Harga Naik Menjelang Ramadan, Tradisi?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Harga Naik Menjelang Ramadan, Tradisi?

Munamah

Ibu Rumah Tangga

 

Harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan dan hari besar agama selalu naik. Masyarakat pun latah berlomba-lomba stok barang di rumah agar tidak mengalami kenaikan harga. Hal ini menyebabkan para pedagang memanfaatkan momentum hari raya untuk meraup keuntungan berlimpah.

Seperti yang terjadi di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, sejumlah komoditas bahan pangan pokok naik seperti cabai, minyak goreng, gula pasir kualitas premium, dan daging ayam ras segar. Kenaikan tersebut terjadi 20 hari jelang bulan puasa atau Ramadan. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga cabai merah besar secara nasional mencapai Rp 42.200 per kilogram, pada Jumat (3/2). Angka tersebut naik dibandingkan pada bulan lalu yang mencapai Rp 36.250 per kg, dikutip dari katadata.com (27/2).

Akibatnya rakyat kesusahan dalam mendapatkan bahan kebutuhan pokok.  Negara seharusnya melakukan upaya antisipasi agar tidak ada gejolak harga dan rakyat mudah mendapatkan kebutuhannya.

Di sisi lain, ada pihak tidak bertanggung jawab yang bermain curang  dengan menimbun atau memonopoli perdagangan barang tertentu.

Fenomena yang terus terjadi ini sejatinya menunjukkan kegagalan negara dalam menjaga stabilitas harga dan menyediakan pasokan yang cukup sesuai kebutuhan rakyat. Sehingga rakyat merasakan kesulitan yang kian bertambah berat ketika harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Solusi Islam

Islam memiliki mekanisme yang ampuh yang mampu menjaga gejolak harga sehingga harga tetap stabil dan rakyat mampu mendapatkannya.

Khalifah (kepala negara) akan mengutus kepada pegawai pasar agar memantau harga-harga pasar dan memberikan sanksi jika ada pedagang yang melanggar aturan dari khalifah.

Selain itu Islam juga melarang berbagai praktek curang dan tamak seperti menimbun atau memonopoli komoditas sehingga mendapatkan keuntungan yang besar.

Dengan demikian, negara menjadi pelayan bagi umat tanpa menjadi kaki tangan konglomerat atau pemilik modal. Negara menutup pintu suap menyuap dari para kapital demi terpenuhinya kebutuhan pokok umatnya.

Merupakan tanggung jawab negara sebagai pengatur urusan rakyat harus mampu membuat rakyat hidup sejahtera dan tenang serta nyaman dalam segala kondisi. Termasuk pada saat hari raya tiba, harga pokok tetap dalam kondisi stabil.

Wallahu a’lam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *