Agar Anak Sukses Dunia Akhirat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Agar Anak Sukses Dunia Akhirat

 Erna Ummu Azizah

(Ibu Peduli Generasi)

Melihat berita akhir-akhir ini sungguh miris. Ada anak kelas 2 SD tewas dikeroyok kakak kelasnya dengan sadis. Ada juga kasus anak SMP kelas 3 yang jadi pengedar narkoba. Bahkan, ada remaja menjadi pelaku penculikan anak untuk dijual organ tubuhnya. Astaghfirullah..

Tentu kita ngeri ya jika anak-anak kita rusak seperti itu. Karena kita sebagai orang tua atau mungkin calon orang tua, berharap anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik, anak yang sholeh sholehah, bahkan bisa menjadi anak yang berbakti dan sukses dunia akhirat.

Lalu, bagaimana upaya kita agar harapan itu bisa terwujud, terlebih saat ini kita hidup di sistem sekuler-kapitalis, dimana nilai-nilai agama diabaikan, dan hidup hanya mengejar cuan/ keuntungan? Berikut kiat agar anak sukses dunia akhirat:

1. Tanamkan keimanan

Tanamkan kepada anak bahwa Allah yang menciptakan manusia. Allah Maha Melihat apa yang hambaNya perbuat. Dan setiap perbuatan akan diminta pertanggungjawaban. Sehingga anak terbiasa taat kepada Allah, dan takut berbuat maksiat. Maka insya Allah anak akan terhindar dari yang namanya pelaku kemaksiatan seperti: anak durhaka, pemabuk, pejudi, pengedar narkoba, pezina, LGBT, pencuri, pembunuh dan sebagainya.

2. Pahamkan syariat Islam

Pahamkan kepada anak, mana yang boleh dan mana yang tidak. Mengejar akhirat bukan berarti meninggalkan duniawi. Seperti halnya di masa peradaban Islam, Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel, misalnya. Beliau tak hanya menjadi panglima militer yang hebat, namun juga faqih dalam urusan agama. Juga Al-Khawarizmi, Sang Penemu ilmu Aljabar (matematika), ternyata beliau pun penghafal Al-Qur’an dan ahli ilmu hadits. Masya Allah..

3. Ajarkan adab dan akhlak

Agar kelak anak berbakti kepada orang tua, sayang terhadap sesama, disiplin, pemberani dan bertanggungjawab, anak perlu diajarkan adab dan akhlak. Sehingga kelak, ketika menjadi pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang adil dan amanah, atau menjadi pengusaha yang jujur, ilmuwan yang terpercaya, guru pendidik yang baik, dokter yang profesional, dan sebagainya.

4. Jalin kedekatan orang tua dengan anak

Jadilah sahabat yang baik bagi anak, mau mendengar curhat anak, mengapresiasi prestasi anak, dan memotivasi jika anak gagal/sedih. Kedekatan akan terjalin jika ada komunikasi. Maka disinilah pentingnya “the power of ngobrol”. Ketika orang tua dekat dengan anak, maka orang tua akan mudah memahamkan semua kebaikan, seperti akidah, akhlak juga syariat. Dan yang terpenting jadilah orang tua teladan, yang bisa memberikan contoh terbaik bagi anak.

5. Kerja sama keluarga, masyarakat dan negara

Perlu peran bersama, selain keluarga yang menjadi madrasah pertama dan utama. Juga masyarakat yang saling peduli, terbiasa amar makruf nahi mungkar dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Juga negara yang berfungsi sebagai penjaga generasi.

Peran negara ini sangat amat penting karena mencakup semua hal. Mulai dari sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem pergaulan sosial, sistem peradilan, dan sebagainya. Karena hanya negara yang mampu menerapkan itu semua.

Negara akan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, tenteram bagi anak-anak. Akses-akses kepada keburukan seperti pornografi, kekerasan dan sebagainya akan diblokir. Begitupun bagi pelaku kejahatan, maka negara akan menyiapkan sanksi tegas agar kejahatan serupa tak lagi terulang.

Semoga Allah memudahkan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya, diberikan keikhlasan dan kesabaran. Juga syariat Islam bisa kembali diterapkan dalam kehidupan. Sehingga anak-anak kita tak hanya sukses bahkan kita semua bisa merasakan bahagia dunia akhirat. Aamiin Allahumma Aamiin.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu beliau berkata:

“Wahai para pemuda, wajib bagi kalian untuk mengejar negeri akhirat. Kami banyak melihat orang yang mengejar akhirat dia mendapatkan pula dunianya. Namun kami tidak melihat ada seseorang yang mengejar dunia tapi mendapat akhirat bersama dunianya.”

(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Az-Zuhd no.12)

 

Wallahu a’lam bish-shawab.[]

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *