Tabiin.id: Cinta Nabi Cinta Syariah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Kota Malang (12/11). Rasa cinta kepada Nabi tidak hanya satu hari namun sepanjang masa. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Adiasta di acara kajian Tabiin.id bertajuk “Cinta Nabi Cinta Syariah” yang dipandu oleh Yoga al-Merauke di masjid Baitut Taqwa, pada Selasa (12/11). Kajian ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan dihadiri berbagai kalangan; kawula muda, komunitas hijrah, akademisi, maupun masyarakat umum.

Berikut ringkasan materi yang disampaikan dalam acara:

Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengekspresikan rasa cinta, di antaranya seperti yang dilakukan oleh Abu Uzzah atau yang lebih dikenal sebagai Abu Lahab.
Siapa tidak kenal Abu Lahab bin Abdul Muthalib? Dia adalah salah seorang paman Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan kebenciannya terhadap ajaran Islam. Namanya bahkan terpatri dalam al-Quran, di surat al-Lahab, yang merupakan pengutukan Allah SWT atasnya sebagai salah satu musuh Islam.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (Q.S. al-Lahab: 1).

Namun siapa sangka bahwa seorang paman yang terkenal sangat memusuhi Islam itu, ternyata dulu sangat bersuka-cita dengan kelahiran Muhammad SAW. Sebagaimana diceritakan dalam Sirah Nabawiyah, bahwa Abu Lahab bahkan sampai memerdekakan budaknya yang bernama Suwaibah sebagai bentuk kegembiraannya dengan kedatangan anak dari saudara kandungnya; Abdullah bin Abdul Muthalib.

Betapa berat siksaan bagi mereka yang kemudian menghina dan membenci Rasulullah SAW serta segala apa yang diajarkan yakni syariah Islam.

Kehebatan yang Allah SWT karuniakan kepada Rasul-Nya, diakui pula oleh lawannya. Termasuk diakui oleh Khalid bin Walid, yang akhirnya masuk Islam dan menyandang gelar Syaifullah (pedang Allah). Khalid bin Walid senantiasa menyimpan helai-helai rambut Rasulullah SAW yang ada padanya, di pelindung kepala yang digunakan untuk berperang, untuk mendapatkan keberkahan dan spirit jihad membela agama Allah SWT.

Sebelum diangkat menjadi Nabi, Muhammad sudah menjadi orang yang luar bisa saat momen kelahiran. Termasuk ketika beliau hendak mencium batu hajar aswad, maka batunya yang menghampiri Rasulullah SAW.

Muhammad kecil berada di Thaif diasuh oleh Halimah as-sa’diyah. Awalnya alamnya gersang, saat kedatangan Muhammad kecil, keberkahan berlimpah kepada keluarga Halimah dan alam sekitar menjadi subur.

Warga Thaif di kemudian hari ketika didakwahi mereka menolak, dan memberi perlakuan keji dengan melempari Rasulullah SAW dengan batu, namun beliau bersabar.

Di masa Rasulullah SAW banyak sekali yang ingin selalu dekat dengan beliau. Salah seorang sahabat yang berhasil diantaranya adalah Abdullah bin Abbas, yang amat masyhur ke-ulama’annya di tengah para sahabat.

Ada tawaran doa dari Rasulullah SAW kepada Abdullah bin Abbas. Beliau berfikir dua hari, kemudian memutuskan agar didoakan dapat mendampingi Rasul SAW di surga dan menjadi seorang yang faqih fiddin.

Dengan demikian, tidak sempurna jika mengatakan cinta Nabi namun anti terhadap syariah. Padahal melalui syariah inilah Rasulullah SAW mengubah sebuah negeri yang carut marut menjadi sebuah negeri yang mulia. Negeri Yastrib dulunya negeri yang banyak wabah penyakit dan tidak kondusif, namun ketika menerima dan diterapkan syariah Islam menjadi negeri yang maju dan mulia.

Wujud cinta tidak hanya di dalam hati namun diamalkan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Sholahudin al-Ayyubi, yang menjadikan momentum maulid Nabi sebagai momen perjuangan menaklukkan al-Quds.

Syariah Islam menunjukkan kegemilangannya di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kas negara berlimpah sehingga bisa dibagikan kepada umat, namun umat pun telah sejahtera sehingga tidak ada yang patut menerimanya.

Begitu pula pada masa Mu’tasim Billah, yang mampu menjaga kehormatan seorang muslim dengan pengirim pasukan tatkala dilecehkan.

Dengan bukti-bukti tersebut, stigma negatif tentang syariah terbantahkan kegemilangan negeri dengan menerapkan syariah secara kaffah mampu membina dunia kurang lebih 13 abad lamanya.

Maka di momen maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Adiasta mengajak kepada para jamaah yang hadir untuk selalu menjadi pemupuk semangat untuk cinta Nabi sekaligus cinta syariah yang dibawanya. [] thobib

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *