Ekonomi Rakyat Makin Tercekik dan Menjerit Akibat PPKM

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Nina Matelda (Aktivis Muslimah Bangka Belitung)

 

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang diberlakukan sejak awal tahun 2021 untuk menekan penyebaran covid-19 di Indonesia. Sebelum pelaksanaan PPKM ini, pemerintah juga telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia. Perubahan PSBB hingga ke PPKM merupakan salah satu tanda bahwa pemerintah tidak konsisten dalam menangani pandemi.

Beberapa pedagang dan pengusaha menganggap PPKM darurat yang diberlakukan mulai 3 Juli 2021 cukup memberatkan mereka. Khususnya pengusaha menengah ke bawah. Misalnya sejumlah pedagang di kawasan Malioboro, Yogyakarta, memasang puluhan bendera putih tanda mereka menyerah. Pada hari Jum’at, 30 Juli 2021 mereka memasang bendera di sepanjang pendestrian Malioboro dan sebagian lainnya dikibarkan di gerobak dagangan. Bendera putih itu melambangkan para pedagang yang tak bisa lagi bertahan saat kebijakan PPKM level 4.Tak hanya mengibarkan bendera putih, mereka juga membacakan pernyataan sikap yang meminta pemerintah untuk peduli dengan nasib mereka.

Seharusnya setiap kebijakan yang diambil pemerintah, sebaiknya mengedepankan kepentingan masyarakat luas, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Banyak pedagang kecil yang berjualan demi mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarga mereka, terpaksa harus menutup usaha mereka. Mereka pasti sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Kebijakan PPKM yang diberlakukan, tidak disertai dengan periayahan terhadap masyarakat. Usaha-usaha rakyat kecil disuruh tutup tetapi kebutuhan hidup rakyat tidak mereka penuhi .Banyak sekali rakyat yang menjerit hari ini bahkan menolak kebijakan tersebut yang justru malah menambah derita rakyat. Rakyat seperti pepatah memakan buah simalakama, serba salah. Ingin melanggar kebijakan PPKM ini, tapi mereka takut dikenakan sanksi, tetapi jika mereka tidak keluar untuk berjualan, anak istri mereka mau dikasih makan apa. Para pejabat seakan-akan menutup mata akan hal ini. Para penguasa seakan tidak punya hati nurani lagi dalam mengurusi rakyat nya, rakyat dibuatnya semakin sengsara.

Sungguh wabah ini membuka mata masyarakat akan kezoliman penguasa negeri ini. Yang selalu saja mementingkan kepentingan para kapitalis. Kepahitan nyata sedang dirasakan masyarakat Indonesia. Terutama masyarakat menengah kebawah yang tidak punya penghasilan tetap. Membuat ekonomi rakyat tercekik dan menjerit.

Justru rasa empati datang dari warga beberapa komunitas yang ikut membagikan bantuan berupa sembako, makanan ,dan alat-alat kesehatan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 ini. Seharusnya rasa empati dalam kondisi seperti ini datangnya dari pejabat pemerintahan. Ini adalah salah satu bukti ketidakpekaan para pemimpin negeri ini. Kebijakan PPKM ini menambah ketidakpercayaan rakyat kepada penguasa.

Solusi dalam hal ini tidak lain hanyalah dengan diterapkannya sistem Islam yang menghasilkan pemimpin-pemimpin yang Amanah dan Peka terhadap kondisi rakyatnya. Mereka menjalankan tugas dengan penuh kesungguhan karena dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Para pemimpin Islam menyadari bahwa pelaksanaan semua tugasnya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT diakhirat nanti.

Gambaran pemimpin Islam dalam sistem pemerintahan Islam yang sangat peka terhadap rakyatnya adalah Umar bin Khathab r.a, beliau sigap mengecek kondisi setiap warganya jangan sampai ada yang kelaparan. Kepedulian seorang pemimpin yang luar biasa ini didukung dengan penerapan sistem kehidupan dan pemerintahan yang islami. Suasana keimanan lah yang menyelimuti para pemimpinnya.

Kondisi pandemi yang sulit saat ini butuh kepekaan para pemimpinnya, butuh pemimpin yang peduli terhadap nasib rakyat yang mereka pimpin, bukan malah bersenang-senang diatas penderitaan rakyatnya.

Allah SWT berfirman:

” Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya”.

(QS.Al-Maidah : 32)

Dalam konsep Sistem Islam Kaffah, semua dilandasi pentingnya nyawa manusia apalagi nyawa seorang muslim. Semua ini bisa terwujudkan hanya dengan Khilafah ala min hajjin Nubuwwah yang melahirkan pemimpin yang Amanah dalam menjalankan tugasnya yang selalu dilandasi keimanan kepada Allah SWT.

Wallahu A’lam Bishshawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *