Gizi Buruk dan Kemiskinan Mengancam Generasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Gizi Buruk dan Kemiskinan Mengancam Generasi

Zahra K.R

Kontributor Suara Inqilabi

 

Hari terus berganti, bukannya tingkat kemiskinan semakin mereda namun justru semakin tinggi. Lagi-lagi masyarakat disuguhkan kabar yang tak mengenakkan hati. Berita kemiskinan menjadi hal biasa di negri ini, karna tingkatannya yang belum bisa dibendung oleh negara menjadikan kemiskinan semakin merajalela di tengah masyarakat desa maupun kota.

Saat ini ada miliaran anak di dunia tanpa Perlindungan Sosial (Perlinsos), sehingga 333 juta hidup dalam kemiskinan ekstrem. lebih mencengangkan lagi, jumlah anak di seluruh dunia yang tidak memiliki Perlinsos mencapai 1,4 miliar. Sementara tidak adanya akses Perlinsos ini, bisa menyebabkan mereka lebih rentan terkena penyakit, gizi buruk dan terpapar kemiskinan.Data tersebut di kumpulkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Save the Children.

Direktur Global Kebijakan Sosial dan Perlindungan Sosial UNICEF, Natalia Winder Rossi, sebagimana yang dikutip dari Antara, Kamis (15/2), juga mengatakan bahwa secara global 333 juta anak mengalami kemiskinan ekstrem berjuang hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS (Rp33.565) per hati, dan hampir 1 miliar anak hidup dalam kemiskinan multidimensi. (Dikutip dari kumparan.com 15/02/2024). Pada 2022 angka Stunting di Indonesia sekitar 21,6 % yang ini lebig tinggi dibandingkan di negara-negara asia tenggara. Tentunya angka ini semakin tinggi di tahun 2024 dengan adanya resesi ekonomi saat ini (kompas.com 16/02/2024).

Hal ini menyadarkan kita semua bahwa tingkat kemiskinan yang terjadi di negri ini semakin hari semakin parah. Bahkan lebih lagi di awal tahun 2024 ini masyarakat sudah mulai mengalami penaikan harga kebutuhan pokok yang tiada habisnya, mulai dari beras, gula, tepung, cabai, hingga tagihan listrik. Sementara, pendapatan masyarakat setiap harinya masih tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Sehingga kenaikan harga ini menyebabkan sulitnya masyarakat dalam menjangkau ketersediaan makanan pokok di tengah-tengah mereka.

Padahal, kemiskinan ekstrem yang terjadi tidak hanya di negri ini saja, melainkan juga di seluruh pelosok negri di dunia. Sehingga kemiskinan ekstrem ini tidak hanya menjadi problem negri ini saja melainkan menjadi problem dunia. Fakta tersebut telah menandakan bahwa adanya persoalan sistemik yang sedang di hadapi dunia saat ini. Dibalik permasalahan yang terjadi itu pasti ada sumber utama penyebab semua persoalan itu terjadi.

Lalu, apa sebenarnya penyebab utama persoalan itu dan persoalan-persoalan lain yang masih terus terjadi di negri ini bahkan di seluruh dunia? Jawabannya adalah penerapan sistem kapitalis. Ya, sistem kapitalislah yang menjadi penyebab utama munculnya persoalan demi persoalan yang terus terjadi. Terkhusus persoalan kemiskinan ekstrem yang saat ini melanda jutaan bahkan miliaran anak di seluruh dunia. Akibatnya, anak akan mengalami banyak problem kehidupan yang berpengaruh dalam kehidupan mendatang yang akan mereka hadapi. Kemiskinan tersebut juga akan mengubah nasib dunia selanjutnya.

Disisi lain, sistem yang diterapkan di negeri ini serta di seluruh dunia saat ini ibarat tambal sulam sistem ekonomi kapitalis, yang tidak bisa memberikan kesejahteraan pada generasi justru memunculkan masalah baru untuk generasi di masa mendatang.

Sistem kapitalis ini telah berhasil memberikan kebebasan terhadap pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Sehingga pengusaha dengan mudahnya dapat menguasai kebutuhan hidup rakyat termasuk menguasai sumber daya alam yang tidak seharusnya di miliki oleh pihak swasta. Kondisi ini, merupakan konsekuensi dari reinventing goveerment atau mewirausahakan birokrasi, dimana negara hanya sebagai regulator saja.

Perusahaan jelas akan mengambil untung sebanyak-banyaknya, sedangkan rakyat yang akan menjadi korban keserakahan mereka. Rakyat menjadi miskin akibat ulah mereka. Kondisi seperti ini, jelas menjadi ancaman terhadap keselamatan generasi dan masa depan bangsa.

Terlebih lagi, kerusakan masa depan generasi saat ini sudah mulai terlihat nyata. Banyak generasi yang lebih memilih putus sekolah demi untuk bisa bekerja agar kebutuhan hidup mereka tercukupi. Krisis ekonomi yang menjerat mereka seolah terus menghantui mereka tanpa henti. Generasi seolah tak bisa lagi bertahan menyelamatkan diri apalagi keluarga mereka.

Tekanan yang terus terjadi semakin hari semakin membuat generasi menjadi putus asa dan menyerah. Hingga tak jarang dari mereka justru lebih memilih bunuh diri akibat sulitnya membayar tagihan biaya pendidikan mereka. Bebab hidup terus melonjak, namun tak ada upaya dari negara yang signifikan mampu merentas itu semua. Peran negara seolah hilang tak memiliki jejak apa-apa.

Masyarakat seperti disuruh berjuang sendiri menahan pahit dan sakitnya bertahan hidup di sistem demokrasi kapitalis sekuler ini, yang terus-menerus menambah beban penderitaan mereka tanpa solusi pasti.

Jeritan, bahkan tangisan rakyat hari demi hari seolah menulikan telinga penguasa negri. Suara mereka ibarat angin yang hanya berlalu begitu saja. Bahkan harga nyawa seolah tak ada artinya. Berawal dari kemiskinan, hingga nyawa rakyat dan generasi terkorbankan, namun tetap tak ada tindakan nyata yang merentas itu semua.

Berbeda dengan sistem Islam. Ketika negara dalam sistem demokrasi kapitalis hanya berperan sebagai regulator yang lebih memberikan kesejahteraan pada pengusaha atau pemilik modal saja, sementara dalam sistem Islam negara justru berperan dalam mensejahterakan seluruh rakyatnya tanpa terkecuali. Islam dengan sepaket aturannya telah mewajibkan negara mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai mekanisme yang sudah ditetapkan dalam Islam. Sehingga, perlindungan generasi tidak akan diabaikan seperti sistem saat ini. Islam justru akan memberikan jaminan perlindungan yang berhak di dapatkan oleh setiap individu generasi umat.

Sistem politik dalam Islam pun, tidak seperti sistem politik kapitalis yang hanya berkutat dalam keuntungan kekuasaan semata. Karna sistem politik di dalam Islam, bertujuan untuk mengurusi urusan umat. Baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga sosial akan diatur oleh negara dengan baik hingga kesejahteraan mampu dirasakan setiap individu masyarakatnya.

Wallahu a’lam bish shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *