Konflik Menjelang Pemilu

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Konflik Menjelang Pemilu

Agung Andayani

Kontributor Suara Inqilabi

 

Menjelang tahun politik dimana pesta demokrasi yang akan di laksanakan Februari 2024 mendatang membuat suasana semakin panas. Baik terdapat pada para kandidat calon maupun para pendukungnya. Sedikit gesekan saja bisa memicu adu mulut bahkan sampai adu otot. Contohnya bentrokan antar pendukung partai yang terjadi di Muntilan, Magelang. Bentrokan tersebut sampai merusak sepeda mersebotor dan rumah warga serta mengganggu arus lalu lintas. (Liputan6.com, 16/10/2023).

Hal itu terjadi disebabkan adanya keberpihakan rakyat kepada partai yang pada umumnya karena faktor emosional, symbol dan figure. Tanpa diiringi dengan pemahaman yang benar akan arah dan tujuan partai. Keterikatan demikian sangat memudahkan terjadinya gesekan antara individu ataupun kelompok lantaran kuatnya sentiment/ego dengan pemicu yang sangat sepele. Tidak salah memang, faktanya ditengah-tengah masyarakat mudah sekali tersulut emosinya gegara figure dan symbol partainya disenggol sedikit. Namun demikian jangan sampai hanya beda pendapat beda pilihan membuat umat terpecah belah.

Bahkan mirisnya perselisihan tersebut lazim terjadi hanya di akar rumput saja. Padahal para elit partai justru bekerja sama demi tercapainya tujuan. Fakta ini selaras dengan ungkapan “tidak ada teman sejati, yang ada adalah kepentingan abadi”. Inilah wajah asli demokrasi kapitalis yang sesungguhnya. Rakyat dibuat tidak akur namun pada saat yang sama mereka para elit bercengkrama mesrah menyusun rencana demi tercapainya tujuan.

Dengan kata lain mereka sesungguhnya tidak peduli dengan kepentingan umat. Yang mereka pedulikan adalah dirinya, keluarganya dan golongannya bagaimana untuk melanggengkan kekuasaannya. Oleh karena itu sudah saatnya umat harus paham tujuan yang hendak diraih. Tidak mudah dibujuk dengan janji-janji manis mereka. Dan waspada kepada pihak-pihak yang memanfaatkan suara rakyat untuk kepentingan individu dan kelompok tertentu.

Maka seyogyanya umat muslim khususnya, wajib membangun kesadaran secara hakiki. Dan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam kehidupan dan membangun persatuan umat. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya sewaktu di Mekah sebelum hijrah ke Madinah dalam rangka mendirikan kekuasaan (negara) di Madinah.

Wallahu’alam bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *