BANJIR DI AWAL TAHUN 2024 SALAH SIAPA?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

BANJIR DI AWAL TAHUN 2024 SALAH SIAPA?

Rokayah

(Pengemban dakwah Islam kaffah)

 

Memasuki pekan kedua Januari, beberapa daerah di Kabupaten Bandung dilanda banjir akibat jebolnya tanggul anak sungai Cikapundung (Beritasatu.com, 14/01/2024). Bahkan di DKI Jakarta juga ketika hujan deras melanda di enam ruas jalan terendam banjir serta beberapa RT mengalami genangan air yang cukup tinggi sehingga sangat menganggu aktivitas masyarakat (beritasatu.com, 11/01/2024). Tak dapat dimungkiri banjir selalu menjadi bencana yang kerap berulang setiap kali musim hujan tiba. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian lebih dari pemerintah dalam menyelesaikannya. Tidak hanya memberikan solusi yang parsial tapi juga harus melihat sebab utamanya. Faktanya daerah-daerah yang menjadi langganan banjir tetap tidak mengalami penyelesaian yang solutif. Bahkan pemerintahan sudah berganti sekalipun tidak mengalami perubahan ke arah lebih baik.

Sejumlah kalangan menilai bahwa penyebab banjir di Kota Bandung tidak hanya soal curah hujan yang tinggi atau jebolnya tanggul penahan air sungai. Lebih jauh dari itu, bencana banjir akan terus terjadi karena pada faktanya tata kota serta pembangunan industri yang tidak memperhatikan lingkungan masih saja terjadi. Seperti sistem drainase yang buruk, sumbatan sampah, penyempitan, dan pendangkalan sungai, hingga pengalihan fungsi lahan justru menjadi masalah besar bagi kehidupan masyarakat. Pembangunan perumahan yang terus meningkat ikut andil menambah parahnya peningkatan banjir. Tempat yang seharusnya menjadi serapan air berubah menjadi perumahan-perumahan.

Begitulah dalam sistem kapitalisme-sekuler, pemerintah yang seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya ini justru melimpahkan pengurusan kepada pengusaha. Dalam hal ini pemasangan fiber optik yang akibatnya membuat saluran drainase tersumbat dan tersendat. Tentu saja hal itu adalah sangat wajar. Karena para pengusaha, para pemilik modal tidaklah ingin mengalami kerugian bahkan ketika tidak mengindahkan aturan Allah Swt sekalipun. Mereka tidak merasa takut bahwa perbuatan mereka kelak akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. Seperti dalam firman-Nya:

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Asy Syura: 42).

Berbeda dengan sistem Islam, di mana pemimpin sangat meriaayah umatnya. Karena setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban dari semua yang menjadi urusannya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasul Saw: “Dan imam (pemimpin) adalah raa’I (pengatur dan pengelola) dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas orang yang dipimpinnya itu” (HR Muslim).

Islam sebagai sistem yang baik, pada masanya pernah mengalami peradaban yang gemilang. Salah satunya dalam hal infrastruktur. Dalam hal ini bisa terlihat bagaimana tata ruang kota-kota besar pada era Khilafah. Utamanya terdapat di dalam kota-kota besar Islam pada waktu itu menjadi satu bentuk keagungan tersendiri dibandingkan peradaban lainnya. Pada masa Bani Umayyah, Cordoba menjadi ibu kota Andalus yang muslim. Kota ini dikelilingi dengan taman-taman hijau. Pada malam harinya di terangi dengan lampu-lampu sehingga pejalan kaki memperoleh cahaya sepanjang puluh mil lampu tanpa terputus. Lorong-lorongnya dialasi dengan batu ubin, dan sampah-sampah disingkirkan dari jalan-jalan, jumlah penduduknya lebih dari satu juta jiwa.

Sungguh indah kepemimpinan yang berlandaskan Islam semua akan terlindungi, terjaga dan Allah Swt akan menurunkan rahmat-Nya kepada seluruh penghuni bumi. Maka sudah saatnya umat ini mencampakkan aturan buatan manusia diganti dengan aturan Allah Swt yakni Syariah Islam secara keseluruhan dalam wadah Daulah Khilafah ‘ala minhajj nubuwwah.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *