Geng Motor Membuat Resah, Tidak Adanya Riayah Pemerintah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Geng Motor Membuat Resah, Tidak Adanya Riayah Pemerintah

 

Oleh Lia Nurjanah 

Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah

 

Belakangan ini banyak kejadian yang sangat meresahkan warga yakni maraknya geng motor dan bank emok. Dua kejadian yang meresahkan warga ini adalah sekelumit derita rakyat yang terjadi di tanah air. Seperti dikutip oleh media online AYOBANDUNG.COM — Warga Desa Langensari, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, merasa resah dengan geng motor dan bank emok yang merajalela. Keresahan tersebut disampaikan warga kepada Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo saat Jumat Curhat, Jumat 13 Oktober 2023.

Kusworo mengatakan, keresahan tersebut menjadi salah satu perhatiannya dan akan diselesaikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kepolisian. “Tadi ada warga mengeluhkan bank emok yang banyak beredar di daerah sini,” ujar Kusworo. Bank emok kata dia bisa ditindak apabila melakukan perbuatan melawan hukum, seperti merampas barang atau melakukan pengancaman di luar dari masalah perdata.

Dari kacamata kepolisian, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak coba bertransaksi dengan lintah darat berkedok koperasi tersebut. “Terkadang masyarakat ini tergiur dengan bank emok ini, karena bank emok ini mau datang ke rumah, langsung bawa uang tunainya,” katanya.

Terkait geng motor, untuk kawasan Solokanjeruk, kata Kusworo, bulan lalu pihaknya telah membubarkan kawanan berandal bermotor. Namun apabila masih ada geng motor yang meresahkan, bisa langsung melakukan laporan saat mereka beraksi. Pihaknya akan langsung melakukan tindakan.

Kusworo juga berharap agar orang tua melakukan pengawasan ekstra kepada anak-anaknya. “Banyak orang tua yang tidak mengetahui jika anaknya menjadi anggota geng motor. Makanya harus lebih diperhatikan, beri kasih sayang supaya anak lebih betah di rumah dan tidak mudah masuk dalam pergaulan yang kurang baik,” tutupnya.

Melihat dari fakta di atas derita umat hari ini adalah hasil kebatilan sistem kapitalis yang diterapkan penguasa. Di mana negara hanya berperan sebagai regulator. Negara tidak turut mengatur dan menjamin kehidupan warga. Rakyat dibiarkan berjuang sendiri dengan prinsip survival of the fittest. Siapa yang kuat, dia yang bertahan. Akibatnya, kemiskinan dan penderitaan makin merusak.

Karena itu saatnya umat menerapkan syariat Islam. Sebabnya, ini adalah tuntutan keimanan. Bukankah orang yang mengaku beriman harus taat pada hukum-hukum Allah? Apalagi syariat Islam berisi aturan yang memberikan jaminan kehidupan masyarakat. Ada sejumlah hukum Islam yang jika diterapkan akan menjaga pemenuhan kebutuhan tiap individu.

Pertama: Islam mewajibkan setiap Muslim (pria) menjamin kebutuhan dirinya dan keluarganya. Para suami/ayah telah diwajibkan Allah SWT untuk menjamin kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal untuk keluarga mereka (lihat QS 2: 233 dan QS 65: 6).

Kedua: Islam mewajibkan ihtimam (kepedulian) kepada sesama Muslim, termasuk memenuhi hajat kaum duafa, khususnya orang-orang terdekat dan tetangga mereka. Rasulullah saw. bersabda: “Bukan Mukmin orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangga sebelahnya kelaparan” (HR al-baihaqi).

Ketiga: Bagian terpenting dalam jaminan kebutuhan hidup adalah peran negara. Para ulama bersepakat bahwa kehadiran negara (khilafah) salah satunya adalah untuk mengatur urusan umat.

Kewajiban mengurus umat telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan harta yang diperoleh negara pada saat itu. Beliau memberikan jaminan hidup untuk ahlus-suffah yang tinggal di Masjid Nabawi. Beliau juga menjadikan dirinya sebagai penjamin bagi Mukmin yang meninggal, sedangkan ia memiliki utang atau tanggungan keluarga. Sebaliknya, Islam mengancam para penguasa yang menelantarkan kebutuhan rakyat, apalagi menghalangi hak-hak mereka. Sabda Rasulullah saw.: Tidak seorang pemimpinpun yang menutup pintunya dari orang yang membutuhkan, orang yang kekurangan dan orang miskin, kecuali Allah akan menutup pintu langit dari kekurangan, kebutuhan dan kemiskinannya (HR at-Tirmidzi).

Dengan menerapkan Islam secara kafah, muslim sejahtera. Begitupun pemimpin yang adil yang bekerja keras untuk menjamin kehidupan warganya hanya terwujud jika umat ini menerapkan syariah Islam dalam naungan khilafah.

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *