Agar Tak Terulang Kegagalan Pergerakan Mahasiswa

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Being Ulinnuha (Mahasiswa Aktivis Dakwah)

 

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Gedung MPR / DPR – RI di Senayan, Jakarta, pada Senin, 11 April 2022.

Sebelum hari H hingga aksi, berbagai tagar terkait seperti #mahasiswabergerak, #aksinasional114 hingga #turunkanjokowi telah menduduki jajar trending di twitter. Aksi ini diestimasikan diikuti oleh 1000 aktivis mahasiswa.

Koordinator lapangan dari mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Sadid Farhan, mengatakan, aksi tersebut adalah bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Pemerintah dinilai tak bisa mengatasi masalah yang menyebabkan masyarakat hidup dengan kesulitan. (Republika.co.id, 08/04/22 )

Diantara tuntutan aksi tersebut ialah menuntut pemerintah agar menstabilkan harga kebutuhan pokok seperti langkanya minyak goreng, dan bahan bakar mesin (BBM), menolak pemindahan IKN, menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPn), menolak wacana penundaan pemilu serta wacana perpanjangan masa jabatan presiden ditengah berbagai carut marut kesulitan yang terus mencekik rakyat.

Mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat telah menjalankan perannya kembali. Tampuk perubahan yang diharapkan oleh segenap masyarakat diaspirasikan oleh mahasiswa. Hari ini kedzaliman kian kentara, mereka harus mulai bangun kembali dari kesibukan ego akademiknya menjadi agen perubahan sosial.

Hanya saja perlu diakui bahwa pergerakan-pergerakan yang diperjuangkan sejauh ini belum menyentuh pada akar persoalan hingga tercapai perubahan sistemis. Sebab tuntutan bergantinya rezim, lengsernya pemimpin tetap menyisakan tata aturan yang sama. Yang ada, akan mengulang kembali bantuan asing dan citra diri yang bertebaran sebagai pemimpin yang pro rakyat. Topeng berganti, drama panjang dinyalakan lagi.

Mahasiswa perlu menyadari bahwa segala kesulitan hari ini yang menuntut mereka bergerak sebab bercokolnya sistem ekonomi kapitalistik dan sistem politik yang pro oligarki dan elit politik. Sistem ekonomi kapitalistik menguasai lini negeri dunia hari ini. BBM naik, langkanya minyak goreng, naiknya pajak adalah imbas dari kapitalisme yang jargonnya menuhankan uang dan materi.

Selain itu demokrasi yang melingkupi negeri justru tidak mencerminkan demokrasi itu sendiri. Tata kelola yang berasal dari buah pikir manusia ini sudah tabiatnya mengikuti keinginan hawa nafsu manusia yang rakus. Jauh-jauh Allah SWT telah berfirman dalam kalamNya yang mulia :

اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini agamanya ?” (QS. Al-Ma’idah : 50)

Maka selama sistem ini tetap menjadi pondasinya, perubahan selamanya tetap harapan. Lantas sistem apakah yang mampu menjawab usaha perjuangan para mahasiswa?

Tidak lain yaitu sistem Illahi, yang telah Allah tuntunkan dalam syari’at Nya. Sistem yang mampu mengubah kondisi ummat semakin lebih baik menuju kehidupan secara kaffah. Sistem yang menyelesaikan secara fundamental. Dengan inilah mahasiswa akan menjemput keberhasilannya.

Selain itu, Allah telah mengamanahkan di bahu para mahasiswa tentang amanah dan pertanggungjawaban dalam mengemban identitas hakikinya, sebagai penolong agama Allah dan Rasul-Nya. Oleh karenanya, mahasiswa harus melakukan revitalisasi pergerakan dengan benar sesuai tuntunan Illahi, bukan hanya sekedar tuntutan pragmatis, pembajakan ide, tunggangan segelintir pihak ataupun ajang ikut-ikutan semata.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *