KDRT, Cermin Rusaknya Keluarga dalam Sistem Kapitalisme

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

KDRT, Cermin Rusaknya Keluarga dalam Sistem Kapitalisme

Sunarti

(Pengamat Sosial)

 

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga seolah menjadi kasus yang terus berulang dan lagi-lagi anak dan istri yang menjadi korban. Seperti yang dilakukan oleh Jali Kartono, yang membakar istrinya (Anie Melan) di kediamannya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (28/11/2023).

Aksi nekat tersebut dilakukan lantaran cemburu ketika istrinya baru saja menerima pesan singkat dari pria idaman lain. Jali yang tidak mampu mengendalikan emosinya pun mengambil jerigen bensin dan korek api untuk membakar istrinya. Akibat perbuatan tersebut istrinya mengalami luka bakar 70% dan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kompas.com

Kasus lain yang tak kalah sadis adalah pengakuan seorang Ayah bernama Panca Darmansyah (41) yang tega membunuh 4 orang anaknya secara bergilir sambil direkam. Kejadian ini pun telah dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro. Ia mengatakan, Panca mengaku membunuh keempat anak kandungnya dalam waktu 60 menit (pukul 13.00-14.00 wib) secara bergantian dalam rumah kontrakan wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Minggu, 3 Desember 2023. Pelaku melakukan hal itu dalam kondisi sadar dan sebelumnya juga telah melakukan penganiayaan terhadap istrinya pada tanggal 2 Desember 2023, istrinya pun dirawat intensif di RSUD Pasar Minggu.

“Panca sempat merekam aksi pembunuhan terhadap empat anaknya. Kami menemukan barang bukti handphone dan laptop yang digunakan saudara Panca untuk merekam sebelum dan saat kejadian (pembunuhan),” ucap Bintoro. Rekaman pembunuhan itu menjadi salah satu bukti polisi untuk menetapkan Panca sebagai tersangka atas pembunuhan keempat anaknya dan Penyidik masih menunggu alat bukti lainnya yaitu hasil otopsi. Compas.com

Demikianlah kasus KDRT yang terjadi akhir-akhir ini, tentunya masih banyak lagi kasus-kasus lainnya yang tidak diekspos oleh awak media. Melihat fakta ini, tentu banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya tindakan tersebut, baik faktor eksternal maupun internal, sehingga rumah seolah tidak lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman. Ditambah lagi tidak adanya aturan sahih yang mengatur hubungan dalam rumah tangga dan tata pergaulan. Semua karena cara pandang kehidupan berdasarkan sekulerisme kapitalisme dalam semua aspek kehidupan.

Sistem rusak melahirkan masyarakat yang frustasi. Maraknya berbagai kekerasan adalah bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme dalam mengatur kehidupan. Siapapun yang ada dalam sistem kehidupan saat ini tidak bisa menghindar dari lingkaran setan sehingga terjadi kekerasan, baik sebagai pelaku maupun korban. Baik dia seorang istri, suami, orang tua maupun anak. Masyarakat begitu mudah terbakar emosi dan cenderung reaktif dan agresif.

Kekerasan semakin merajalela baik kekerasan fisik seperti penganiayaan dan pembunuhan. Ada pula kekerasan psikis berupa kekerasan verbal, makian, hujatan, kekerasan seksual, kekerasan massal yang melibatkan masyarakat secara komunal misalnya tawuran pelajar.

Kasus diatas membuktikan betapa sistem sekuler telah berhasil merusak hubungan suami istri, begitu juga dengan anak-anak mereka. Interaksi dalam keluarga hanya sebatas materi belaka. Sementara halal dan haram tidak lagi menjadi standar perbuatan. Suami seharusnya menjadi pelindung bagi istri dan anak-anaknya tetapi malah menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

Berdasarkan pendapat para ahli, terdapat banyak faktor yang memicu terjadinya kekerasan, namun yang paling dominan adalah faktor ekonomi. Sistem ekonomi kapitalis melahirkan kemiskinan secara struktural dan sistematis. Lapangan pekerjaan semakin sulit bagi laki-laki dan dibuka lebar untuk perempuan. Ketika laki-laki tidak mampu menafkahi keluarga, hilang harga dirinya di depan istri dan keharmonisan keluarga pun terganggu, akibatnya terjadi KDRT, perselingkuhan, hingga perceraian.

Ketika ibu berperan sebagai pencari nafkah, secara otomatis peran utama sebagai ibu dan pendidik anak-anaknya menjadi terabaikan. Sehingga anak-anak pun menjadi terlantar dan terjebak dalam berbagai masalah seperti: pergaulan bebas, terjerat narkoba, dan terlibat tawuran. Mereka menjadi generasi rusak dan kurang beradab. Liberalisme (kebebasan) benar-benar berhasil menghancurkan bangunan keluarga.

Islam solusi seluruh Persoalan Kehidupan

Islam sebagai agama yang sempurna mampu menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan termasuk kasus KDRT. Sebab Islam tegak di atas akidah yang melahirkan seperangkat aturan Allah Swt. semua yang dilakukan manusia akan dimintai pertanggung jawaban. Maka dari itu, setiap perbuatan manusia akan terikat dengan hukum syarak, Sehingga akan terwujud individu-individu yang takut kepada Tuhannya dan tidak mudah melakukan dosa. Dalam Islam nyawa seorang manusia sangat berharga, sehingga tidak boleh membunuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat.

Islam memberikan kewajiban kepada setiap lelaki sebagai kepala keluarga yakni melindungi dan menjadi pemimpin bagi keluarganya. Sebagaimana firman Allah Swt:

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki- laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya.” (TQS An-Nisa ayat 24).

Aturan Islam sangat sempurna sesuai dengan fitrah manusia dan menjadikan negara sebagai pelaksana demi optimalisasi penerapan aturan tersebut. Peran negara yang dilandasi keimanan kepada Allah Swt. adalah dengan menjamin terwujudnya berbagai hal yang amat penting dalam kehidupan, termasuk terwujudnya fungsi keluarga yang benar. Sebab dengan terwujudnya keimanan individu, kontrol masyarakat yang kuat, dan peran negara menjadi optimal. Maka akan terwujud kesejahteraan, ketentraman jiwa, dan terjaganya iman kepada Allah Swt.

Sudah saatnya kita meninggalkan sistem kufur yang terbukti menyebabkan fungsi keluarga hancur dan beralih menerapkan Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.

Wallahu A’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *