Sampai Kapankah Palestina Menderita?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Sampai Kapankah Palestina Menderita?

Nina Iryani S.Pd

Kontributor Suara Inqilabi

 

Sudah lebih dari 75 tahun Palestina dalam pilu, keadaan yang tidak baik-baik saja, fisik dan mental penuh kebingungan dalam kungkungan masalah yang tiada henti.

Para ibu yang kehilangan anak dan suaminya, para bapak yang kehilangan anak dan istrinya, para anak yang kehilangan orangtuanya. Para kekasih Allah penghafal Al-Qur’an ini mulia, namun dunia begitu bungkam membisu?

Fitnah-fitnah yang dilontarkan para penjajah dan sekutunya, penganiayaan bahkan pembunuhan brutal, belum lagi pemboikotan yang dilakukan penjajah dan sekutunya pada warga palestina sangat tidak berprikemanusiaan. Hujan-hujan rudal yang tiada henti membuat banjir darah Palestina seolah semua menjadi rutinitas yang belum usai, keadaan lapar, sulit air bersih, tempat teduh pun sulit didapat.

Ya Allah, iman mereka luar biasa, tapi hati ini hanya mampu menangis, kirim donasi dan sebar media sosial, sedangkan penjajah belum pergi, kematian masih bertambah jumlah nya di Palestina, belum lagi penganiayaan dan kekejaman lain oleh para laknatullah itu.

Dunia sibuk dengan nation state masing-masing, bahkan negeri-negeri tetangga yang notabene sesama kaum muslim malah semakin liberal kapitalis hingga menodai kesucian umat Islam dengan mengeksploitasi perempuan dan anak-anak, mempertontonkan aurat, memamerkan kemaksiatan, hilangnya rasa malu kepada Allah dan Rasulullah.

Allah SWT berfirman bahwa:

“Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia maha mendengar, Maha melihat.”

(TQS. Al-Isra ayat 1).

Allah SWT jelaskan dengan Firman-Nya:

“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab (Taurat) kamu pasti akan berbuat kerusakan dibumi ini dua kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”

(TQS Al-Isra ayat 4).

Allah SWT pun berfirman:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyiramkan wajahmu, lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsha), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.”

(TQS. Al-Isra ayat 7).

Allah SWT bahkan berfirman:

“Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan Rahmat kepadamu, tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir.”

(TQS Al-Isra ayat 8).

Demikian Al-Qur’an jelaskan bahwa yahudi memang dimenangkan sebanyak dua kali. Yaitu pada masa kenabian dan sekarang, namun dengan izin Allah, kaum Yahudi akan kalah kembali, dan bumi ini kembali dimenangkan Islam.

Rasulullah SAW bersabda:

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah, ‘ala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya, kemudian datang periode Mulkan ‘aadhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode Mulkan jabbriyan, (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak), dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala, setelah itu, akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah, kemudian Nabi SAW diam” (H.R Ahmad, Shahih).

Demikian sabda Rasulullah SAW mempertegas TQS surat Al-Isra. Betapa sangat jelas kejayaan dan kepastian kebenaran Islam, penerapannya yang menyejahterakan dan kebaikannya dunia akhirat dengan sang penjamin surga yaitu Allah SWT.

Hukum Islam adalah yang terbaik berasal dari sang pencipta, tidak seperti hukum buatan manusia yang mudah diingkari dan menimbulkan masalah baru diadakan solusi setelahnya pun (tambal sulam). Saatnya kembali memperjuangkan kemenangan Islam demi tegaknya Islam kaffah membuang jauh-jauh sistem kapitalis yang telah jelas menyengsarakan rakyat.

Wallahu’alam Bish-shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *