Islam dan Politik Laksana Dua Sisi Mata Uang, Keduanya Tidak Bisa Dipisahkan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Islam dan Politik Laksana Dua Sisi Mata Uang, Keduanya Tidak Bisa Dipisahkan

 

Oleh Azizah S.Pd

(Pemerhati Masalah Publik)

 

Suhu politik di negeri ini makin hari makin memanas. Beberapa pernyataan penguasa selalu menuai kontroversi. Pernyataan yang muncul rasanya merupakan upaya untuk mendiskreditkan Islam dan kaum muslimin. Aroma islamofobia pun tampak dari pernyataan mereka. Yang terbaru Menag memberi pernyataan tentang ajakan untuk tidak memiilih pemimpin yang memperalat agama. Lalu apa sejatinya maksud dari pernyataan tersebut? Apakah ini bermaksud agar peristiwa pemilihan gubernur Jakarta yang dulu tidak terulang lagi?

Di Balik Pernyataan Menag

Pernyataan Menag seakan mengonfirmasikan bahwa negeri ini adalah negeri sekuler yang dipimpin oleh orang-orang sekuler. Bagaimana bisa keluar pernyataan jangan memilih pemimpin yang memperalat agama? Padahal sebagai seorang muslim yang memahami agamanya. Islam adalah nafas dan darah kehidupan yang harus dijadikan sebagai jalan hidup untuk diterapkan dalam kehidupan.

Dampak dari ucapan Menag terhadap kondisi perpolitikan di negeri ini tidaklah baik. Menteri menuduh seolah calon pemimpin yang menyampaikan wejangan wejangan Islam dianggap memperalat agama. Padahal memang seharusnya sebagai seorang Muslim harus menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya. Pernyataan Menag justru akan memicu perpecahan karena pernyataan menjadikan agama sebagai alat ini tidaklah jelas. Jangan sampai orang yang berdakwah justru dianggap memperalat agama, tetapi mereka yang sok sokan memakai atribut Islam tetapi tidak mau menerapkan syariat Islam tidaklah dianggap memperalat agama.

Pernyataan tersebut justru mengajak umat untuk meninggalkan agama dalam urusan bernegara. Sepertinya jika memilih pemimpin jangan menjadikan agamanya sebagai pertimbangan. Padahal penting sekali menjadikan agama sebagai tolok ukur dalam memilih pemimpin. Baik itu pemimpin keluarga, organisasi bahkan negara. Dalam Islam, faktor agama adalah faktor utama yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Pernyataan Menag malah menyebarkan islamofobia di tengah tengah masyarakat. Isu radikalisme,terorisme, anti ini dan itu, memecah belah, melanggar SARA seolah menjadi isu yang diarahkan terhadap Islam.

Ketika ada orang berdakwah yang bertentangan dengan nilai nilai Barat maka akan dicap denga narasi narasi itu. Bahkan, baru-baru ini ada usulan dari BNPT untuk mengawasi rumah ibadah, hal itu ditengarai karena ada masjid yang diduga melakukan ceramah dengan kritik kepada pemerintah. Padahal sudah seharusnya pemerintah menghadapi kritik dari umat Islam itu sebagai bentuk masukan atau dakwah, bukan malah ditespon negatif bahkan diawasi.

Jika pemerintah senantiasa mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Islam, maka mereka sedang menunjukkan wajah aslinya yaitu anti terhadap Islam. Selain itu, sikap memusuhi ajaran Islam dan para pengembannya adalah tindakan yang mengundang kemurkaan Allah SWT. Oleh karena itu, takutlah dengan Yang Maha Menguasai alam semesta ini.

Islam dan Politik adalah Dua Perkara yang Tidak Bisa Dipisahkan

Islam dan politik adalah laksana dua sisi mata uang. Keduanya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Sayangnya saat ini banyak pihak apalagi dari kalangan sekuler liberal yang berusaha memisahkan antara Islam dan politik. Islam hanyalah dianggap sebagai agama ritual yang hanya mengatur masalah ibadah mahdhah, masalah moralitas, masalah masalah yang sifatnya individual. Ajaran agama Islam adalah ajaran yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Artinya tidak ada satu aspek pun yang tidak diatur oleh Islam.

Karena Islam merupakan ajaran yang sempurna, bagaimana mungkin Islam tidak mengatur urusan politik. Cara makan saja telah diatur oleh Islam yakni menggunakan tangan,diawali dengan membaca basmalah dll. Masuk kamar mandipun juga diatur oleh Islam. Tentulah mustahil bila Islam dengan kesempurnaannya tidak mengatur masalah politik.

Definisi politik adalah pengaturan urusan umat, pengaturan urusan rakyat. Sedangkan Islam telah memerintahkan kepada kita agar menjalankan seluruh perintah Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan.Berarti semua urusan umat pasti diatur oleh ajaran Islam.

Rasulullah SAW ketika menjadi pemimpin di Madinah,beliau bukan sekadar pemimpin ritual tetapi juga sebagai pemimpin negara yang mengatur urusan rakyat, menjaga keamanan rakyat, memenuhi kebutuhan rakyat, menyelesaikan persoalan perselisihan yang terjadi diantara umat. Rasulullah SAW adalah kepala negara sekaligus juga panglima perang yang memimpin langsung beberapa peperangan. Rasulullah SAW melakukan misi diplomatik yaitu menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan mengirim utusan utusan dakwah yang mengajak pemimpin yang ada disekitar Arab untuk memeluk Islam. Mengajak para kaisar dan para raja untuk memeluk agama Islam.

Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim di tahun tahun politik seperti saat ini haruslah waspada. Perang istilah dan pemikiran akan lebih sering menyasar umat Islam. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengelabuhi dan membuat umat Islam jauh dari agamanya. Allah Yang Maha Baik tidak akan menyalahi janjinya yakni jika manusia kembali kepada syariahNya,terbukalah keberkahan dari langit dan bumi untuk seluruh alam.

Islam dengan syariah yang lengkap,bukanlah masalah. Yang menjadi masalah justru cara berpikir manusia. Sebaliknya agama telah memandu cara berpikir manusia bagaimana menemukan jalan keimanan, meyakini syariah sebagai solusi kehidupan serta menjadikan Islam sebagai kepemimpinan berpikir yang benar.

Justru situasi saat ini menjadi pelajaran penting bagi umat untuk mendekat kembali kepada syariah Islam. Politisi itu pandai berjanji tapi belum tentu bisa ditepati. Sedangkan janji Allah itu pasti dan akan terwujud kembali. Berbahagialah dengan Islam yang akan kembali memimpin dunia. Insya Allah.

Wallahu’alam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *