Rakyat Makin Susah Pejabat Sibuk Nyalon

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Rakyat Makin Susah Pejabat Sibuk Nyalon

Oleh. Nina Rezi

Kontributor Suara Inqilabi

 

Sebagaimana diketahui saat Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendaftar ke KPU sebagai peserta Pilpres 2024. Sejumlah menteri kabinet pemerintahan Presiden Jokowi cuti kerja untuk menghantar pasangan itu  ke KPU, Rabu (25/10/2023). Beberapa menteri juga didapuk masuk tim pemenangan nasional Prabowo – Gibran.

Mereka yang hadir diantaranya Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkilfi Hasan. Menteri Pertahanan yang juga bacapres dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo – Gibran. Kemudian Wakil Menteri ATR/BPN yang juga Sekjen PSI Raja Juli Antoni. Wakil Menteri Perdagangan yang juga kader Golkar Jerry Sambuaga. Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani yang menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran. (Tribunnews.com 25/10/2023)

Inilah buah penerapan politik kapitalisme, alih-alih sibuk mengurus urusan rakyat. Para pejabat malah sibuk menghimpun kekuatan baru jelang pilpres yang akan datang. Seolah tak perduli dan mengabaikan kinerja sendiri. Apakah layak mereka mengemban tugas kembali. Padahal masa jabatan yang sudah ditempuh saja entah apa yang sudah dirasakan oleh rakyatnya.

Dalam sistem kapitalisme pencapaian kinerja mungkin bisa terukur hanya sebatas survey kepuasan ataupun penghargaan yang tengah dicapai. Tanpa betul-betul menelisik ke bagian terdalam, apakah selama mereka menjabat rakyatnya bisa hidup dengan damai, sejahtera, aman, sentosa. Kebutuhan sandang, pangan, papan benar-benar terpenuhi.

Ataukah cukup dengan angka kenaikan ekonomi sekian persen padahal rakyatnya masih banyak yang kelaparan, kriminalitas meraja rela, biaya pendidikan mahal. Bahkan kesehatan yang menjadi barang berharga. Sangat diabaikan dalam sistem yang diterapkan saat ini.

Berbeda dengan sistem Islam, para pemimpin Islam senantiasa takut diberikan kekuasaan karena hisabnya yang amat berat. Allah SWT berfirman, “…Sesungguhnya engkau kami jadikan khalifah (pemimpin atau penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu”, dikutip dari QS (38) : 26.

Kepemimpinan dalam Islam akan senantiasa fokus kepada pengurusan kepentingan Ummat/rakyat. Apakah kesehatannya sudah terjamin, kebutuhannya terpenuhi keamanannya dan kehormatannya dijaga. Sehingga itu yang akan selalu mendorong suasana keimanan yang mantap dan khusyuk dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah.

Pemimpin dalam Islam tidak sibuk dengan kepentingan dan kekuasaannya sendiri. Karena mereka sadar. Kekuasaan hanyalah titipan. Dan lewat kekuasaan seharusnya jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah baik dirinya secara pribadi dan juga rakyatnya. Maka terbentuk lah Individu, masyarakat dan negara bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

 

Wallahu a’lam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *