Al-Quds, Amanah Rasul dan Peran Kita

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Being Ulinnuha (Mahasiswa Surabaya)

 

Ramadhan kemarin, di Jumat (7/5/2021) malam tarawih, Israel kembali menyerang warga Gaza, Palestina. Disebut penyerangan dan bukan sebuah kudeta sebab penyerangan itu dilakukan oleh Israel saat kaum muslim Gaza sedang melaksanakan ibadah shalat tarawih di masjid Al-Quds. Ditengah-tengah shalat, polisi Israel membubarkan shalat dan menembakkan peluru berlapis karet hingga menyebabkan banyak muslim Gaza wafat karena penyerangan tersebut.

Jika kita putar dokumenter sejarah, permasalahan Palestina dan Israel tak kunjung usai selama bertahun-tahun. Israel membuat propaganda bahwa mereka sebagai penghuni tanah Palestina. Akan tetapi fakta sebenarnya berkebalikan.

Mengutip dari muslimahnews.id, Pendudukan kaum Zionis Israel atas tanah Palestina bermula ketika Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Inggris kala itu, Arthur Balfour pada tahun 1917.

Deklarasi ini merupakan restu Inggris kepada kaum Yahudi di Eropa untuk bermukim di wilayah Palestina. Secara resmi Pemerintah Britania Raya mendukung rencana Zionis mendirikan tanah air di Palestina. Semua dilakukan lewat lobi para pengusaha kaya Yahudi di Inggris.

Tujuan Pemerintah Inggris merestui pendirian negara Yahudi Raya di Timur Tengah tidak lain adalah untuk mendapatkan dukungan dari para pengusaha kaya Yahudi dan untuk melemahkan Dunia Islam dengan menciptakan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

Herzl kemudian mendatangi pemimpin kaum muslim saat itu, Khalifah Sultan Abdul Hamid II dan berusaha membujuk serta menyuap Khalifah dengan uang sebesar 150 juta Pound sterling (setara Rp3 triliun) untuk mendapatkan tanah Palestina. Namun, Sultan Abdul Hamid II menolaknya.

Namun tak habis cara, Yahudi dibantu Inggris setelah berhasil menghapuskan Khilafah Utsmaniyyah sebagai benteng terakhir perlindungan Palestina, mereka membunuhi warga Palestina pada tahun 1948, dan merampas tanah-tanah mereka yang dikenal dengan Naqba.

Sebagai pribadi muslim, permasalahan Palestina tentu menggetarkan jiwa. Terlebih menyaksikan penderitaan tak manusiawi yang senantiasa terjadi dari masa ke masa. Kepedulian yang dapat kita lakukan adalah pada upaya pembebasan, entah dengan doa, donasi, maupun menyuarakan ke publik. Hal ini terbukti saat permasalahan sedang memanas, hingga permasalahan ini viral di berbagai media. Hanya saja, ibarat kopi panas yang diendapkan, lama-kelamaan suara yang menyuarakan kebebasan Palestina bak sunyi dalam kelam.

Ironisnya, Baitul Maqdis adalah barometer pusat kedamaian dunia. Bahkan barometer keamanan dan kebaikan disisi kaum muslimin.

‏عَنْ ‏‏أَبِيهِ ‏‏قَالَ :‏ ‏قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” ‏إِذَا فَسَدَ أَهْلُ ‏الشَّامِ ، فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ ، وَلَا يَزَالُ أُنَاسٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لَا يُبَالُونَ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ

Sebuah hadist Rasulullah SAW dari Muawiyah bin Abdullah dari ayahnya ia berkata Rasulullah bersabda : “Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada lagi kebaikan di tengah-tengah kalian. Sekelompok dari umatku akan senantiasa mendapat pertolongan. Tidaklah membahayakan mereka orang yang mengabaikan mereka hingga kiamat terjadi.”

Terdapat juga berbagai keutamaan tentang negeri Syam-termasuk Palestina- yang didalamnya terdapat masjid Al-Quds, dimana menjadi kiblat pertama kaum muslim, termasuk diantara masjid yang disucikan Allah, juga tempat Rasulullah melaksanakan Isra’.

Maka kecintaan kita kepada kondisi Palestina sudah selayaknya ada hingga kapanpun, dan menjadi tugas kita untuk melindungi Al-Quds sebab sejak Nabi Adam membangunnya, Rasulullah dan para sahabat bersungguh-sungguh menjaganya. Setelah Rasulullah SAW wafat, beliau memberi amanah kepada kaum muslimin untuk tetap menjaganya.

Seperti halnya jawaban sang Sultan Abdul Hamid II saat diminta Yahudi untuk melepaskan tanah Palestina beliau dengan gagah menjawab “Aku tidak dapat memberikan walau sejengkal dari tanah ini (Palestina) karena ia bukan milikku. Ia adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi bumi ini. Mereka telah membasahi tanahnya dengan darah-darah mereka.”

Terjaganya entitas Palestina dari konflik berkepanjangan akan mampu terselesaikan secara kompleks dengan persatuan kaum muslimin dibawah naungan Khilafah, tentunya tidak dengan sekat-sekat nasionalisme seperti yang saat ini terjadi. Sehingga sebagai langkah kecil, upaya kita saat ini -dengan upaya apapun- tidak boleh usai untuk melindungi tanah Al-Quds yang diberkahi.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *