Harapan Tak Sampai Umat untuk Menikmati Layanan Transportasi Aman dan Nyaman

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Harapan Tak Sampai Umat untuk Menikmati Layanan Transportasi Aman dan Nyaman

 

Ratna Juwita

(Aktivis Muslimah Kab. Bandung)

 

Transportasi umum yang aman dan nyaman adalah impian semua orang. Apalagi menjelang hari raya Idul Fitri dengan tradisi mudiknya, masyarakat antusias untuk pulang ke kampung halaman yang mungkin hanya bisa dilakukan setahun sekali.

Transportasi umum masih menjadi pilihan yang diminati umat. Namun umat juga harus bersiap dengan segala kemungkinan yang ada, mulai dari harga tiket mahal, jalanan macet, dan potensi kecelakaan yang bisa saja terjadi.

Potensi kenaikan harga tiket terjadi pada puncak arus mudik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga tiket jelang hari lebaran memang sudah biasa terjadi. Kalangan pengusaha bus pun sudah memberi kode akan kenaikan harga ini, yakni untuk bus antar kota antar provinsi (AKAP).

Upaya pun dilakukan oleh berbagai pihak. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan berbagai upaya untuk memberi harga tiket yang lebih terjangkau kepada masyarakat (cnbcindonesia).

Selain itu, kemacetan juga seakan menjadi hal yang lumrah. Tentu ini membuat tidak nyaman pengguna transportasi. Dilansir dari Republika.co.id, tahun ini diperkirakan ada 12,9 juta pemudik akan memasuki wilayah Jawa Tengah. Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jateng Hadi Santoso mengimbau para pemudik mewaspadai titik rawan kemacetan dan bencana. Menurutnya, lebih dari 82 titik kemacetan paling banyak karena pasar tumpah sebanyak 42 titik. Selebihnya sejumlah exit tol, persimpangan jalan, perlintasan kereta api, dan penyempitan jalan.

Secara umum layanan transportasi yang ada belum bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Berbagai kecelakaan yang terjadi pada berbagai moda adalah buktinya. Seperti data sementara tahun lalu pada periode 25 April 2022 sampai 5 Mei 2022, tercatat ada 4.107 kecelakaan lalu lintas dengan 568 korban meninggal dunia. Sedangkan di tahun 2019 terdata 4.083 kecelakaan lalu lintas dengan 824 orang meninggal dunia (merdeka.com)

Terlebih saat mudik, resiko bertambah besar di samping harga yang melambung tinggi. Selain itu, banyak juga ditemukan mobil barang jenis pickup digunakan untuk mengangkut orang, dan sepeda motor dinaiki lebih dari dua orang. Ada juga pengemudi yang kemudian viral di media sosial karena melintas median jalan tanpa sepengetahuan petugas saat jalur one way diberlakukan.

Dengan demikian, sekedar menikmati transportasi aman dan nyaman menjadi harapan tak sampai yang dirasakan oleh umat. Hal ini berbeda pengaturannya dalam sistem Islam. Dalam Islam, pelayanan kepada rakyat adalah prioritas utama. Rasulullah SAW bersabda,

“Pemerintah adalah raa’in (pengurus) dan penanggung jawab urusan rakyatnya” (HR Bukhari).

Dalam memenuhi transportasi publik, sistem Islam akan menetapkan kebijakan prinsip pengelolaan transportasi publik yang mengacu pada kesederhanaan aturan, kecepatan dalam pelayanan, dan individu pelaksana yang kapabel. Tiga prinsip inilah yang menjadi acuan dalam memberikan fasilitas dan layanan transportasi kepada rakyat.

Kemudian, menyediakan transportasi umum yang aman, nyaman, murah, tepat waktu, serta memiliki fasilitas penunjang yang memadai. Aman berarti safe dan secure; sehingga tidak rawan kecelakaan, nyaman maknanya bersih, tidak pengap, dan tidak berdesakan; tarif murah artinya mendepankan aspek pelayanan daripada keuntungan; apalagi untuk mudik. Tepat waktu maksudnya ialah sesedikit mungkin pergantian moda angkutan; serta memiliki fasilitas penunjang yang memadai, berupa toilet, air bersih, dan lain-lain.

Pengembangan infrastruktur transportasi publik sudah berlangsung lama pada masa peradaban Islam. Sebagai contoh, ketika kereta api ditemukan di Jerman, Khalifah bergerak cepat dengan membangun jalur kereta api untuk mempermudah perjalanan haji kaum muslim.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, beliau memprakarsai pembangunan jalur kereta yang membentang dari Istanbul, ibu kota Khilafah kala itu, hingga Makkah, melewati Damaskus, Jerusalem dan Madinah. Proyek ini dinamai “Hejaz Railway”, membuat perjalanan dari Istanbul ke Makkah dari 40 hari hingga bisa ditempuh hanya dalam 5 hari.

Pelayanan terbaik untuk rakyat hanya bisa kita rasakan jika kita menerapkan Islam secara menyeluruh. Penerapan sistem Islam akan memberikan berkah bagi seluruh umat manusia, dan harapan umat untuk menikmati transportasi yang aman dan nyaman bisa terwujud.

 

Wallahu’alam bishawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *