Oleh:M. Azzam Al Fatih (Pemerhati Politik)
Hidup tanpa cinta seperti tanaman layu yang tak pernah terkena air. Kering kerontang, layu tak berkembang, yang akhirnya mati sia – sia tanpa meninggalkan kesan baik bagi yang lainya.
Begitulah kalau hidup tanpa cinta, terasa galau, sepi, dan gundah gulana, selalu menyelinap pada pikiran manusia. Sebab cinta itu naluri pada setiap insan yang harus dipenuhinya.
Sebaliknya orang yang penuh dengan cinta, hidupnya lebih tenang, nyaman, terarah, ceria dan lebih semangat. Sebab pada dirinya menyimpan rasa rindu. Sebuah perasaan yang tak terpisahkan dengan cinta.
Cinta adalah perasaan ingin selalu memberi yang lebih, Baik waktu, harta maupun pikiran.
Bahkan ia pun rela mengorbankan nyawanya, demi yang dicintainya.
Cinta bisa menjerumuskan manusia kedalam kesesatan dan kerugian sampai Akhirat, yaitu cinta yang menyandarkan segalanya pada nafsu.
Namun ada cinta yang menghantarkanya kepada kemuliaan, yaitu cinta hakiki. Cinta yang menyandarkan segalanya kepada syari’at Allah SWT.
Adapula cinta yang mengantarkan kepada cinta yang hakiki yaitu cinta kita kepada Rosululloh SAW. Sebab cintanya menjadi wasilah kita untuk mendapatkan cinta hakiki.
Cinta kepada Rosululloh SAW adalah dengan mensuritauladani beliau dari segala aspek kehidupannya. Sebab pada diriNya terdapat tauladan yang baik. Bahkan Beliau sudah terkenal sebelum menjadi Nabi dan Rosul di kalangan bangsawan Quraisy.
Cinta kepada Rasulullah adalah dengan melanjutkan perjuangan dakwahnya, mengembalikan kejayaan Islam yang pernah ada dan berjaya berabad – abad.
Kita semua tahu begitu besarnya pengorbanan beliau untuk mewujudkan kehidupan yang islami dibawah sistem negara Islam yang Allah ridloi.
Maka dari itu, jika kita mencintai Rosululloh. Sepantasnya untuk mengembalikan kejayaan Islam berupa tegaknya sistem negara Islam yang tak lain Daulah Khilafah Islamiyyah. Yang merupakan cita – cita tertinggi agar menerapkan syariah islam secara kaffah agar Islam benar – benar membawa Rahmat seluruh manusia. []
