Eliminasi TBC Tahun 2030, Akankah Terwujud?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Eliminasi TBC Tahun 2030, Akankah Terwujud?

Ika Wulandari S

Kontributor Suara Inqilabi

Pemerintah menargetkan eliminasi Tuberculosis pada tahun 2030. Dan Indonesia harus sudah bebas Tuberculosis tahun 2050. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang menyebar ketika orang yang sakit TBC mengeluarkan bakteri ke udara, misalnya batuk. Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lain. TBC dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. TBC juga bisa berakibat fatal akan tetapi dalam banyak kasus, TBC dapat dicegah dan diobati.

Keberadaan pandemi Covid-19 menyebabkan mundurnya capaian dalam penyediaan layanan dan upaya penurunan beban penyakit TBC. Terdapat peningkatan kasus yang sebelumnya 5,8 juta kasus pada tahun 2020 menjadi 6,4 juta kasus pada tahun 2021. Dikabarkan 1,3 juta orang meninggal karena TBC pada 2020 dan 1,4 juta orang meninggal karena TBC pada 2021. (lms.kemkes.go.id, 15/03/2023).

Mengutip laman dari Tim Promkes RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC. Yaitu orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, petugas medis yang sering merawat penderita TBC, orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak, pengguna NAPZA, penderita penyakit ginjal stadium lanjut, orang yang mengalami kekurangan gizi, penderita kecanduan alcohol, perokok, Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya, serta orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn. (yankes.kemkes.go.id, 24/08/2022).

TBC masih menjadi ancaman serius di Indonesia. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap upaya eliminasi TBC. Tentu saja dibutuhkan solusi mendasar atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap penularan penyakit TBC, di antaranya adalah lingkungan (hygiene dan sanitasi), kemiskinan dengan segala dampaknya (rumah tidak sehat, gizi buruk), termasuk riset metode pengobatan dan pencegahan yang efektif.

Dengan sistem sekuler kapitalis yang diadopsi oleh negara saat ini, mampukah negara mengeliminasi TBC? Tidak, karena sistem kapitalis ini telah mengkatalisasi semua bidang dari pusat sampai ke daerah. Termasuk pada bidang kesehatan pun tak luput dari kapilisasi. Kesehatan rakyat diserahkan kepada pihak asuransi yang pastinya mencari keuntungan. Inilah cermin sistem kapitalis dimana negara hanya berperan sebagai regulator bukan sebagai pelayan yang mengurusi urusan umat/rakyat.

Sedangkan dalam pandangan Islam terwujudnya masyarakat sehat adalah tanggung jawab negara, termasuk eliminasi TBC. Negara yang menerapkan sistem pemerintahan Islam (khilafah) akan mengupayakan secara serius pencegahan dan eliminasi TBC secara komprehensif dan efektif. Islam mewajibkan negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat termasuk penyediaan rumah sehat bagi rakyat.

Negara wajib mengupayakan berbagai hal untuk mencegah dan memberantas penyakit TBC, termasuk mendukung riset untuk menemukan pencegahan dan pengobatan yang efektif. Negara juga wajib mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit dan upaya mencegahnya.

Wallahu A’lam Bishawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *