Ada Apa Dengan Pemuda Indonesia?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Ada Apa Dengan Pemuda Indonesia?

Alma Salsabila Nurul Fitri

 Aktivis Muslimah

Indonesia adalah negara berkembang, bahkan “katanya” 2045 Indonesia akan menjadi negara maju karena, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai 64 persen dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa. Tapi miris sekali melihat anak muda Indonesia yang katanya produktif? Tapi kenyataannya sama sekali tidak berkualitas.

Dikutip dari Batamnews, kasus bullying yang terjadi di Bengkong Sadai, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), pada Minggu, 29 Februari 2024, menjadi luka pilu yang mendalam bagi dunia anak khususnya di Kota Batam. Anak yang seharusnya menjadi masa menyenangkan berubah menjadi masa yang pilu dengan adanya kasus perundungan (bullying). “Tim dari Reskrim Polresta Barelang maupun Polsek Lubuk Baja bertindak cepat dengan laporan adanya dua korban yang mengalami penganiayaan berinisial SR, 17 tahun dan EF, 14 tahun,” kata Nugroho dilansir dari Antara, Minggu (3/3/24)

Miris anak perempuan di bawah umum terjerat kasus bullying, sebetulnya mengapa kasus ini terus menerus terjadi? bukan hanya saat ini. kasus ini sudah lama terjadi terus menerus di Indonesia.

Berikut adalah faktor faktor, mengapa bullying tetap terjadi di Indonesia.

1. Keluarga

Keluarga menjadi fokus utama dalam pola asuh anak, bisa jadi anak melakukan tindak bullying bahkan kekerasan disebabkan karena konflik yang ada di dalam keluarganya. anak stres dan melampiaskan pada teman-temannya. dan hukuman yang terlalu keras pada anak bisa jadi menimbulkan kekerasan pada temannya. Anak broken home kerap kali melakukan tindakan bullying.

2. Sekolah

Sekolah adalah tempat usia produktif berkumpul, sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu tapi sekarang kerap kali menjadikan sekolah tempat pembully-an. Sekolah menghukumi murid yang salah tanpa memberi efek jera. pendidikan yang harusnya menjadi tombak peradaban malah tidak berdaya. dari sini kita tau bahwa pendidikan Indonesia telah gagal mencetak generasi.

3. Faktor Teman Sebaya

Usia muda pasti mempunyai banyak teman, dan pasti mereka menginginkan teman yang menurut mereka keren, baik, seru dan masih banyak lainnya. Maka dari itu banyak kumpulan geng atau circle di lingkungan sekitar kita. Didalam geng ini akan mengajak mereka untuk melakukan hal-hal yang di luar dari kebaikan. Mereka tawuran, melabrak orang, keluar tengah malam, nongkrong dan hidup mewah dengan uang hasil orangtua.

4. Lingkungan Sosial

Faktor ekonomi di lingkungan sosial sangat berpengaruh. Ketika dia ingin bergabung di lingkungan sosial dan ingin di akui pasti mereka akan meniru gaya mereka. Dan sebisa mungkin pasti mereka melakukan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau hingga pada akhirnya mereka bisa di terima di lingkungan tersebut.

5. Media Sosial

Ketika tontonan menjadi tuntunan, pemuda sekarang ga punya pendirian.kerap kali mereka mengikuti apa yang menjadi hal ramai di media sosial, biar di anggap “keren”. Pemuda hari ini tidak punya role model yang baik. Handphone yang ada di genggaman menjadi racun bagi mereka sendiri, karena tidak bisa menjadikan handphone sebagai media yang baik

Bagaimana cara mendapatkan solusi yang baik agar kasus ini tidak terjadi lagi?

Menjadi pelaku kekerasan menggambarkan pola asuh yang lemah dan gagal nya sistem pendidikan hari ini. pendidikan Indonesia hari ini bahkan tidak bisa membentuk kepribadian yang baik untuk generasi nya. tahun ke tahun berganti kurikulum nyata nya tidak menjadikan Indonesia lebih baik.

Ketika pendidikan dan negara tidak memberikan efek jera pada pelaku.maka sudah di pastikan bahwa kejadian seperti ini akan terus terulang. Islam memiliki sistem sanksi yang shahih yang mampu membuat jera termasuk dalam menetapkan pertanggung jawaban pelaku dalam batas balighnya seseorang atau usia 15 tahun.dalam islam anak yang sudah baligh, sudah boleh di jatuhkan hukuman agama Islam bukan agama yang jahat dan kejam. tapi ini agar tidak lagi terjadi hal yang berulang ulang yang terjadi pada umat.

Islam memiliki sistem sempurna yang menjamin terbentuknya kepribadian mulia, mulia di dalam keluarga, pendidikan, masyarakat. maka dari itu saat ini ubah sistem dengan sistem Islam, sudah saat nya Indonesia berubah. saat nya umat muslim bersatu membentuk dan menegakkan syariat.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *