BAHASA ARAB BUKAN BAHASA TERORIS

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Fenti Fempirina K., S.Pd (Malang – Jawa Timur)

 

Sudah sejak lama, Islam menjadi pihak tertuduh dan sasaran tembak dari isu terorisme dan radikalisme. Banyak narasi kontra terorisme dikembangkan dengan menjadikan Islam sebagai kambing hitam. Seperti baru-baru ini, pengamat intel mengeluarkan pernyataan yang membuat geram umat Islam, tatkala dirinya mengaitkan bahasa arab dengan terorisme. Bukan hanya berlebihan, pernyataan ini jelas menyakiti umat Islam.

Bahasa Arab memiliki posisi istimewa dalam khazanah keislaman. Dia adalah bahasa al-Qur’an. Hadits Rasulullah pun dituturkan dalam bahasa Arab. Ibnu Katsir bahkan menyatakan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang paling mulia, “Karena Alquran adalah kitab yang paling mulia,diturunkan dengan bahasa yang paling mulia,disampaikan oleh malaikat yang paling mulia,diturunkan di tempat yang paling mulia di muka bumi,diturunkan pula di bulan yang paling mulia yaitu Ramadhan.Dari berbagai sisi itu,kita bisa menilai bagaimana mulianya kitab suci Alquran”. Oleh sebab itu pernyataan yang mengaitkan bahasa arab sebagai bahasa komunikasi pelaku teror, adalah tuduhan keji yang kental dengan nuansa Islamofobia.

Sungguh menyedihkan, di negeri muslim terbesar ini narasi islamofobia justru tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Kecintaan yang besar pada agama dianggap pintu masuk berkembangnya radikalisme dan terorisme. Simbol dan ajaran agama seringkali dipermasalahkan, sebut saja perihal cadar, bendera tauhid, jenggot dan celana cingkrang.

Tuduhan dan serangan pada Islam terus menerus bermunculan. Oleh karena itulah, menjadi wajib bagi kita untuk melawan narasi keji tersebut dengan semakin gencar mendakwahkan Islam. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam, serta solusi atas semua persoalan, wajib didakwahkan ke tengah-tengah umat dengan jelas dan terang-terangan. Kami memohon pada Allah untuk memenangkan perkara ini dan menyegerakan diterapkannya Islam di tengah kehidupan. Wallahu’alam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *