Aksi Mahasiswa: Kritik Terhadap Sistem Politik Demokrasi, Kerusakan Kian Nampak

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Aksi Mahasiswa: Kritik Terhadap Sistem Politik Demokrasi, Kerusakan Kian Nampak

Cut Nyak Dien

Kontributor Suara Inqilabi

 

Rabu, 28 Februari 2024, ratusan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Pontianak memadati kantor KPU dan Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat. Mereka membawa beragam spanduk yang berisi ucapan terima kasih kepada penyelenggara pemilu 2024. Aris Saputra, Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kalbar, menjelaskan bahwa aksi damai tersebut adalah wujud dukungan moril mahasiswa kepada para penyelenggara pemilu (tribunews.co.id) .

Namun, seharusnya para mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang lebih kritis terhadap sistem politik yang tengah berlangsung. Mereka seharusnya tidak hanya terpaku pada ucapan terima kasih dan dukungan moril, tetapi juga melihat berbagai fakta dan indikasi kecurangan yang mungkin terjadi dalam pemilu saat ini.

Pengamat politik mencatat bahwa tensi kecurangan dalam pemilu terus meningkat, bahkan dipandang paling parah dalam sejarah karena dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi yang diterapkan belum mampu mengatasi berbagai bentuk kecurangan dan pelanggaran yang terjadi.

Sebagian mahasiswa dan pengamat berpendapat bahwa demokrasi sekular yang tengah diterapkan cenderung membatasi peran agama dalam ranah politik pemerintahan. Dalam sistem politik tersebut, prinsip halal/haram sering diabaikan, dan pelanggaran moral dianggap sebagai hal yang wajar.

Oleh karena itu, langkah perjuangan mahasiswa seharusnya tidak hanya sebatas pada perbaikan dan pengawasan terhadap sistem yang dinilai rusak, tetapi juga pada upaya mengganti sistem yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Sistem pemerintahan Islam diyakini mampu meminimalisir kecurangan yang terjadi karena didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari Allah SWT.

Dalam konteks ini, peran mahasiswa diharapkan tidak hanya sebagai aparat pendukung sistem politik yang ada, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mengadvokasi sistem yang lebih adil, transparan, dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Sehingga aksi mahasiswa dapat menjadi momentum penting dalam memperjuangkan perubahan menuju sistem yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

Wallahu’alam bish-shawwab.

 

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *