Fungsi Mulia Wanita Muslimah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummu Salman (Aktivis Dakwah)

 

Isu terorisme seperti tidak ada habisnya, setelah “dingin”, kembali lagi “menghangat” dengan aksi dan kejadian baru, tentu saja hal ini sangat mengusik ketenangan bagi siapa saja, terlebih dengan pelaku yang menggambarkan seorang muslimah, semakin menambah pelik deretan kasus terorisme yang terjadi.

Ketua Centra Initiative dan peneliti Imparsial Al Araf menyarankan kepada Kepolisian RI untuk memperketat sistem pencegahan dan pengawasan di seluruh kantor polisi. Pengetatan ini setelah terjadi penyerangan di Markas Besar Kepolisian RI.

“Serangan yang terjadi di Makassar dan Jakarta menunjukkan kelompok teroris masih memiliki jejaring untuk terus melakukan perlawanan dengan aksi bom bunuh diri, penembakan, dan lainnya,” kata Al Araf, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (31/3).
(REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, 01/04/2021)

Zakiah Aini terduga teroris yang tewas ditembak mati di Mabes Polri meninggalkan surat wasiat. Surat wasiat Zakiah Aini berisikan beberapa poin.

Surat wasiat Zakiah Aini dikirimkan untuk ayah, ibu, adik dan orang-orang yang dicintainya.
(Suara.com. kamis, 01/04/2021)

Tidak ketinggalan dalam menanggapi isu terorisme, pegiat feminisme juga angkat bicara dalam masalah ini, tentu dalam rangka ikut andil untuk memberikan “solusi” atas aksi kekerasan yang terjadi.

Mengutip sebuah hasil penelitian, feminis muslimah Dr Musdah Mulia menyebut Indonesia sebagai negara demokratis, tetapi intoleran. Ia mengatakan, dibutuhkan upaya bersama untuk menekan praktik intoleransi, sehingga demokrasi yang sudah dicapai lebih bermakna.

Musdah menawarkan tiga langkah, yaitu pendidikan, reformasi kebijakan dan reintrepretasi ajaran keagamaan.
(VOA. Kamis, 01/04/2021).

Selain itu, pemerintah juga mendorong agar para dai untuk berperan aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya toleransi dalam rangka mencegah segala bentuk aksi kekerasan dan memiliki pemikiran yang lebih “terbuka”.

“Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta para pendakwah atau dai dapat menjalankan perannya dengan menyebarkan toleransi dan berpikiran terbuka di Indonesia. Demikian kata Ma’ruf pada Webinar BNPT bertajuk ‘Peran Dai dalam Deradikalisasi Paham Keagamaan di Indonesia’.
(Liputan6.com, Jakarta. 04/04/2021)

Melahirkan keresahan bagi umat islam

Sunggu miris, aksi terorisme kembali muncul dan mencuat di pemberitaan berbagai media massa, dengan pelaku seorang perempuan muda yang menampakkan diri sebagai seorang muslimah, selain itu ia juga meninggalkan wasiat agar keluarganya meninggalkan riba, menolak demokrasi bahkan pemilu.

Gambaran diatas sebenarnya cukup mengusik, kalau bisa dibilang menyakiti hati muslimah yang lain, betapa tidak, kejadian demikian tentu akan memberikan stigma negatif terhadap muslim maupun muslimah yang taat terhadap ajaran agamanya yang agung.

Selain itu, isu ini juga akan mengantarkan pada pembenaran berbagai tindakan penggeledahan yang belakangan ini banyak kita saksikan melalui media, serta penangkapan umat islam di berbagai tempat dengan dasar tuduhan yang memiliki kaitan dengan aksi terorisme, meskipun hal itu seharusnya mampu dibuktikan melalui peradilan resmi negara sebagai bentuk kesamaan kedudukan setiap masyarakat di hadapan hukum.

Adanya isu terorisme juga nampaknya makin menjadi alasan kuat, bagi para pengusung ide feminisme dalam mengkampanyekan ide-ide mereka, demikian pula dengan derasnya desakan program moderasi agama terhadap seluruh kalangan.

“Maka harus dibalik. Feminisme itu adalah cara berpikir dan juga cara melawan yang tepat untuk mengalahkan semua fundamentalisme, radikalisme, dan lain-lain,” ujar Myra.
(VOA. 01/04/2021).

Sudah seharusnya pemerintah bertindak tegas dan bersungguh-sungguh dengan segenap kemampuan yang dimiliki agar mampu untuk mengusut tuntas para pelaku-pelaku aksi terorisme dan kekerasan yang telah mengancam keselamatan nyawa serta telah benar-benar mengusik ketenangan hidup masyarakat selama ini.

Tentu kita sangat berharap, dengan kemampuan penguasa memberantas tuntas jaringan aksi terorisme yang ada, maka akan memberikan ketenangan bagi seluruh masyarakat, ini juga akan menghindarkan “fitnah” bagi umat islam dan ajarannya, sebab selama ini pelaku aksi terorisme kerap kali menggunakan sebagian simbol agama tertentu dalam melancarkan aksi-aksinya.

Sebagai umat muslim, tentu peran kritis kita terhadap kejadian-kejadian yang marak terjadi seperti aksi terorisme dan sejenisnya, sangatlah dibutuhkan saat ini. Karena sebagai umat yang mulia, kita tidak ingin aksi yang demikian mencoreng ketenangan dan perdamaian, terlebih lagi mengalihkan kita dari pemahaman yang benar tentang syariat.

Sudah seharusnya kita tetap fokus dalam mempelajari ajaran agama yang kaffah, mengambil islam secara totalitas, tanpa memilah-milah hukum-Nya, tentu yang demikian akan mengajarkan Islam tanpa kekerasan dan Islam yang mencintai kedamaian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Sebab, dengan penerapan sistem kapitalisme sekular saat ini, secara tidak langsung telah mengantarkan umat ini pada penerapan aturan kehidupan yang dengannya terpisah syariah islam dari kehidupan publik secara luas, menjadikan Islam dengan mudahnya “tercoreng” akibat aksi-aksi kekerasan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam dan ajarannya.

Umat haruslah memahami, sebagai agama yang sempurna, Islam tentu memiliki pengaturan yang mulia dalam mengurusi segala aspek kehidupan manusia, namun hal ini hanya dapat dirasakan, jika islam diterapkan secara menyeluruh dalam segala lini.

Islam memuliakan wanita dengan peran sentralnya

Di dalam islam, Muslimah sangat dimuliakan dengan peran utamanya sebagai ummu wa rabbatulbayt, sebagaimana sabda Rasulullah saw,

“Masing-masing kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kemimpinannya”.(HR al-Bukhari dan Muslim).

Karena itu seorang muslimah, sudah seharusnya memahami posisi pentingnya sebagai seorang ibu, pencetak generasi cemerlang yang nantinya diharapkan akan mampu untuk melahirkan peradaban agung yang tinggi nan mulia.

Di “tangan” nya lah para agen perubahan bagi kebaikan bangsa dan negara ini akan dibina, sehingga terbentuk pola pikir dan pola sikap islami bagi anak-anaknya, tentu dengan pengajaran dan teladan seorang ibu yang merupakan seorang Muslimah pula, sehingga mengantarkan keluarganya taat kepada syariah secara sempurna di seluruh aspek kehidupan mereka.

Dalam rangka menjaga kemuliaan dan kehormatan serta keberadaannya, Islam telah menetapkan penafkahan dan perlindungan terhadapnya di tangan laki-laki, sehingga perempuan wajib dilindungi dan diberikan nafkah dengan cara yang makruf, sebagaimana firman Allah swt,

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf”. [Al-Baqarah/2:233].

Allah swt juga berfirman,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. [An-Nisâ/4:34].

Dengan demikian, yang harus dilakukan saat ini terutama para muslimah adalah terus berikhtiyar dengan penuh kesungguhan, memperjuangkan tegaknya islam secara kaffah, berdakwah dengan damai dan tanpa kekerasan sama sekali, menyampaikan islam yang totalitas, sebagai solusi tuntas atas seluruh permasalahan negeri ini, sehingga tidak ada lagi celah yang dengannya mampu memberi stigma negatif bagi umat muslim serta ajaran islam.

Karena, hanya dengan tegaknya islam secara kaffah di seluruh aspek kehidupan, akan menghantarkan umat muslim, juga seluruh umat manusia pada ketenangan, kedamaian juga kebahagiaan hidup yang hakiki, sebab islam memang diturunkan oleh Allah swt agar menjadi rahmat bagi seluh alam.

Firman Allah swt,

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Wallaahu a’lam bishshowab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *