Harga Pangan Meroket di Bulan Ramadan, Bagaimana Solusinya?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Harga Pangan Meroket di Bulan Ramadan, Bagaimana Solusinya?

Ranti Nuarita, S.Sos.

Aktivis Muslimah

Marhaban ya Ramadan, bulan mulia yang begitu dinantikan kaum muslim yang bertakwa di seluruh penjuru dunia akhirnya tiba. Banyak kaum muslim menyambut bulan ini dengan penuh sukacita, tak terkecuali di Indonesia. Namun, sangat disayangkan seolah sudah menjadi tradisi, setiap Ramadan tiba harga-harga semua kebutuhan pokok selalu melonjak naik. Dampaknya banyak masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, belum lagi ditambah kondisi ekonomi yang semakin hari, semakin memprihatinkan.

Mengutip dari CNBC Indonesia, Jumat (1/3/2024) Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga komoditas pangan akan mengalami inflasi pada bulan Ramadan. Menurut BPS hal tersebut merupakan situasi musiman seperti tahun-tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam konferensi pers Indeks Harga Konsumen mengatakan, hal tersebut biasanya mengacu pada data historis setiap momen Ramadan harga beberapa komoditas diperkirakan meningkat. Tidak terkecuali beras. Bahkan dari hasil data terbaru BPS mencatat, pada Februari 2024 ini beras kembali inflasi sebesar 5,32 persen dengan andil pada inflasi bulanan di Februari sebesar 0,21 persen. Sementara pada inflasi secara tahunan sebesar 2,75 persen, beras memiliki andil 0,67 persen. Beberapa komoditas lainnya yang berpotensi naik di antaranya, daging ayam, minyak goreng, dan gula pasir.

Disadari atau tidak, jika kita amati kenaikan harga kebutuhan pokok sudah menjadi kejadian berulang setiap tahunnya. Negara dalam hal ini para pemerintah bahkan juga pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab dengan pengadaan kebutuhan pokok selama bulan Ramadan, seharusnya telah mempersiapkan semuanya jauh-jauh hari. Di sinilah dibutuhkan peran negara yang seharusnya melakukan upaya antisipasi agar tidak ada gejolak harga dan rakyat mudah mendapatkan kebutuhannya.

Negara seharusnya merancang langkah juga rencana, antisipasi sedemikian rupa agar segala mekanisme pasar berjalan dengan baik, meski permintaan meningkat. Mulai dari menyediakan bahan pokok, stabilitas harga, hingga distribusi yang merata, kepada seluruh rakyat, juga tidak memberikan celah kepada pihak yang bermain curang, dengan menimbun ataupun memonopoli perdagangan barang tertentu.

Mengapa mesti demikian? Ya karena memang, tentunya ada banyak penyebab, termasuk di antaranya beberapa oknum memanfaatkan semangat bersedekah dan berbagi pada bulan suci sebagian pihak untuk meraup keuntungan yang banyak. Di sisi lain, terdapat kesalahpahaman bagaimana seharusnya beribadah dan beramal saleh selama bulan Ramadan sehingga berimbas pada naiknya permintaan.

Bukan tanpa alasan, sebetulnya masalah yang terus berulang ini menunjukkan kegagalan negara dalam menjaga stabilitas harga, dan menyediakan pasokan yang cukup sesuai kebutuhan rakyat. Inilah fakta kesekian yang membuktikan ketidakseriusan negara dalam mengurus rakyatnya. Ini tidak boleh dibiarkan, tentunya masalah ini harus dilihat benang merahnya.

Masalah yang sebenarnya terjadi adalah adanya praktik yang curang dalam transaksi jual beli, adanya monopoli/penimbunan oleh pihak pedagang besar. Akhirnya, berakibat pada distribusi bahan pangan yang tidak merata, lonjakan antara suplai atau penawaran, juga demand atau permintaan yang tidak seimbang, akan berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok naik tidak terkendali.

Negara seharusnya bertanggung jawab memfasilitasi kebutuhan pokok rakyatnya agar tidak merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Tidak saja memfasilitasi bahkan seharusnya juga, memberikan jaminan kepada rakyat seluruh kebutuhan pokok secara gratis. Namun, mungkinkah? Sayangnya, itu sebuah ketidakmungkinan, selama negara masih mengadopsi sistem kapitalisme yang mengutamakan untung dan rugi dalam setiap kebijakan ekonomi maka kebutuhan pokok gratis untuk seluruh rakyat hanyalah mimpi belaka.

Sungguh, Islam memiliki mekanisme yang ampuh juga mampu menjaga lonjakan harga sehingga harga tetap stabil dan rakyat mampu mendapatkannya. Selain itu, Islam pun melarang berbagai praktik curang, tamak seperti, menimbun, atau monopoli komoditas demi mendapatkan keuntungan yang besar.

Belum cukup sampai di situ, Islam mendorong setiap muslim bersiap memasuki Ramadan dengan memperbaiki amal dan banyak ibadah. Islam mendorong setiap muslim bersiap memasuki Ramadan dengan memperbaiki amal dan banyak ibadah, negara pun memudahkan rakyat dalam menjalani ibadah Ramadan, mempersiapkan segala sesuatunya demi meraih rida Allah Swt. dan nyaman menjalankan ibadah puasa. Bahkan juga memberikan pendidikan terbaik sehingga umat memiliki pemahaman yang benar atas ibadah Ramadan, termasuk pola konsumsinya.

Tentunya semua itu adalah bentuk tanggung jawab negara sebagai pengatur urusan rakyat akan membuat rakyat hidup sejahtera. Negara yang menerapkan sistem Islam akan mewujudkan suasana yang tenang, sehingga bulan Ramadan akan benar-benar menjadi wadah terbentuknya pribadi-pribadi yang bertakwa. Negara pun akan menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan pokok setiap individu masyarakat. Tentunya pengaturan tersebut tidak hanya temporal, melainkan sepanjang tahun terlebih ketika Ramadan.

Apabila semua kebutuhan pokok telah dijamin maka suasana aman, tenteram, juga damai, akan tercipta. Walhasil, masyarakat akan fokus beribadah di bulan Ramadan, tanpa memikirkan kesulitan beban hidup, masalah kebutuhan bahan pangan, masalah kenaikan harga bahan pokok, juga segudang masalah hidup lainnya. Tentu saja tingkat kriminalitas pun akan bisa dikendalikan, bahkan akan sangat minim terjadi.

Ramadan adalah bulan yang akan menciptakan individu-individu yang bertakwa, keluarga yang bertakwa, masyarakat yang bertakwa, dan pada akhirnya akan menjadikan negara yang bertakwa, kepada Allah Swt. Tentunya negara yang bertakwa hanya akan ada apabila syariat Islam diterapkan secara kafah di dalam bingkai institusi negara.

Wallahualam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *