Hijrah Menuju Kemerdekaan Hakiki (Reportase)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Hijrah Menuju Kemerdekaan Hakiki

(Reportase)

 

Oleh Isti Qomariyah

Kontributor Suara Inqilabi

Reportase: Muslimah Probolinggo Kembali mengadakan kajian umum pada Ahad,06 April 2023. Kajian yang diadakan di Rumah Inspirasi (RI) dihadiri oleh ibu-ibu yang tinggal di Probolinggo dan sekitarnya. Acara dipandu oleh Ustadzah Elis sebagai moderator dengan membaca surat Alfatihah, dilanjut pembacaan ayat suci al-qur’an oleh Ustadzah Sulami semakin menambah keberkahan acara.

Ustadzah Elis mengawali acara dengan memberikan pengantar bulan Muharram bulan ditandai dengan hijrahnya Nabi saw, d dibulan ini kita semua bisa berkumpul di majelis ilmu dengan keadaan sehat wal’afiat, alhamdulillah.

Hadir Ustadzah Rini Darwati sebagai pemateri membuka dengan definisi hijrah baik pengertian menurut para ulama, pengertian hijrah menurut bahasa (arab), dan pengertian hijrah secara syar’i. Adapun pengertian hijrah secara syar’i yakni diambil dari peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah, menurut syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, “hijrah adalah keluar dari darul kufur menuju darul islam”, ( Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II /273).

Pada saat itu masyarakat makkah hidup pada masa sistem jahiliyah selama 13 tahun dengan aturan kufur, kemudian berpinda menuju kehidupan yang diatur dengan sistem islam dalam naungan Daulah Islam. Hijrah juga bisa dimaknai berubah dari kehidupan penjajahan menuju kemerdekaan hakiki.

Ustadzah Rini mengajak kita merenungi apakah kondisi kita saat ini sudah merdeka ? Bagaimana kondisi masyarakat kita dengan berbagai masalah kehidupan yan mendera dari segala bidang termasuk ekonomi, sosial, hukum yang jauh dari kesejahteraan dan keamanan. Belum lagi kondisi naiknya harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat membuat ekonomi masyarakat lesu. Ustadzah Rini mengambil contoh bagaimana nasib petani kita yang menderita dan hasil usaha mereka yang tak menghasilkan untung dan jauh dari sejahtera akibat permainan pasar bebas dan kapitalis yang tidak memikirkan nasib mereka. Oleh karena itu tentu jawabanya masyarakat kita belumlah merdeka. Padahal islam datang membawa misi

Kemerdekan umat manusia dalam makna yang paling hakiki yakni, “Amma ba’du. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)..”, (Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, v/553).

Penghambatan sesama manusia juga terwujud dalam bentuk penyerahan wewenang pembuatan aturan hukum dan perundang-undangan kepada manusia bukan kepada Allah. Hal ini mengingat kan kita terasa seperti sekarang bahwa kita tak diatur dalam sist pranata sosial yang ideal yakni aturan dari Allah swt, melainkan aturan buatan manusia yang lemah dan terbatas.

Ustadzah Rini juga mengajak kepada setiap muslimah untuk meningkatkan motivasi kesadaran kita untuk terus memahami islam dengan mengkajinya yanh tentukan tak cukup dengan kajian bulanan ini. Kita sebagai muslimah tak boleh terlena dengan kesibukan dunia hingga melupakankewajiabn mkita sebagai hamba Allah di muka bumi ini. Kita harus mengkaji islam dengan serius kepada seorang guru dan meluangkan waktu karena sesungguhnya islam itu bukan hanya agama ritual.melainkan juga ideologi dan solusi berbagai problem kehidupan kita.

Tak berhenti disitu pemateri juga menyeru kita untuk menyampaikan dan mendakwah atas pemahaman yang kita miliki. Karena sesungguhnya kita nanti akan dipertanggungjawabkan usia, harta dan amal perbuatan kita selama di dunia. Pemateri mengutip hadits Rasulullah,

“orang yang cerdas ialah orang yang selalu mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Dan orang yang lemah (bodoh) ialah orang yanv selalu mengikuti hawa nafsunya serta berangan angan kepasa Allah. (HR. At-Tirmidzi)

Alhamdulillah Ustadzah Rini sampai pada penghujung materi. Beliau juga memberikan kesimpulan bahwa kita sebagian muslim semnagat hijrah tak boleh mencukupkan diri perubahan secara pribadi namun membaw a perubahan itu kepada kondisi kemerdkaan yang hakiki hingga mengingat kan kita kembali hakikat tujuan hidup kita didunia serta mendapatkan ridho dari Allah sebagai bekal kehidupan akhitat kelak.

Semoga kita semua yang hadir diberi hidayah taufiq oleh Allah SWT agar mampu mengambil hikmah besar hijrahnya Nabi menjadi momentum perubahan denhan mejudukan kemerdekaan hakiki.

Setelah pemaparan materi moderator membuka sesi tanya jawab dan dilanjut pembagian door prize kemudian ditutup doa oleh Ustdzah Agustin. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar semoga Allah SWT memberikan keberkahan didalamnya, Aamiin

Wallahu’alam bishshawaab

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *