu serangan terhadap Islam atas kebencian orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam. Mirisnya, islamophobia bahkan akan terus digaungkan saat umat Islam menjadi korban kezaliman zionis. Dunia sendiri tidak bertindak apa-apa ketika umat Islam dijadikan sasaran meski PBB sudah menetapkan hari anti islamophobia. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa PBB tak mampu menghilangkan kejahatan yang demikian besar dan menjaga umat manusia.

Hari ini, Islam dan muslim dipandang sebagai momok menakutkan bagi sejumlah orang di Eropa, terutama setelah tragedi nine eleven. Tak lama setelah peristiwa tersebut, Amerika secara terang-terangan mengkampanyekan perang melawan teror, bahkan menunjuk aktor utama peledakan. Adalah kelompok Osama Bin Laden yang diidentifikasi sebagai kelompok Islam radikal dan memiliki misi mengancam kepentingan Barat di manapun.

Akibat dari peristiwa berdarah sebelas September 2001, Islamophobia marak terjadi di barat. Isu negatif tentang Islam dan Muslim terus diperparah dengan gencarnya pemberitaan media. Media massa Barat terus menyuburkan islamophobia dengan narasi-narasi radikalisme dan terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam. Mirisnya, rezim-rezim di dunia Islam justru cenderung mendukung. Tak heran kebencian dan anti simpatik kepada Islam dan muslim meluas ke berbagai negara termasuk di Indonesia.

Munculnya islamophobia, tidak terlepas dari perang ideologi yang abadi antara Islam dan Kapitalisme. Kehadiran ideologi Islam dianggap ancaman oleh Kapitalisme. Selain itu, banyaknya penjajahan kapitalisme yang mendapat perlawanan sangat kuat dari umat Islam.

Phobia terhadap Islam sesungguhnya ketakutan akan kebangkitan ideologi Islam. Takut jika Islam akan Kembali tegak memimpin dunia sebagaimana yang terjadi pada masa Khilafah Utsmaniyah di abad pertengahan. National Strategy Combating Terrorism yang dikeluarkan US Department of State (2006) mengungkapkan, “Musuh yang dihadapi bukan hanya terorisme itu sendiri. Namun, ideologi yang melatari atau mendukung aksi terorisme tersebut. Gerakan-gerakan yang menentang AS dan mereka menggunakan Islam sebagai ideologi mereka.”

Umat Islam harus menyadari bahwa, Islamophobia yang terus dilestarikan barat hari ini adalah respon dari ketakutan tegaknya kembali kejayaan Islam, sebagaimana di masa lalu di bawah institusi Khilafah Islam. Keberadaan Khilafah Islamiyah yang eksis selama lebih dari 13 abad tidak lepas dari pemahaman umat Islam bahwa Khilafah adalah perisai kaum Muslim.

Selain itu, Khilafah merupakan kewajiban dari Allah dan pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Ketika menjadi kepala negara di Madinah dan menerapkan hukum-hukum Islam di dalamnya. Tak heran, umat Islam terus berusaha mempertahankan eksistensinya dengan berbagai upaya atas dorongan iman. Bahkan pada masa itu, Khilafah berhasil menjaga dan melindungi umat Islam, serta memberantas berbagai kezaliman dunia.

Umat Islam harus mengambil sikap atas penyesatan opini yang dilakukan Barat terhadap Islam dan ajarannya, termasuk segala bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh Barat, caranya dengan melakukan aktivitas dakwah dengan menjelaskan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dengan begitu, masyarakat akan menjadi paham bahwa semua ajaran Islam sebagai ideologi, termasuk didalamnya Khilafah merupakan rahmat dari Allah swt. Bukan keburukan sebagaimana yang dipropagandakan oleh Barat.

Dakwah Islam ini bersifat fikriyah (pemikiran) dan unfiyah (tanpa kekerasan) sehingga tidak mungkin menghasilkan terorisme. Perlu pula dijelaskan bahwa, ancaman sesungguhnya bagi negeri-negeri muslim tidak lain adalah sistem kapitalisme. Terbukti, berbagai kerusakan di bidang ekonomi, hukum, politik, sosial yang terjadi di negeri-negeri muslim justru bersumber pada penerapan sistem kapitalisme.

Proyek GWOT/R adalah sarana bagi AS untuk mempropagandakan Kapitalisme-Sekularisme di negeri-negeri muslim. Itu adalah bagian dari strategi AS untuk semakin memperkuat cengkraman imperialismenya. Kesadaran umat Islam terhadap urgensi hadirnya perisai di tengah mereka, seharusnya semakin menguat, mengingat realita kondisi umat Islam hari ini yang terjajah dan terpuruk memang membutuhkan institusi Khilafah sebagai kekuatan global untuk menyelesaikannya.

Termasuk persoalan yang dihadapi saudara muslim kita di Palestina. Fakta ini semakin parah karena rezim di negeri-negeri muslim bersahabat dengan negara penjajah yang represif kepada umat Islam. Sungguh, hadirnya ideologi Islam dalam kehidupan melalui tegaknya Islam kaffah menjadi sangat urgen.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *