Utang Meningkat Penjajahan Makin Kuat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Utang Meningkat Penjajahan Makin Kuat

Neng Okta

Kontributor Suara Inqilabi

 

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah naik menjadi Rp8.253,09 triliun per Januari 2024. Jumlah utang ini naik sebesar Rp108,4 triliun dibandingkan utang di Desember 2023, yakni sebesar Rp8.144,69 triliun.

Adapun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di bawah batas aman 60 persen. Rasio utang per Januari 2024 berada di level 38,75 persen.

Rasio utang ini juga serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang. Begitu isi laporan Kemenkeu dalam Buku APBN KiTA. (26/2/2024). Dilansir dari cnnindonesia.com.

Mirisnya, hal ini masih dianggap wajar oleh sejumlah pejabat negeri ini karena menurut mereka, banyak negara di dunia yang membangun infrastruktur dengan dana pinjaman luar negeri. Pemerintah selalu berdalih bahwa utang masih dalam kondisi aman karena rasio utang belum mencapai 60% atas Produk Domestik Bruto (PDB). (Buletin Kaffah No. 326).

Inilah buah dari sistem sekuler kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan materi di atas segalanya. Penerapan sistem ekonomi kapitalis membuka peluang lebar-lebar kepada pemilik modal, mayoritas orang asing untuk mengelola dan mengeruk sumber daya alam di negeri ini.

Utang luar negeri dapat berdampak pada ketergantungan terhadap negara lain yang memberikan pinjaman. Negara yang berutang juga harus mengikuti aturan negara lain yang memberikan pinjaman. Sehingga akan berdampak kepada kedaulatan negara karena yang berutang harus tunduk dan mengikuti semua keinginan pemberi utang.

Maka tidak heran jika utang dalam sistem kapitalisme disebut alat penjajahan gaya baru untuk menjerat secara ekonomi. Apabila negara gagal dalam membayar utang, maka akan berdampak kepada peralihan aset-aset negara ke sang pemberi utang.

Islam sebagai sebuah agama yang paripurna memiliki aturan membangun ekonomi yang sehat dan syar’i bagi sebuah negara. Sistem Islam yang diterapkan dalam bingkai negara Islam akan fokus untuk menyejahterakan rakyatnya, baik rakyat kaya ataupun rakyat miskin.

Negara dalam islam akan menjamin tidak ada satu orang pun rakyatnya yang tidak makan walau sehari saja. Karena dalam islam kebutuhan dasar seperti sandang pangan dan papan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara.

Indikator kesejahteraan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan pokok setiap warga negara dalam kadar yang cukup. Negara memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan prinsip kemandirian bukan berutang.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita semua untuk melepaskan sistem kapitalisme yang sarat akan mudarat, menuju sistem Islam kafah yang sudah terbukti menyejahterakan rakyat secara sempurna. Karena sesuai dengan fitrah manusia, dan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt.

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *