Bunuh Diri Marak : Ada Apa dengan Masyarakat Kita?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Bunuh Diri Marak : Ada Apa dengan Masyarakat Kita?

Oleh Rianti

Kontributor Suara Inqilabi

 

Miris. Indonesia dikejutkan dengan maraknya bunuh diri. Sepanjang Oktober 2023, sudah ada tiga kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa. Yang terbaru, pembunuhan yang melibatkan seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Selasa (10-10-2023).

Selain itu, data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), merilis ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu lebih tinggi dari kasus bunuh diri sepanjang 2022 (900 kasus). Kasus bunuh diri paling banyak ditemui di perumahan atau permukiman (741 kasus), kemudian di perkebunan (104 kasus), dan persawahan (18 kasus). (Katadata, 18-10-2023).

Tingginya kasus bunuh diri di Indonesia akhir akhir ini menunjukkan betapa lemahnya keimanan seorang hamba Allah yang jauh dari syariat Islam. Sejatinya setiap permasalahan yang Allah berikan sebagai ujian hidup pasti disertai dengan solusinya. Apakah kita mampu melewati berbagai ujian hidup atau mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Keberhasilan kaum kapitalis yang sudah sangat merusak pemikiran umat muslim khususnya di kalangan anak muda sebagai generasi penerus benar benar nyata di depan mata kita. Bunuh diri dianggap sebagai solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan hidup.

Apalagi kalangan anak muda yang tumbuh di era saat ini dimana materi adalah pencapaian tertinggi mereka. Mereka rela mati matian untuk mewujudkan mimpinya itu demi kekuasaan dan kedudukan, seks bebas pun terkadang menjadi jalan pintas. Manakala harapannya tidak bisa diwujudkan munculah depresi yang berujung pada bunuh diri. Mereka juga menjadi generasi yang mudah menyerah dalam menghadapi gelombang kehidupan. Banyak generasi yang memiliki penyakit mental karena sikap putus asa, hopeless, stres, hingga depresi yang berlarut-larut.

Disinilah peran orang tua sangat penting bagaimana cara mereka dalam menumbuhkan nilai ketauhidan pada anak sejak dini. Ketika ketauhidannya sudah kokoh, anak akan tumbuh dan berkembang mengikuti aturan-aturan Allah yang sudah disyariatkan.

Setiap permasalahan hidup yang dihadapi akan diselesaikan dengan solusi Islam, mereka tidak akan mudah putus asa. Malah sebaliknya ujian yang Allah berikan adalah salah satu bentuk kasih sayangnya kepada seorang hamba ataubisa jadi sebagai ujian keimanan kita yang akan Allah naikkan derajatnya.

Kasus bunuh diri ini juga tidak saja meningkat di kalangan anak muda yang jiwanya masih labil dan jauh dari agama, kalangan dewasa yang sudah berumah tangga pun cukup tinggi angkanya di Indonesia. Pemicunya pun beragam bisa dari faktor ekonomi, asmara atau faktor lainnya seputar keluarga. Disinilah peran negara dipertanyakan kemana mereka yang seharusnya bisa meri’ayah warganya agar bisa hidup aman, nyaman dan sejahtera.

Tingkat pengangguran yang tinggi menunjukkan bahwa negara masih abai dalam memenuhi kebutuhan hidup warganya sehingga ketika seseorang dihadapkan pada permasalahan hidup maka bunuh dirilah dianggap solusi terbaik. Sekarang PR terbesar kita adalah bagaimana caranya agar bisa memahamkan umat. Mengikuti syariat Islam secara kaffah dan menjadikan standar halal haram dalam hidupnya.

Wallahu ‘alam Bishawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *