Selamatkan Perempuan Pelaku Kekerasan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Selamatkan Perempuan Pelaku Kekerasan

Mia Kusmiati

Muslimah Bekasi, Jawa Barat

 

Sungguh mengerikan. Perempuan yang identik dengan sifat lembut, dan penuh kasih sayang, telah berubah menjadi sosok yang kejam. Terjadi di perumahan elite daerah Bekasi, seorang ibu bernama Siti Nurul Fazila (26) menjadi tersangka atas pembunuhan anak kandungnya AAMS (5). Korban ditemukan tewas di atas tempat tidurnya dengan bersimbah darah dan terdapat luka tusuk di tubuh mungilnya pada bagian dada. Peristiwa ini terungkap, bermula saat seorang tamu yang masih kerabat ayahnya datang ke rumah korban, namun tidak diizinkan masuk. Setelah dipaksa, dia terkejut karena baju yang dikenakan ibu korban dipenuhi dengan darah.

Kapolsek Bekasi Utara Kompol Yuliati menuturkan, masih belum jelas antara 18 atau 20 luka tusukan di tubuh korban, tapi barang bukti sudah diamankan berupa pisau dapur (07-3-2024).

Miris, seorang ibu yang harusnya melindungi sang buah hati, malah menjadi jagal bagi anak kandungnya sendiri. Perempuan memang terlanjur dipandang sebagai pemilik hati yang penyayang, sehingga mustahil dianggap sebagai pelaku kejahatan. Namun dewasa ini, perempuan telah berubah wujud menjadi pelaku kejahatan baik terhadap suami maupun anak-anaknya. Tapi semua tidak terjadi begitu saja tanpa ada pemicunya.

Seberapa besar peluang seorang perempuan melakukan tindakan kriminal, ini sangat tergantung bagaimana sistem hidup yang diterapkan saat ini. Dalam sistem sekuler liberal, tekanan hidup dan tekanan sosial yang tidak memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi mereka menjadi salah satu penyebabnya. Penerapan sistem di segala bidang, bertanggung jawab atas kondisi fisik dan psikis kaum perempuan.

Di bidang ekonomi, banyak perempuan yang tidak mendapatkan kesejahteraan materi. Wali atau suami yang menanggung nafkahnya, tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini berpengaruh besar terhadap kesehatan mental perempuan. Kemiskinan, ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hidup, kebingungan mengatur keuangan yang minim, bahkan mereka harus ikut menanggung beban ekonomi keluarga akan memicu stres dan terganggunya kesehatan mental. Amarah, emosi dan bahkan kekerasan menjadi pelampiasannya. Siapa yang menjadi sasarannya? tentu saja orang terdekat. Sistem sekuler liberal saat ini telah menjadikan perempuan sebagai pelaku kriminal.

Dalam sistem Islam, perempuan akan sangat dimuliakan dan dijaga kesehatan mentalnya. Negara menyadari betul bahwa peran seorang ibu sangat penting dalam mencetak generasi yang cemerlang. Tugas utama ibu adalah menjadi madrasah bagi anak-anaknya, serta pemimpin dan penjaga rumah suaminya. Tentu tugas ini sangat mulia, ladang pahala dan kebaikan. Selamatkan kesehatan mental perempuan dengan penerapan syari’at Islam kaffah, bukan aturan yang bersumber dari penjajah.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *