Jihad: Solusi Hakiki Masalah P4lestin4

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Jihad: Solusi Hakiki Masalah P4lestin4

Oleh Sri Rahayu

 (Pegiat Literasi)

 

​Seperti konflik abadi yang tak pernah padam, P4lestin4 kembali memanas setelah tembakan roket pejuang P4lestin4 Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu pagi, akhir pekan lalu. Israel pun melakukan serangan balik dengan klaim sebagai serangan balasan terhadap Hamas. Dilaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan tersebut telah melampaui 1500 orang. Menurut layanan kesehatan P4lestin4 dan Israel, lebih dari 900 orang tewas dan 2.600 orang lainnya luka di Israel. Setidaknya 687 orang tewas dan 3.700 orang terluka di Gaza.

​Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyatakan telah menabuh genderang perang dan bersumpah akan melakukan balas dendam. Israel bahkan telah melanjutkan serangan udaranya di seluruh wilayah Gaza dan telah memerintahkan penghentian total pasokan air, listrik dan makanan terhadap penduduk miskin dan diblokade, yakni sekitar 2,3 juta orang (CNBCIndonesia, 10/10/2023).

Namun, berbagai kecaman justru dilontarkan Negara-negara barat terhadap Hamas dan menyarankan agar menghentikan perang. “Ini adalah terorisme dalam bentuk yang paling keji. Israel punya hak untuk membela diri terhadap serangan keji itu” sebut Ketua Uni Eropa Ursula Van dor Leyen. Jerman dan Prancis pun turut melontarkan kecaman yang sama dan menyebut Israel punya hak yang dijamin oleh hukum Internasional untuk mempertahankan diri. Padahal faktanya, serangan Hamas adalah bentuk balasan terhadap pendudukan yang telah dilakukan Israel selama puluhan tahun atas tanah P4lestin4. Dan selama itu pula, Negara-negara barat diam serbu bahasa tanpa ada pembelaan sedikitpun terhadap P4lestin4.

Pendudukan Israel, awal penderitaan P4lestin4 juga sejarah panjang derita umat Islam yang sesungguhnya bermula setelah Inggris memerangi Khilafah Ustmaniyah tahun 1914. Pada tahun berikutnya 1915 dibentuk panitia khusus untuk merumuskan kebijakan pemerintahan Inggris terhadap Khilafah Ustmaniyah termasuk P4lestin4. Negosiasi pemerintah Inggris dan kaum Zionis berlangsung dalam sebuah konferensi pada tanggal 7 Februari 1917, yang diwakili oleh Sir Mark Sykes dan tokoh-tokoh pemimpin Zionis. Deklarasi ini menghendaki wilayah Khilafah Ustmaniyah dipecah-belah.

​Hingga pada tanggal 2 November 1917, Mentri Luar negeri Inggris, Arthur Balfour mengumumkan sebuah deklarasi yang dikenal dengan deklarasi Balfour dalam sebuah surat kepada pemimpin Zionis Yahudi Inggris, Lord Rothchild. Deklarasi tersebut memberikan dukungan secara terbuka terhadap pembentukan “sebuah kediaman Nasional bangsa Yahudi” di Palestina dan memfasilitasi tercapainya tujuan ini. Mandat Inggris dibentuk pada tahun 1923 dan berlangsung hingga 1948. Selama masa tersebut Inggris memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi ke P4lestin4.

Dukungan Inggris tak berhenti di situ. Tahun 1939 Inggris telah mengerahkan 30.000 tentaranya di P4lestin4. Tanah-tanah mereka dirampas dan diserahkan kepada pemukim Yahudi. Desa demi desa dibombardir dari udara, jam malam diberlakukan, rumah-rumah dihancurkan dan pembunuhan massal tersebar luas. Hingga pada 14 Mei 1948 secara sepihak dideklarasikan berdirinya Negara Israel. Mulai saat itu terjadi perubahan demografi Negara P4lestin4. Upaya perluasan wilayah secara paksa pun terus dilakukan hingga wilayah Israel kini telah mendominasi sebagian besar wilayah yang dulu adalah P4lestin4. Selama masa pendudukan, tak terhitung lagi berapa banyak darah umat Islam yang tumpah, berapa banyak tanah yang dirampas, berapa banyak rakyat yang terusir dari tanahnya sendiri.

Jihad Solusi Hakiki

Sesungguhnya keberadaan Israel di P4lestin4 adalah biang kerok masalah P4lestin4. Selama Israel masih bercokol, maka penderitaan P4lestin4 tak akan kunjung berakhir. Inilah yang harus dipahami oleh umat Islam. P4lestin4 penyelesaian masalah Palestina tidak cukup hanya dengan kecaman, kutukan, bantuan kemanusiaan dan obat-obatan.

Berharap pada lembaga internasioal dan negara-negara barat adalah mustahil. Lembaga PBB yang digadang-gadang sebagai lembaga yang menjaga keamanan dunia tak ubahnya seperti wasit tanpa peran apapun. Bahkan resolusi 181 PBB, justru menyerukan pembagian P4lestin4 menjadi Negara Arab dan Yahudi. Solusi normalisasi dan sejumlah perjanjian yang dilakukan tak membuat Israel menghentikan kekejamannya terhadan umat Islam di P4lestin4. Apalagi dengan dukungan Negara-negara barat Israel semakin peraya diri menguasai tanah suci P4lestin4.

Maka, satu-satunya solusi adalah mengusir Israel dari P4lestin4 dengan Jihad fisabilillah. Sayangnya umat islam saat ini terpecah belah, banyak jumlahnya tapi seperti buih dilautan. Umat butuh sebuah institusi pemersatu yang bisa menjadi junnah atau pelindung dan bisa mengerahkan seluruh kekuatan umat membebaskan tanah suci yang diberkahi. Itulah khilafah. Sesungguhnya tanah P4lestin4 adalah tanah ribath, setiap jengkal tanahnya dibebaskan dengan tetesan darah para syuhada. Dengan izin Allah, akan kembali ke pangkuan umat Islam.

Wallahu’alam bish-shawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *